Senin, 26 September 2016

KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN MODEL DOROTHY JHONSON



BAB I 
PENDAHULUAN

   Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat ubtuk menolong klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional, sehingga pasien dapat sembuh atau meninggal dengan tenang. Definisi ini merupakan awal terpisahnya ilmu keperawatan dan medic dasar. Dari definisi tersebut adalah asumsi tentang individu yaitu; individu perlu untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional. Individu memerlukan bantuan untuk memperoleh kesehatan dan kemandirian atau meninggal dengan damai. Individu memerlukan kekuatan yang diperlukan, keinginan atau pengetauan untuk mencapai atau mempertahankan kesehatan.
Peran perawat membantu individu sehat, sakit dengan suatu cara penambahan atau pelengkap (supplementary atau emplementary). Perawat sebagai partner penolong pasien dan kalau perlu sebagai pengganti bagi pasien. Focus perawat adalah menolong pasien dan keluarga untuk memperoleh kebebasan dalam hal memenuhi 14 kebutuhan dasar yaitu: Bernafas normal, Makan dan minum adekuat, Eliminasi sampah tubuh, Bergerak dan mempertahankan posisi yang diinginkan, Tidur dan istirahat tubuh, Memilih baju yang cocok, Mempertahankan temperature dalam rentang normal dengan mengatur pakaian dan memodifikasi Menjaga lingkunganserta menjaga tubuh.       
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan suatu ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolute atau bukti secara lansung. Teori keperawatan menurut Barnum tahun 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat di bedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan seoang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menuentukan model praktek keperawatan, meningkatkan dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
Adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya. Karena itulah, teori keperawatan yang saat ini dikembangkan dan diterapkan serta diuji melalui pendidikan dan praktek keperawatan. Semua model menggambarkan 4 konsep yang sama, yaitu:
a.       Orang yang menerima asuhan keperawatan
b.      Lingkugan atau masyarakat
c.       Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
d.      Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)

1.2  Rumusan Masalah
a.       Bagaimana pandangan Dorothy E. Jhonson mengenai konsep dan teori keperawatan ?
b.      Bagaiman konsep dan teori keperawatan Jhonson ?
c.       Bagaimana konsep utama dan beberapa definisi dalam konteks teori keperawatan ?

1.3  Tujuan
a.       Untuk memenuhi tugas Keperawatan Dasar yang diberikan oleh dosen pengajar
b.      Untuk mengetahui konsep dan teori keperawatan model Jhonson

1.4  Manfaat
a.       Mengetahui bagaimana pandangan Dorothy E. Jhonson mengenai konsep dan teori keperawatan.
b.      Menetahui bagaimana konsep dan teori keperawatan Jhonson.
c.       Mengetahui bagaimana konsep utama dan beberapa definisi dalam konteks teori keperawatan.


BAB II PEMBAHASAN

2.1  Biografi Dorothy E. Johnson
Dorothy E. Johnson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di Savannah, Georgia. Pada tahun 1933 Johnson memperoleh gelar A.A. dari Armstrong junior College di Savannah, Georgia. Pada tahun1949-1978 Johnson menjadi instruktur dan asisten profesor dalam perawat kesehatan anak-anak (pediatric nursing) di Vanderbilt University School of  Nursing. Pada tahun 1955-1956 Johnson menjadi penasehat pediatric nursing yang ditugaskan di Sekolah kesehatan Kristen bidang Keperawatan di Vellore, India Selatan. Dan Johnson mendapatkan Penghargaan yang paling dibanggakan yaitu Faculty Award. Pada tahun 1975 mendapatkan penghargaan kembali sebagai Lulu Hassenplug Distinguished Achievement Award dari Asisi. Dia seorang Sarjana Muda Dalam Ilmu Pengetahuan Keperawatan dari Universitas Vanderbilt, Nashville, Tennesse, dan tentang ilmu kesehatan dari Harvard. Dia memulai penerbitan idenya tentang keperawatan segera setelah wisuda dari Vanderbilt. Kebanyakan waktunya untuk berkarier sebagai guru di universitas dari California, Los Angles. Dia mengerjakan tugasnya seperti Guru Besar, dan pensiun, 1 Januari, 1978 dan setelah itu berada Florida. Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada pasien sebagai individu dan bukan pada entitas yang spesifik. Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya.
Dorothy Johnson mempengaruhi profesinya melalui penerbitan karyanya sejak 1950. Sepanjang kariernya, Johnson telah menekan kepentingan dari penelitian yang mendasari ilmu perawatan oleh perawat kepada klien. Johnson ialah pencetus awal dari keperawatan sebagai satu pengetahuan seperti halnya satu seni. Yang juga seorang perawat yang mempunyai satu pengetahuan yang mencerminkan keduanya, yaitu pengetahuan dan seni. Awalnya, Johnson mengajukan bahwa ilmu pengetahuan dari keperawatan penting bagi perawatan yang dilaksanakan oleh perawat secara efektif yang meliputi satu sintese konsep kunci yang diambil dari dasar dan ilmu terapan. Johnson menyandarkan sepenuhnya pada toeri sistem-sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport, R. Chin dan W.Buckley. Struktur teori sistem perilaku dipolakan sesudah model sistem; sistem dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk keseluruhan.
Dalam tulisannya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku dimana fungsi adalah observasi perilaku adalah teori sistem biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan sistem biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan sistem biologi. Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Johnson memakai konsep dari disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku, untuk mengembangkan teorinya.
Johnson mencatat bahwa meski literatur menunjukkan ide dukungan lain yaitu bahwa manusia merupakan sistem perilaku, sejauh yang ia tahu, ide tersebut adalah asli dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian sistem perilaku didukung dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literatur empiris mendukung dugaan bahwa sistem perilaku merupakan keseluruhan yang belum dikembangkan. Dalam sistem biologis, pengetahuan atas bagian-bagianya lebih dahulu dari pengetahuan keseluruhan sistem.

2.2  Pandangan Dorothy E. Jhonson Mengenai Konsep Dan Teori Keperawatan
Pada 1968, Johonson mengusulkan model keperawatannya sebagai wujud perkembangan dari "Efisien dan Fungsi Tingkah Laku yang Efektif pada Pasien untuk Mencegah Penyakit”. Diidentifikasi sebagai satu sistem tingkah laku dengan subsistim multipel. Dalam posisi ini Johnson mulai mengintegrasikan konsep berhubungan ke model sistem pekerjaannya, selanjutnya digambarkan oleh pernyataan dari kepercayaan bahwa keperawatan dikaitkan dengan satu orang sebagai satu keutuhan yang terintegrasi dan pada pengetahuan spesifik dari objek yang kita perlukan. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dan mempedulikan keutamaan klien.
Pada pertengahan 1970, beberapa juru keperawatan menerbitkan konsep dari keperawatan yang berlandaskan Johnson yaitu model sistem tingkah laku. Grubbs, Holaday, Skolny, dan Riehl, Damus, dan Bor adalah beberapa pengarang yang menginterpretasikan Jhonson. Roy dan Wu dan orang lain berbagi kepercayaan mereka pada perawat sekitarnya pada waktu yang sama dan pengaruh Johnson, seperti guru besar mereka, benar-benar dicerminkan pada pekerjaan mereka Pada 1980.
Johnson menerbitkan konsepnya "Model Sistem tingkah laku Dari Keperawatan". Karya ini merupakan karya pertama yang diterbitkan oleh Johnson dan menjelaskan secara lengkap definisi dari model sistem tingkah laku. Evolusinya pada pembangunan dari model kompleks dengan jelas dipertunjukkan pada kemajuan dari idenya, dari pekerjaannnya terpublikasi pada 1950 kemudian karya terakhirnya diterbitkan pada 1980.
Jhonson adalah salah satu dari sekian banyak perawat ahli teori dalam sejarah perkembangan ilmu dan teori konseptual keperawatan. Pada perkembangan teori keperawatan, secara prinsip, berasal dari tori- teori sosial, biologi, dan medis. Dengan pengecualian karya Florence Nightingale pada tahun 1850-an. Selama tahun 1970-an, suatu consensus berkembang di antara pemuka keperawatan bahwa unsur umum dari keperawatan mencangkup sifat keperawatan, (peran/ tindakan), resipien individual dari asuhan klien, konteks dari interaksi perawat-klien.
Beberapa metode telah digunakan untuk mengembangkan model konseptual keperawatan yang ada. Pada awalanya, ketika para perawat mendapat pendidikan lebih lanjut, dan menjadi terbiasa dengan teori dan disiplin lain, mereka mengenali bahwa teori ini akan berguna dalam menjelaskan tindakan keperawatan. Teori- teori tersebut dipinjam dari displin lain. Contoh pendekatan ini adalah penggunaan teori system sebagai dasar untuk model system keperawatan (1980). Dengan mengenali pentingnya peran yang dimainkan teori dalam mengembangkan disiplin ilmiah, dan kesadaran bahwa teori dari disiplin lain tidak memadai untuk menggambarkan keperawatan, para perawat mulai mengembangkan teori mereka sendiri. Jhonson sendiri mencetuskan teorinya yang juga berkaitan dengan teori lain yang telah ada sebelumnya. Teori Jhonson ini berkaitan erat dengan konsep perilaku yang telah diuraikan oleh banyak ahli psikologi pada tahun- tahun perkembangan ilmu pengetahuan dunia, yang kemudian berkesinambungan pada ahli- ahli teori setelah Dorothy yang mengembangkan kembali teori- teori ini serta menggunakannya pada teori disiplin lain.

2.3  Model Konsep dan Teori Keperawatan Jhonson
Model Dorothy Johnson (1980, 1990) adalah sintesis dari teori dan konsep ilmu perilaku dan biologi, yang terintegrasi kedalam kerangka kerja sistem. Teori mengenai stress dan adpatasi menjadi titik focus dalam model ini. Setiap orang dipandang sebagai suatu sistem perilaku yang terdiri atas tujuh subsistem. Subsistem tersebut berinteraksi dan saling terkait. Setia orang berupaya mencapai keseimbangan dan kestabilan baik secara internal maupun eksternal dan berfungsi secara efektif melalui penyesuaian dan beradaptasi terhadap tekanan-tekanan dari lingkungan melalui pola atau respons yang telah dipelajari. Jika tekanan-tekanan ini terlalu besar dan orang tersebut tidak mampu beradaptasi atau mencapai fungsi yang optimum, maka terjadi ketidakstabilan dalam satu subsistem atau lebih, sehingga mengurangi kapasitas dan efesiensi fungsi dan mengurangi energy.
Perawat membantu siapa saja yang terancam atau secara potensial terancam oleh ketidak seimbangan sistem perilaku guna mempertahankan fungsi yang efisien dan efektif.
Para perawat mengatur tekanan eksternal untuk memulihkan sistem perilaku (biopsikososial) pada tingkat yang optimum dengan memberdayakan regulasi atau pengendalian eksternal, mengubah unsur structural dengan arah yang diinginkan atau memenuhi kebutuhan fungsi dari subsistem. Model Johnson didasarkan pada interaksi dari sistem perilaku seseorang dan subsistem dengan lingkungan.

·      Sistem perilaku
Dalam teori sistem, suatu sistem adalah keutuhan dengan bagian-bagian yang saling bergantung. Bagian-bagian tersebut memilii struktur dan suatu proses atau pola perilaku. Sistem ditandai oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan, dan integrasi dari bagian-bagiannya. Melalui interaksi baik di dalam subsistem maupun dengan tekanan ekternal yang bekerja pada subsistem, sistem berupaya untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan melalui penyusuaian dan adaptasi.

·         Subsistem
Model dari Johnson mempunyai tujuh subsistem yang saling tergantung. Gangguan yang terjadi pada satu subsistem dapat mengganggu subsistem yang lainnya. Masing-masing subsistem mempunyai fungsi yang unik atau tugas khusus yang penting untuk suatu performa terintegrasi dari keseluruhan subsistem, dan masing-masing mempunyai struktur dan fungsi.
4 unsur structural memengaruhi setiap subsistem. Unsur pertama adalah tujuan atau dorongan, didefinisikan sebagai tujuan dari perilaku dan konsekuensi yang dicapai. Secara umum tujuan masing-masing subsistem adalah universal, namun terdapat variasi individual. Unsur kedua, set subsistem individu mencerminkan “predidposisi tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang mengacu pada tujuan” (Johnson, 1990). Set membedakan rentang perilaku yang tersedia bagi individu untuk mencapai tujuan tertentu. Perilaku yang dipilih terbentuk melalui pembelajaran, penguasaan, dan pengalaman. Unsur ketiga, masing-masing subsistem mempunyi pilihan perilaku alternative untuk mencapai tujuan khusus. Tujuan dicapai melalui perilaku subsistem individual, yang merupakan satu-satunya aspek yang dapat diamati dari setiap subsistem. Perilaku ini diteliti untuk mengetahui efisiensinya dalam mencapai tujuan.
Masing-masing subsistem mempunyai suatu set respon atau kecenderungan perilaku yang telah diterapkan yang diarahkan kepada tujuan atau dorongan yang umum. Respon-respon tersebut dibentuk melalui kematangan, pengalaman, dan pembelajaran. Respon dipengaruhi oleh factor-faktor biopsikososial. Seiring waktu, respon dapat dimodifikasi, tetapisuatu pola respon berulang yang dapat diamati terus berlanjut.
Masing-masing dari ketujuh subsistem mempunyai tujuan yang unik:

Ø  Ingestif
Mengambil dari lingkungan sumber-sumber yang diperlukan untuk mempertahankan integritas, mencapai kepuasan, dan mengnternalisasi lingkungan eksternal (grubbs, 1980).



Ø  Pencapaian
Menguasai atau mengendalikan diri atau lingkungan melalui pencarian beberpa standar kesempurnaan, seperti keterampilan fisik, sosial, atau kreatif.

Ø  Agresif
Melindungi diri dan oranglain dari benda-benda, orang, ide-ide yang meiliki potensi mengancam; berfungsi sebagai mekanisme perlindungan diri. Agresif, subsistim berhubungan ke perilaku mengaitkan dengan perlindungan dan penyelamatan. Johnson melihat subsistim agresif seperti sesuatu bahwa menghasilkan tanggapan bertahan dari perorangan ketika hidup atau wilayah diancam. Subsistim agresif tidak meliputi perilaku itu dengan satu penggunaan primer untuk melukai individu lain. 

Ø  Eliminative
Merupakan bentuk pengelluaran segala sesuatu dari sampah atau barang yang tidak berguna secara biologis. Subsistim eliminative berhubungan ke perilaku mengepung eksresi dari sisa buangan dari tubuh. Johnson mengakui ini mungkin sulit terpisah dari satu perspektif sistem biologi. Bagaimanapun, seperti dengan proses pencernaan sekitar perilaku dari makanan, ada secara sosial perilaku bisa diterima untuk waktu dan tempat untuk manusia ke eksresi dari limbah, telah mendefinisikan berbeda secara sosial perilaku yang dapat diterima untuk eksresi dari limbah, tapi keberadaan dari hal itu pola yang tersisa dari budaya ke budaya. 

Ø  Seksual
Menciptakan dan memuaskan perasaan tertarik dan mengasihi orang lain. Subsistim seksual mencerminkan tingkah laku berhubungan ke prokreasi. Biologi berdua dan pengaruh faktor kemasyarakatan perilaku pada subsistim seksual. Lagi, perilaku berhubungan ke budaya dan akan membedakan dari budaya ke budaya. Perilaku juga akan bervariasi sesuai dengan genus dari perorangan. Kunci adalah itu merupakan suatu masukan pada semua masyarakat yang mempunyai hasil yang sama perilaku bisa diterima oleh masyarakat luas. 

Ø  Afiliatif atau Kelekatan
Berhubungan atau menjadi bagian dari sesuatu atau orang. Tujuannya adalah mencapai inklusi social, keakraban dan ikatan social yang kuat untuk keamanan dan akhirnya untuk bertahan. Akhirnya, subsistim perampungan menimbulkan perilaku coba itu untuk mengontrol lingkungan. Intelektual, fisik, kreatif, mekanik, dan perampungan keterampilan sosial adalah beberapa area yang Johnson kenali. Area lain dari pemenuhan pribadi atau sukses juga boleh diliputi di subsistim ini.

Ø  Ketergantungan
Subsistim detik diidentifikasi oleh Johnson adalah subsistim ketergantungan. Johnson mencirikan subsistim ketergantungan dari lampiran atau subsistim affiliative. Perilaku ketergantungan adalah “membantu” perilaku itu memelihara perilaku dari individu lain pada lingkungan. Hasil dari perilaku ketergantungan adalah “persetujuan”, perhatian atau bantuan pengenalan dan “fisik”. Sulit untuk memisahkan subsistim ketergantungan dari affiliative atau subsistim lampiran karena tanpa seseorang diinvestasikan di atau terlampir ke perorangan untuk menjawab ke individu itu merupakan perilaku ketergantungan, subsistim ketergantungan harus menghidupkan lingkungan yang berfungsi/berguna.
Mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan guna mendapat bantuan, perhatian, kepastian, dan keamanan: bantuan dalam mencapai dukungan, perhatian, kepercayaan, dan sokongan.

Berdasarkan subsistem tersebut di atas, maka akan terbentuk sebuah sistem perilaku individu, sehingga Jhonson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan sistem perilaku tersebut.
            Dorothy E. Jhonson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari dua sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
            Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaktif baik fisik, mental, emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia sakit.
           Menurut Jhonson, ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
  Johnson meyakini masing-masing individu telah memiliki pola, penuh arti, berulang, jalan dari akting yang termasuk satu sistem tingkah laku spesifik ke individu itu. Aksi ini atau perilaku dari satu “terorganisir” dan unit fungsional yang terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi di antara orang dan lingkungannya dan mendirikan hubungan dari orang ke objek, peristiwa dan keadaan pada lingkungannya. Johnson mengidentifikasi tujuh subsistim pada sistem tingkah laku. Identifikasi ini dari tujuh subsistim berlawanan dengan lain yang punya menerbitkan penafsiran dari meodel Johnson.
           Fungsi optimal dari subsistim affiliative memgiijinkan "pemasukan sosial, keakraban pada formasi dan lampiran dari satu kemasyarakatan yang kuat dan terikat". Subsistem satu pemberi kekhawatiran berpengaruh telah ditemukan secara kritis untuk survival dari satu bayi. Pada proses kematangan perorangan, lampiran ke pejabat berlanjut dan lampiran tambahan ke individu berpengaruh nyata yang lain saat mereka memasuki keduanya anak dan kemudian menjadi dewasa.
Model dari Johnson mempunyai tujuh subsistem yang saling tergantung. Gangguan yang terjadi pada subsistem dapat mengganggu subsistem lainya. Masing-masing subsistem mempunyai fungsi yang unik atau tugas khusus yang penting untuk suatu performa terintegrasi dari keseluruha subsistem dan masing-masing mempunyai struktur dan fungsi. Empat unsur structural memengaruhi setiap subsistem. Unsur pertama adalah tujuan atau dorongan, didefenisikan sebagai tujuan dari perilaku dan konsekuensi yang ingin dicapai. Secara umum tujuan masing-masing subsistem adalah universal namun terdapat variasi individual. Unsur kedua, set subsistem individu mencerminkan “predisposisi tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang mengacu pada tujuan” (Johnson, 1990). Set membedakan rentang perilaku yang tersedia bagi individu untuk mencapai tujuan tertentu. Perilaku yang dipilih terbentuk melalui pembelajaran, penguasaan, dan pengalaman. Unsur ketiga, masing-masing subsistem mempunyai pilihan perilaku alternative untuk mencapai tujuan khusus. Tujuan dicapai melalui perilaku subsistem individual, yang merupakan satu-satunanya aspek yang dapat diamati dari setiap subsistem. Perilaku ini diteliti untuk mengetahui efesiesinya dalam mencapai tujuan.
Masing-masing subsistem mempunyai suatu set respons atau kecenderungan perilaku yang telah ditetapkan dan diarahkan kepada tujuan atrau dorongan yang umum. Respons-respons tersebut dibentuk melalui kematangan, pengalaman, dan pembelajaran. Respons dipengaruhi oleh factor-faktor psikososial. Seiring waktu, respons dapat dimodifikasi, tetapi suatu pola respons berulang yang dapat diamati terus berlanjut.

·         Kebutuhan sistem
Masing-masing subsistem mengharuskan bahwa kebutuhan-kebutuhan fungsi harus dipenuhi dan mekanisme pengaturan tetap utuh untuk mempertahankan kestabilan dan keseimbangan. Kebutuhan fungsi dipenuhi melalui upaya individual sendiri atau melalui bantuan dari lingkungan. Kebutuhan ini mencakup perlindungan, pemeliharaan, dan stimulasi. Perlindungan mengacu pada menjaga keamanan individu dari pengaruh yang membahayakan saat sistem tidak dapat mengatasinya, menjaga individu dari ancaman yang tidak diinginkan, dan mengatasi ancaman atas nama individu (grubbs, 1980). Pemeliharaan berarti mendukung perilaku adaptif individu yang adekuat melalui pemeliharaan, latihan, dan kondisi-kondisi yang mendukung perilaku yang sesuai. Stimulasi meningkatkan kelangsungan tumbuh kembang. Berbagai bentuk stimulasi digunakan untuk tujuan yang berbaeda guna mempertahankan atau meningkatkan kestabilan perilaku.
Individu menggunakan berbagai mekanisme pengaturan dan pengendalian untuk megevaluasi dan memilih perilaku yang diinginkan. Mekanisme ini dipelajari melalui pengalaman dimasa kanak-kanak dan biasanya di internalisasi dimasa dewasa. Tiga tipe utama mekanisme pengaturan dan pengendalian yang digunakan individu adalah biopsikologis, psikologis, dan sosiokultural. Mekanisme ini memberi pantauan dan umpan balik kepada sistem. Mekanisme-mekanisme tersebut memandu perubahan-perubahan perilaku dan mengoordinasi diantara subsistem.

·         Pola Perilaku
Masing-masing sistem dan subsistem mengembangkan respon-respon yang berpola, berulang, dan bertujuan untuk membentuk suatu unit fungsional yang terorganisasi dan terintegrasi. Respon-respon yang berpola ini menentukan interaksi dari subsistem, sistem, dan lingkungan. Pola perilaku menetapkan hubungan sistem atau orang dengan benda-benda, peristiwa, dan situasi dalam lingkungan. Pola-pola ini teratur, bertujuan, dan dapat diprediksi, yang mempertahankan efisiensi fungsi sistem.
Dalam pandangan Johnson, tujuan keperawatan adalah mempertahankan, memulihkan, atau mencapai keseimbangan stabilitas dalam sistem perilaku klien. Jika sitem seseorang tidak dapat beradaptasi atau menyesuaikan dengan tekanan lingkungan eksternal, maka perawat bertindak sebagai kekuatan pengatur eksternal untuk memodifikasi atau mengubah struktur atau memandu kebutuhan fungsi guna memulihkan kestabilan.
Model ini hanya dapat diterapkan untuk individu yang sistem perilakunya terancam atau potensial terus terancam oleh ketidakstabilan. Model ini sangat berguna dalam proses keperawatan untuk individu yang sakit. Model mencakup aspek biopsikososial kesehatan; namun demikian, model perkembangan juga dapat dibutuhkan untuk pengkajian dan analisis keperawatan yang lengkap. Model dari Johnson tidak menguraikan dengan jelas pengaturan lingkungan tempat keperawatan terjadi, tidak juga membahas kebutuhan pemeliharan dan promosi kesehatan seseorang.

2.4  Konsep Utama dan Defenisi Dalam Teori Keperawatan
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan behavioral system theory. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para ahli perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsive terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran actual dan tak langsung makhluk social lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.

·         Sistem
Dengan memakai definisi sitem oleh Rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan, “A system is a whole that fungtions as a whole by virtue of the interpedence of its part” (system merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima pernyataan Chin yakni tedapat “organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi bagian dan elemen-elemen”.
Disamping itu, manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.

·         Batasan Perilaku
Perilaku manusia (human behavior) merupakan sesuatu yang penting dan perlu dipahami secara baik. Hal ini disebabkan perilaku manusia terdapat di dalam setiap aspek kehidupan manusia. Perilaku manusia tidak berdiri sendiri. Perilaku manusia mencakup dua komponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku (attitude). Sikap atau mental merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia. Mental diartikan sebagai reaksi manusia terhadap sesuatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah laku merupakan perbuatan tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan atau situasi yang dihadapi. Perbuatan tertentu ini dapat bersifat positif dapat pula negative. Perlu pula ditekankan bahwa individu dalam merespons atau menanggapi suatu peristiwa atau keadaan, selain dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi, juga dipengaruhi lingkungan ataupun kondisi pada saat itu. Selain pengertian tersebut di atas pengertian perilaku dapat pula ditinjau dari aspek biologis.
Pengertian perilaku dari segi biologis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku organisasi, misalnya merupakan kegiatan atau aktivitas- aktivitas yang dilakukan dalam organisasi. Adapun perilaku manusia dapat diartikan sebagai aktivitas manusia yang sangat kompleks sifatnya, antara lain perilaku dalam berbicara, berpakaian, berjalan dan sebagainya. Perilaku ini umumnya dapat diamati oleh orang lain. Namun adapula perilaku yang tidak dapat diamati oleh orang lain atau biasa disebut sebagai internal activities seperti, persepsi, emosi, pikiran, dan motivasi.
Dalam dunia kesehatan, ada dua factor yang mempengaruhi perilaku manusia. Kedua factor tersebut adalah factor keturunan atau genetic dan factor lingkungan (enviromental). Perspektif yang berpusat pada personal mencakup factor biologis dan factor sosiopsikologis. Factor biologis memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh warisan biologis dari kedua orang tua. Sedangkan factor yang mempengaruhi perubahan perilaku, pada hakikatnya identik dengan factor yang mempengaruhi perkembangan individu. Factor yang dimaksud dapat berupa factor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah, factor lingkungan yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan, dan factor waktu yaitu saat tibanya masa peka atau kematangan. Ketiga factor tersebut dalam proses berlangsungnya perkembangan individu berperan secara interaktif. Telah dikemukakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh factor keturunan serta factor lingkungan oleh karena itu, kedua factor tersebut ikut menentukan perilaku manusia. Factor keturunan merupakan bawaan dari seseorang yang melekat pada dirinya sebagai warisan dari orang tuanya. Termasuk dalam factor ini antara lain emosi, kemampuan sensasi, kemampuan berfikir (kecerdasan). 

Kata “Behaviorisme” biasanya digunakan untuk melukiskan isi sejumlah teoriyang saling berhubungan dibidang psikologi, sosiologi dan ilmu-ilmu tingkah laku.
Ilmu perilaku adalah suatu istilah bagi pengelompkan yang mempunyai cakupan luas termasuk di dalamnya antropologi, sosiologi, dan psikologi. Yang bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai kegiatan manusia, sikap, dan nilai-nilai. Setelah psikologi bekembang luas dituntut mempunyai cirri-ciri suatu disiplin ilmu pengetahuan maka jiwa dipandang terlalu abstrak. Sementara itu, ilmu pengetahuan menghendaki objeknya bisa diamati, dicatat, dan diukur.Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku karena perilaku dianggap lebih muda diamati, dicatat, dan diukur. Arti prilaku mencangkup prilaku yang kasat mata seperti makan, menangis, memasak, melihat, bekerja, dan prilaku yang tak kasatmata, seperti fangtasi, motivasi, dan proses yang terjadi pada waktu seseorang diam atau secara fisik tidak bergerak.
Pandangan Johnson tentang manusia seperti mempunyai dua sistem utama, sistem biologi dan sistem tingkah laku. Ini adalah peran dari sistem pengobatan untuk memfokuskan pada sistem biologi, sedangkan fokus keperawatan adalah sistem tingkah laku.
Ada pengenalan dari aksi timbal balik yang terjadi di antara sistem biologi dan tingkah laku ketika beberapa jenis dari kelainan fungsi tubuh terjadi di yang lain sesuatu dari sistem.  Yang dapat dipengaruhi oleh tiga unsur utama.
ü  Masyarakat
Berhubungan dengan lingkungan dimana seseorang berada. Menurut Johnson, perilaku seseorang dipengaruhi oleh semua peristiwa pada lingkungan. Pengaruh budaya pada perilaku seseorang dipandang dari dalam. Ini adalah rasakan pada banyak alur, yang membedakan budaya ke budaya yang bebeda, yang mempengaruhi perilaku spesifik pada sekelompok orang-orang, meskipun bisa jadi seluruh anggota masyarakat atau individu ada yang sama.


ü  Kesehatan
Adalah penuh arti, yang dapat menyesuaikan diri, tanggapan, fisik, secara mental, emosional, dan secara sosial, ke stimuli internal dan eksternal agar memelihara kemantapan hidup. Model tingkah laku Jhonson mendukung bahwa seseorang mencoba untuk memelihara keseimbangan.

ü  Perawat 
Perawat mempunyai satu masukan primer yaitu  untuk membantu perkembangan keseimbangan pada seseorang. Hal Ini mempertimbangkan praktek dari perawat dengan individu pada apapun titik pada rangkaian penyakit kesehatan. Perawatan  implementasi mungkin memfokuskan pada perubahan dari satu perilaku yang mendukung untuk memelihara keseimbangan seseorang . Di teori lebih awal, Johnson memfokuskan perawatan pada individu yang terganggu keseimbangannya. Oleh  Jhonson pada 1980, dia menyatakan keperawatan itu mempunyai kaitan dengan utuh terorganisir dan terintegrasi, tapi itu fokus utama di di dalam memelihara satu seimbang pada sistem tingkah laku ketika penyakit terjadi pada perorangan.


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka.


3.2 Saran

Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui/menguasai  tentang Model, konsep dan  teori keperawatan menurut para ahli dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar