BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keperawatan
adalah suatu fungsi yang unik dari perawat ubtuk menolong klien yang sakit atau
sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan,
kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional, sehingga pasien
dapat sembuh atau meninggal dengan tenang. Definisi ini merupakan awal
terpisahnya ilmu keperawatan dan medic dasar. Dari definisi tersebut adalah asumsi
tentang individu yaitu; individu perlu untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis
dan emosional. Individu memerlukan bantuan untuk memperoleh kesehatan dan
kemandirian atau meninggal dengan damai. Individu memerlukan kekuatan yang
diperlukan, keinginan atau pengetauan untuk mencapai atau mempertahankan
kesehatan.
Peran
perawat membantu individu sehat, sakit dengan suatu cara penambahan atau
pelengkap (supplementary atau emplementary). Perawat sebagai partner penolong
pasien dan kalau perlu sebagai pengganti bagi pasien. Focus perawat adalah
menolong pasien dan keluarga untuk memperoleh kebebasan dalam hal memenuhi 14
kebutuhan dasar yaitu: Bernafas normal, Makan dan minum adekuat, Eliminasi sampah tubuh, Bergerak dan
mempertahankan posisi yang diinginkan, Tidur dan istirahat tubuh, Memilih baju
yang cocok, Mempertahankan temperature dalam rentang normal dengan mengatur
pakaian dan memodifikasi Menjaga lingkunganserta menjaga tubuh.
Konsep
merupakan suatu ide di mana terdapat kesan yang abstrak yang dapat diorganisir
menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan suatu
ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori itu
sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang
didasari oleh fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolute atau
bukti secara lansung. Teori
keperawatan menurut Barnum tahun 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan
atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat
di bedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.
Teori
keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan
sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka
bekerja dalam batas kewenangan seoang perawat. Model konsep keperawatan ini
digunakan dalam menuentukan model praktek keperawatan, meningkatkan dalam model
praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan
nilai yang mendasari sebuah model.
Adanya
tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan
semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan
oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya. Karena itulah, teori keperawatan
yang saat ini dikembangkan dan diterapkan serta diuji melalui pendidikan dan
praktek keperawatan. Semua model menggambarkan 4 konsep yang sama, yaitu:
a.
Orang
yang menerima asuhan keperawatan
b.
Lingkugan
atau masyarakat
c.
Kesehatan
(sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
d.
Keperawatan
dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)
1.2 Rumusan Masalah
a.
Bagaimana
pandangan Dorothy E. Jhonson mengenai konsep dan teori keperawatan ?
b.
Bagaiman
konsep dan teori keperawatan Jhonson ?
c.
Bagaimana
konsep utama dan beberapa definisi dalam konteks teori keperawatan ?
1.3 Tujuan
a.
Untuk
memenuhi tugas Keperawatan Dasar yang diberikan oleh dosen pengajar
b.
Untuk
mengetahui konsep dan teori keperawatan model Jhonson
1.4 Manfaat
a.
Mengetahui
bagaimana pandangan Dorothy E. Jhonson mengenai konsep dan teori keperawatan.
b.
Menetahui
bagaimana konsep dan teori keperawatan Jhonson.
c.
Mengetahui
bagaimana konsep utama dan beberapa definisi dalam konteks teori keperawatan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Biografi
Dorothy E.
Johnson
Dorothy E.
Johnson dilahirkan pada tanggal 21 agustus
1919 di Savannah, Georgia. Pada tahun 1933 Johnson memperoleh gelar A.A. dari Armstrong junior
College di Savannah, Georgia. Pada tahun1949-1978 Johnson menjadi instruktur dan asisten
profesor dalam perawat kesehatan anak-anak (pediatric nursing) di Vanderbilt University
School of Nursing. Pada tahun 1955-1956 Johnson menjadi penasehat pediatric nursing
yang ditugaskan di Sekolah kesehatan Kristen bidang Keperawatan di Vellore,
India Selatan. Dan Johnson mendapatkan Penghargaan yang paling dibanggakan yaitu Faculty Award. Pada tahun 1975 mendapatkan
penghargaan kembali sebagai Lulu
Hassenplug Distinguished Achievement Award dari Asisi. Dia seorang
Sarjana Muda Dalam Ilmu Pengetahuan Keperawatan dari Universitas Vanderbilt,
Nashville, Tennesse, dan tentang ilmu kesehatan dari Harvard. Dia memulai
penerbitan idenya tentang keperawatan segera setelah wisuda dari Vanderbilt.
Kebanyakan waktunya untuk berkarier sebagai guru di universitas dari
California, Los Angles. Dia mengerjakan tugasnya seperti Guru Besar, dan
pensiun, 1 Januari, 1978 dan setelah itu berada Florida. Teori sistem perilaku Johnson tumbuh
dari keyakinan Nightingale yakni tujuan perawatan adalah membantu individu-individu
untuk mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat
harus berfokus pada pasien sebagai individu dan bukan pada entitas yang
spesifik. Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi,
sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya.
Dorothy
Johnson mempengaruhi profesinya melalui penerbitan karyanya sejak 1950.
Sepanjang kariernya, Johnson telah menekan kepentingan dari penelitian yang
mendasari ilmu perawatan oleh perawat kepada klien. Johnson ialah pencetus awal
dari keperawatan sebagai satu pengetahuan seperti halnya satu seni. Yang juga
seorang perawat yang mempunyai satu pengetahuan yang mencerminkan keduanya,
yaitu pengetahuan dan seni. Awalnya, Johnson mengajukan bahwa ilmu pengetahuan
dari keperawatan penting bagi perawatan yang dilaksanakan oleh perawat secara
efektif yang meliputi satu sintese konsep kunci yang diambil dari dasar dan
ilmu terapan. Johnson menyandarkan
sepenuhnya pada toeri sistem-sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A.
Rapoport, R. Chin dan W.Buckley. Struktur teori sistem perilaku dipolakan
sesudah model sistem; sistem dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan
untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk keseluruhan.
Dalam tulisannya, Johnson mengkonseptualkan
manusia sebagai sistem perilaku dimana fungsi adalah observasi perilaku adalah
teori sistem biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan sistem biologi
yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan sistem
biologi. Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis
bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada
pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Johnson memakai konsep dari
disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi
dan modifikasi perilaku, untuk mengembangkan teorinya.
Johnson mencatat bahwa meski
literatur menunjukkan ide dukungan lain yaitu bahwa manusia merupakan sistem
perilaku, sejauh yang ia tahu, ide tersebut adalah asli dari dirinya.
Pengetahuan bagian-bagian sistem perilaku didukung dalam ilmu-ilmu perilaku,
tetapi literatur empiris mendukung dugaan bahwa sistem perilaku merupakan
keseluruhan yang belum dikembangkan. Dalam sistem biologis, pengetahuan atas
bagian-bagianya lebih dahulu dari pengetahuan keseluruhan sistem.
2.2 Pandangan
Dorothy E. Jhonson Mengenai Konsep Dan Teori Keperawatan
Pada 1968, Johonson mengusulkan model
keperawatannya sebagai wujud perkembangan dari "Efisien dan Fungsi Tingkah
Laku yang Efektif pada Pasien untuk Mencegah Penyakit”. Diidentifikasi sebagai
satu sistem tingkah laku dengan subsistim multipel. Dalam posisi ini Johnson
mulai mengintegrasikan konsep berhubungan ke model sistem pekerjaannya,
selanjutnya digambarkan oleh pernyataan dari kepercayaan bahwa keperawatan
dikaitkan dengan satu orang sebagai satu keutuhan yang terintegrasi dan pada
pengetahuan spesifik dari objek yang kita perlukan. Tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan dan mempedulikan keutamaan klien.
Pada pertengahan 1970, beberapa juru
keperawatan menerbitkan konsep dari keperawatan yang berlandaskan Johnson yaitu
model sistem tingkah laku. Grubbs, Holaday, Skolny, dan Riehl, Damus, dan Bor
adalah beberapa pengarang yang menginterpretasikan Jhonson. Roy dan Wu dan
orang lain berbagi kepercayaan mereka pada perawat sekitarnya pada waktu yang
sama dan pengaruh Johnson, seperti guru besar mereka, benar-benar dicerminkan
pada pekerjaan mereka Pada 1980.
Johnson menerbitkan konsepnya
"Model Sistem tingkah laku Dari Keperawatan". Karya ini merupakan
karya pertama yang diterbitkan oleh Johnson dan menjelaskan secara lengkap
definisi dari model sistem tingkah laku. Evolusinya pada pembangunan dari model
kompleks dengan jelas dipertunjukkan pada kemajuan dari idenya, dari pekerjaannnya
terpublikasi pada 1950 kemudian karya terakhirnya diterbitkan pada 1980.
Jhonson adalah salah satu dari
sekian banyak perawat ahli teori dalam sejarah perkembangan ilmu dan teori
konseptual keperawatan. Pada perkembangan teori keperawatan, secara prinsip,
berasal dari tori- teori sosial, biologi, dan medis. Dengan pengecualian karya
Florence Nightingale pada tahun 1850-an. Selama tahun 1970-an, suatu consensus berkembang
di antara pemuka keperawatan bahwa unsur umum dari keperawatan mencangkup sifat
keperawatan, (peran/ tindakan), resipien individual dari asuhan klien, konteks
dari interaksi perawat-klien.
Beberapa metode telah digunakan
untuk mengembangkan model konseptual keperawatan yang ada. Pada awalanya,
ketika para perawat mendapat pendidikan lebih lanjut, dan menjadi terbiasa
dengan teori dan disiplin lain, mereka mengenali bahwa teori ini akan berguna
dalam menjelaskan tindakan keperawatan. Teori- teori tersebut dipinjam dari
displin lain. Contoh pendekatan ini adalah penggunaan teori system sebagai
dasar untuk model system keperawatan (1980). Dengan mengenali pentingnya peran
yang dimainkan teori dalam mengembangkan disiplin ilmiah, dan kesadaran bahwa
teori dari disiplin lain tidak memadai untuk menggambarkan keperawatan, para
perawat mulai mengembangkan teori mereka sendiri. Jhonson sendiri mencetuskan
teorinya yang juga berkaitan dengan teori lain yang telah ada sebelumnya. Teori
Jhonson ini berkaitan erat dengan konsep perilaku yang telah diuraikan oleh
banyak ahli psikologi pada tahun- tahun perkembangan ilmu pengetahuan dunia,
yang kemudian berkesinambungan pada ahli- ahli teori setelah Dorothy yang
mengembangkan kembali teori- teori ini serta menggunakannya pada teori disiplin
lain.
2.3 Model
Konsep dan Teori Keperawatan Jhonson
Model Dorothy Johnson (1980, 1990) adalah sintesis
dari teori dan konsep ilmu perilaku dan biologi, yang terintegrasi kedalam
kerangka kerja sistem. Teori mengenai stress dan adpatasi menjadi titik focus
dalam model ini. Setiap orang dipandang sebagai suatu sistem perilaku yang
terdiri atas tujuh subsistem. Subsistem tersebut berinteraksi dan saling
terkait. Setia orang berupaya mencapai keseimbangan dan kestabilan baik secara
internal maupun eksternal dan berfungsi secara efektif melalui penyesuaian dan
beradaptasi terhadap tekanan-tekanan dari lingkungan melalui pola atau respons
yang telah dipelajari. Jika tekanan-tekanan ini terlalu besar dan orang
tersebut tidak mampu beradaptasi atau mencapai fungsi yang optimum, maka
terjadi ketidakstabilan dalam satu subsistem atau lebih, sehingga mengurangi
kapasitas dan efesiensi fungsi dan mengurangi energy.
Perawat
membantu siapa saja yang terancam atau secara potensial terancam oleh ketidak
seimbangan sistem perilaku guna mempertahankan fungsi yang efisien dan efektif.
Para perawat mengatur tekanan eksternal untuk
memulihkan sistem perilaku (biopsikososial) pada tingkat yang optimum dengan
memberdayakan regulasi atau pengendalian eksternal, mengubah unsur structural
dengan arah yang diinginkan atau memenuhi kebutuhan fungsi dari subsistem. Model
Johnson didasarkan pada interaksi dari sistem perilaku seseorang dan subsistem
dengan lingkungan.
· Sistem perilaku
Dalam
teori sistem, suatu sistem adalah keutuhan dengan bagian-bagian yang saling
bergantung. Bagian-bagian tersebut memilii struktur dan suatu proses atau pola
perilaku. Sistem ditandai oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan,
dan integrasi dari bagian-bagiannya. Melalui interaksi baik di dalam subsistem
maupun dengan tekanan ekternal yang bekerja pada subsistem, sistem berupaya
untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan melalui penyusuaian dan
adaptasi.
·
Subsistem
Model dari Johnson mempunyai tujuh subsistem yang
saling tergantung. Gangguan yang terjadi pada satu subsistem dapat mengganggu
subsistem yang lainnya. Masing-masing subsistem mempunyai fungsi yang unik atau
tugas khusus yang penting untuk suatu performa terintegrasi dari keseluruhan
subsistem, dan masing-masing mempunyai struktur dan fungsi.
4 unsur structural memengaruhi setiap subsistem.
Unsur pertama adalah tujuan atau dorongan, didefinisikan sebagai tujuan dari
perilaku dan konsekuensi yang dicapai. Secara umum tujuan masing-masing
subsistem adalah universal, namun terdapat variasi individual. Unsur kedua, set
subsistem individu mencerminkan “predidposisi tindakan yang akan dilakukan oleh
seseorang mengacu pada tujuan” (Johnson, 1990). Set membedakan rentang perilaku
yang tersedia bagi individu untuk mencapai tujuan tertentu. Perilaku yang
dipilih terbentuk melalui pembelajaran, penguasaan, dan pengalaman. Unsur
ketiga, masing-masing subsistem mempunyi pilihan perilaku alternative untuk
mencapai tujuan khusus. Tujuan dicapai melalui perilaku subsistem individual,
yang merupakan satu-satunya aspek yang dapat diamati dari setiap subsistem. Perilaku
ini diteliti untuk mengetahui efisiensinya dalam mencapai tujuan.
Masing-masing subsistem mempunyai suatu set respon
atau kecenderungan perilaku yang telah diterapkan yang diarahkan kepada tujuan
atau dorongan yang umum. Respon-respon tersebut dibentuk melalui kematangan,
pengalaman, dan pembelajaran. Respon dipengaruhi oleh factor-faktor
biopsikososial. Seiring waktu, respon dapat dimodifikasi, tetapisuatu pola
respon berulang yang dapat diamati terus berlanjut.
Masing-masing
dari ketujuh subsistem mempunyai tujuan yang unik:
Ø Ingestif
Mengambil dari
lingkungan sumber-sumber yang diperlukan untuk mempertahankan integritas,
mencapai kepuasan, dan mengnternalisasi lingkungan eksternal (grubbs, 1980).
Ø Pencapaian
Menguasai atau
mengendalikan diri atau lingkungan melalui pencarian beberpa standar
kesempurnaan, seperti keterampilan fisik, sosial, atau kreatif.
Ø Agresif
Melindungi
diri dan oranglain dari benda-benda, orang, ide-ide yang meiliki potensi
mengancam; berfungsi sebagai mekanisme perlindungan diri. Agresif,
subsistim berhubungan ke perilaku mengaitkan dengan perlindungan dan
penyelamatan. Johnson melihat subsistim agresif seperti sesuatu bahwa
menghasilkan tanggapan bertahan dari perorangan ketika hidup atau wilayah
diancam. Subsistim agresif tidak meliputi perilaku itu dengan satu penggunaan
primer untuk melukai individu lain.
Ø Eliminative
Merupakan
bentuk pengelluaran segala sesuatu dari sampah atau barang yang tidak berguna
secara biologis. Subsistim eliminative berhubungan ke perilaku mengepung
eksresi dari sisa buangan dari tubuh. Johnson mengakui ini mungkin sulit
terpisah dari satu perspektif sistem biologi. Bagaimanapun, seperti dengan
proses pencernaan sekitar perilaku dari makanan, ada secara sosial perilaku
bisa diterima untuk waktu dan tempat untuk manusia ke eksresi dari limbah,
telah mendefinisikan berbeda secara sosial perilaku yang dapat diterima untuk
eksresi dari limbah, tapi keberadaan dari hal itu pola yang tersisa dari budaya
ke budaya.
Ø Seksual
Menciptakan
dan memuaskan perasaan tertarik dan mengasihi orang lain. Subsistim
seksual mencerminkan tingkah laku berhubungan ke prokreasi. Biologi berdua dan
pengaruh faktor kemasyarakatan perilaku pada subsistim seksual. Lagi, perilaku
berhubungan ke budaya dan akan membedakan dari budaya ke budaya. Perilaku juga
akan bervariasi sesuai dengan genus dari perorangan. Kunci adalah itu merupakan
suatu masukan pada semua masyarakat yang mempunyai hasil yang sama perilaku
bisa diterima oleh masyarakat luas.
Ø Afiliatif atau Kelekatan
Berhubungan atau
menjadi bagian dari sesuatu atau orang. Tujuannya adalah mencapai inklusi
social, keakraban dan ikatan social yang kuat untuk keamanan dan akhirnya untuk
bertahan. Akhirnya, subsistim perampungan menimbulkan perilaku coba itu untuk mengontrol
lingkungan. Intelektual, fisik, kreatif, mekanik, dan perampungan keterampilan
sosial adalah beberapa area yang Johnson kenali. Area lain dari pemenuhan
pribadi atau sukses juga boleh diliputi di subsistim ini.
Ø Ketergantungan
Subsistim
detik diidentifikasi oleh Johnson adalah subsistim ketergantungan. Johnson
mencirikan subsistim ketergantungan dari lampiran atau subsistim affiliative.
Perilaku ketergantungan adalah “membantu” perilaku itu memelihara perilaku dari
individu lain pada lingkungan. Hasil dari perilaku ketergantungan adalah
“persetujuan”, perhatian atau bantuan pengenalan dan “fisik”. Sulit untuk
memisahkan subsistim ketergantungan dari affiliative atau subsistim lampiran
karena tanpa seseorang diinvestasikan di atau terlampir ke perorangan untuk
menjawab ke individu itu merupakan perilaku ketergantungan, subsistim
ketergantungan harus menghidupkan lingkungan yang berfungsi/berguna.
Mendapatkan
sumber-sumber yang dibutuhkan guna mendapat bantuan, perhatian, kepastian, dan keamanan:
bantuan dalam mencapai dukungan, perhatian, kepercayaan, dan sokongan.
Berdasarkan subsistem tersebut di
atas, maka akan terbentuk sebuah sistem perilaku individu, sehingga Jhonson
memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut
harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan sistem
perilaku tersebut.
Dorothy E. Jhonson meyakini bahwa asuhan keperawatan
dilakukan untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan
efisien untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan
terdiri dari dua sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu.
Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh
terhadap perilaku seseorang.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaktif baik
fisik, mental, emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal
dengan harapan dapat memelihara kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan
untuk membantu keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan
masalah yang dilakukan ketika ia sakit.
Menurut Jhonson, ada empat tujuan
asuhan keperawatan kepada individu yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan
tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi
tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu
mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
Johnson meyakini masing-masing
individu telah memiliki pola, penuh arti, berulang, jalan dari akting yang
termasuk satu sistem tingkah laku spesifik ke individu itu. Aksi ini atau
perilaku dari satu “terorganisir” dan unit fungsional yang terintegrasi yang
menentukan dan membatasi interaksi di antara orang dan lingkungannya dan
mendirikan hubungan dari orang ke objek, peristiwa dan keadaan pada
lingkungannya. Johnson mengidentifikasi tujuh subsistim pada sistem tingkah
laku. Identifikasi ini dari tujuh subsistim berlawanan dengan lain yang punya
menerbitkan penafsiran dari meodel Johnson.
Fungsi
optimal dari subsistim affiliative
memgiijinkan "pemasukan sosial, keakraban pada formasi dan lampiran dari
satu kemasyarakatan yang kuat dan terikat". Subsistem satu pemberi
kekhawatiran berpengaruh telah ditemukan secara kritis untuk survival dari satu
bayi. Pada proses kematangan perorangan, lampiran ke pejabat berlanjut dan lampiran
tambahan ke individu berpengaruh nyata yang lain saat mereka memasuki keduanya
anak dan kemudian menjadi dewasa.
Model dari Johnson mempunyai tujuh subsistem yang saling
tergantung. Gangguan yang terjadi pada subsistem dapat mengganggu subsistem
lainya. Masing-masing subsistem mempunyai fungsi yang unik atau tugas khusus
yang penting untuk suatu performa terintegrasi dari keseluruha subsistem dan
masing-masing mempunyai struktur dan fungsi. Empat unsur structural memengaruhi
setiap subsistem. Unsur pertama adalah tujuan atau dorongan, didefenisikan
sebagai tujuan dari perilaku dan konsekuensi yang ingin dicapai. Secara umum
tujuan masing-masing subsistem adalah universal namun terdapat variasi
individual. Unsur kedua, set subsistem individu mencerminkan “predisposisi
tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang mengacu pada tujuan” (Johnson,
1990). Set membedakan rentang perilaku yang tersedia bagi individu untuk
mencapai tujuan tertentu. Perilaku yang dipilih terbentuk melalui pembelajaran,
penguasaan, dan pengalaman. Unsur ketiga, masing-masing subsistem mempunyai
pilihan perilaku alternative untuk mencapai tujuan khusus. Tujuan dicapai
melalui perilaku subsistem individual, yang merupakan satu-satunanya aspek yang
dapat diamati dari setiap subsistem. Perilaku ini diteliti untuk mengetahui
efesiesinya dalam mencapai tujuan.
Masing-masing subsistem mempunyai suatu set respons atau
kecenderungan perilaku yang telah ditetapkan dan diarahkan kepada tujuan atrau
dorongan yang umum. Respons-respons tersebut dibentuk melalui kematangan, pengalaman,
dan pembelajaran. Respons dipengaruhi oleh factor-faktor psikososial. Seiring
waktu, respons dapat dimodifikasi, tetapi suatu pola respons berulang yang
dapat diamati terus berlanjut.
·
Kebutuhan
sistem
Masing-masing subsistem mengharuskan bahwa
kebutuhan-kebutuhan fungsi harus dipenuhi dan mekanisme pengaturan tetap utuh
untuk mempertahankan kestabilan dan keseimbangan. Kebutuhan fungsi dipenuhi
melalui upaya individual sendiri atau melalui bantuan dari lingkungan.
Kebutuhan ini mencakup perlindungan, pemeliharaan, dan stimulasi. Perlindungan
mengacu pada menjaga keamanan individu dari pengaruh yang membahayakan saat
sistem tidak dapat mengatasinya, menjaga individu dari ancaman yang tidak
diinginkan, dan mengatasi ancaman atas nama individu (grubbs, 1980).
Pemeliharaan berarti mendukung perilaku adaptif individu yang adekuat melalui
pemeliharaan, latihan, dan kondisi-kondisi yang mendukung perilaku yang sesuai.
Stimulasi meningkatkan kelangsungan tumbuh kembang. Berbagai bentuk stimulasi
digunakan untuk tujuan yang berbaeda guna mempertahankan atau meningkatkan
kestabilan perilaku.
Individu menggunakan berbagai mekanisme pengaturan
dan pengendalian untuk megevaluasi dan memilih perilaku yang diinginkan. Mekanisme
ini dipelajari melalui pengalaman dimasa kanak-kanak dan biasanya di
internalisasi dimasa dewasa. Tiga tipe utama mekanisme pengaturan dan
pengendalian yang digunakan individu adalah biopsikologis, psikologis, dan
sosiokultural. Mekanisme ini memberi pantauan dan umpan balik kepada sistem.
Mekanisme-mekanisme tersebut memandu perubahan-perubahan perilaku dan
mengoordinasi diantara subsistem.
·
Pola
Perilaku
Masing-masing sistem dan subsistem mengembangkan
respon-respon yang berpola, berulang, dan bertujuan untuk membentuk suatu unit
fungsional yang terorganisasi dan terintegrasi. Respon-respon yang berpola ini
menentukan interaksi dari subsistem, sistem, dan lingkungan. Pola perilaku
menetapkan hubungan sistem atau orang dengan benda-benda, peristiwa, dan
situasi dalam lingkungan. Pola-pola ini teratur, bertujuan, dan dapat
diprediksi, yang mempertahankan efisiensi fungsi sistem.
Dalam pandangan Johnson, tujuan keperawatan adalah
mempertahankan, memulihkan, atau mencapai keseimbangan stabilitas dalam sistem
perilaku klien. Jika sitem seseorang tidak dapat beradaptasi atau menyesuaikan
dengan tekanan lingkungan eksternal, maka perawat bertindak sebagai kekuatan
pengatur eksternal untuk memodifikasi atau mengubah struktur atau memandu
kebutuhan fungsi guna memulihkan kestabilan.
Model ini hanya dapat diterapkan untuk individu yang
sistem perilakunya terancam atau potensial terus terancam oleh ketidakstabilan.
Model ini sangat berguna dalam proses keperawatan untuk individu yang sakit.
Model mencakup aspek biopsikososial kesehatan; namun demikian, model
perkembangan juga dapat dibutuhkan untuk pengkajian dan analisis keperawatan
yang lengkap. Model dari Johnson tidak menguraikan dengan jelas pengaturan
lingkungan tempat keperawatan terjadi, tidak juga membahas kebutuhan
pemeliharan dan promosi kesehatan seseorang.
2.4 Konsep
Utama dan Defenisi Dalam Teori Keperawatan
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan
behavioral system theory. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan
oleh para ahli perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses
intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat
responsive terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson
memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran actual dan tak
langsung makhluk social lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi
adaptif utama.
·
Sistem
Dengan
memakai definisi sitem oleh Rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan, “A system
is a whole that fungtions as a whole by virtue of the interpedence of its part”
(system merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan
antar bagian-bagiannya). Johnson menerima pernyataan Chin yakni tedapat
“organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi bagian dan elemen-elemen”.
Disamping
itu, manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui
pengaturan dan adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.
·
Batasan Perilaku
Perilaku manusia (human behavior) merupakan sesuatu yang
penting dan perlu dipahami secara baik. Hal ini disebabkan perilaku manusia
terdapat di dalam setiap aspek kehidupan manusia. Perilaku manusia tidak
berdiri sendiri. Perilaku manusia mencakup dua komponen, yaitu sikap atau
mental dan tingkah laku (attitude). Sikap atau mental merupakan sesuatu yang
melekat pada diri manusia. Mental diartikan sebagai reaksi manusia terhadap
sesuatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku merupakan perbuatan tertentu
dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan atau situasi yang dihadapi.
Perbuatan tertentu ini dapat bersifat positif dapat pula negative. Perlu pula
ditekankan bahwa individu dalam merespons atau menanggapi suatu peristiwa atau
keadaan, selain dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi, juga dipengaruhi
lingkungan ataupun kondisi pada saat itu. Selain pengertian tersebut di atas
pengertian perilaku dapat pula ditinjau dari aspek biologis.
Pengertian perilaku dari segi biologis dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku
organisasi, misalnya merupakan kegiatan atau aktivitas- aktivitas yang
dilakukan dalam organisasi. Adapun perilaku manusia dapat diartikan sebagai
aktivitas manusia yang sangat kompleks sifatnya, antara lain perilaku dalam
berbicara, berpakaian, berjalan dan sebagainya. Perilaku ini umumnya dapat
diamati oleh orang lain. Namun adapula perilaku yang tidak dapat diamati oleh
orang lain atau biasa disebut sebagai internal activities seperti, persepsi,
emosi, pikiran, dan motivasi.
Dalam dunia kesehatan, ada dua factor yang mempengaruhi
perilaku manusia. Kedua factor tersebut adalah factor keturunan atau genetic
dan factor lingkungan (enviromental). Perspektif yang berpusat pada personal
mencakup factor biologis dan factor sosiopsikologis. Factor biologis memandang
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh warisan biologis dari kedua orang tua.
Sedangkan factor yang mempengaruhi perubahan perilaku, pada hakikatnya identik
dengan factor yang mempengaruhi perkembangan individu. Factor yang dimaksud
dapat berupa factor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah, factor
lingkungan yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses
perkembangan, dan factor waktu yaitu saat tibanya masa peka atau kematangan.
Ketiga factor tersebut dalam proses berlangsungnya perkembangan individu
berperan secara interaktif. Telah dikemukakan bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh factor keturunan serta factor lingkungan oleh karena itu,
kedua factor tersebut ikut menentukan perilaku manusia. Factor keturunan
merupakan bawaan dari seseorang yang melekat pada dirinya sebagai warisan dari
orang tuanya. Termasuk dalam factor ini antara lain emosi, kemampuan sensasi,
kemampuan berfikir (kecerdasan).
Kata “Behaviorisme”
biasanya digunakan untuk melukiskan isi sejumlah teoriyang saling berhubungan
dibidang psikologi, sosiologi dan ilmu-ilmu tingkah laku.
Ilmu perilaku adalah suatu istilah
bagi pengelompkan yang mempunyai cakupan luas termasuk di dalamnya antropologi,
sosiologi, dan psikologi. Yang bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai
kegiatan manusia, sikap, dan nilai-nilai. Setelah psikologi bekembang luas
dituntut mempunyai cirri-ciri suatu disiplin ilmu pengetahuan maka jiwa
dipandang terlalu abstrak. Sementara itu, ilmu pengetahuan menghendaki objeknya
bisa diamati, dicatat, dan diukur.Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari
tentang perilaku karena perilaku dianggap lebih muda diamati, dicatat, dan
diukur. Arti prilaku mencangkup prilaku yang kasat mata seperti makan,
menangis, memasak, melihat, bekerja, dan prilaku yang tak kasatmata, seperti
fangtasi, motivasi, dan proses yang terjadi pada waktu seseorang diam atau
secara fisik tidak bergerak.
Pandangan
Johnson tentang manusia seperti mempunyai dua sistem utama, sistem biologi dan
sistem tingkah laku. Ini adalah peran dari sistem pengobatan untuk memfokuskan
pada sistem biologi, sedangkan fokus keperawatan adalah sistem tingkah laku.
Ada
pengenalan dari aksi timbal balik yang terjadi di antara sistem biologi dan
tingkah laku ketika beberapa jenis dari kelainan fungsi tubuh terjadi di yang
lain sesuatu dari sistem. Yang dapat dipengaruhi oleh tiga unsur utama.
ü Masyarakat
Berhubungan dengan lingkungan dimana
seseorang berada. Menurut Johnson, perilaku seseorang dipengaruhi oleh semua
peristiwa pada lingkungan. Pengaruh budaya pada perilaku seseorang dipandang
dari dalam. Ini adalah rasakan pada banyak alur, yang membedakan budaya ke
budaya yang bebeda, yang mempengaruhi perilaku spesifik pada sekelompok
orang-orang, meskipun bisa jadi seluruh anggota masyarakat atau individu ada
yang sama.
ü Kesehatan
Adalah penuh arti, yang dapat
menyesuaikan diri, tanggapan, fisik, secara mental, emosional, dan secara
sosial, ke stimuli internal dan eksternal agar memelihara kemantapan hidup.
Model tingkah laku Jhonson mendukung bahwa seseorang mencoba untuk memelihara
keseimbangan.
ü Perawat
Perawat mempunyai satu masukan
primer yaitu untuk membantu perkembangan
keseimbangan pada seseorang. Hal Ini mempertimbangkan praktek dari perawat
dengan individu pada apapun titik pada rangkaian penyakit kesehatan. Perawatan implementasi mungkin memfokuskan pada perubahan
dari satu perilaku yang mendukung untuk memelihara keseimbangan seseorang . Di
teori lebih awal, Johnson memfokuskan perawatan pada individu yang terganggu
keseimbangannya. Oleh Jhonson pada 1980,
dia menyatakan keperawatan itu mempunyai kaitan dengan utuh terorganisir dan
terintegrasi, tapi itu fokus utama di di dalam memelihara satu seimbang pada
sistem tingkah laku ketika penyakit terjadi pada perorangan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan
adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang diberikan untuk menolong orang
secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas
perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka.
3.2 Saran
Diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui/menguasai
tentang Model, konsep dan teori
keperawatan menurut para ahli dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar