Selasa, 13 September 2016

ilmu dasar keperawatan 3 sistem reprduksi, kehamilan, dan fisiolofi janin


MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN III
SISTEM REPRODUKSI, KEHAMILAN,
DAN FISIOLOGI JANIN








Disusun Oleh (Kelompok 12)
1.         Aulia Firdayanti (CIAA15008)
2.         Fitri Andini Surachman (C1AA15028)
3.         Muti Mutmainnah (C1AA15056)


Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi
2015/2016








KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat hidayah,dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Dasar Keperawatan 3.
Adapun makalah Ilmu Dasar Keperawatan 3 ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki dalam penyusunan berikutnya.
Penyusun mengharapkan, semoga makalah Ilmu Dasar Keperawatan 3 tentang “Sistem Urogenitalia, Kehamilan, dan Fisiologi Janin” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.



Sukabumi, 27 Mei 2016


  Penyusun


i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................... i
Daftar Isi...................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah.................................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
1.3  Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Organogenesis Sistem Reproduksi Manusia (Urogenitalia).............................................. 2
2.2  Sistem Reproduksi Wanita................................................................................................ 5
A.    Genitalia Luar............................................................................................................. 5
B.     Genitalia Interna......................................................................................................... 7
C.     Fisiologi Reproduksi Wanita....................................................................................... 10
D.    Kelenjar Mamae (Payudara)........................................................................................ 18
2.3  Sistem Reproduksi Pria..................................................................................................... 20
A.    Bagian Kelenjar........................................................................................................... 20
B.     Duktus (saluran) ......................................................................................................... 23
C.     Bangun Penyambung.................................................................................................. 24
D.    Fisiologi Reproduksi Pria............................................................................................ 27
E.     Fisiologi Sperma.......................................................................................................... 28
2.4  Kelainan Pada Sistem Reproduksi.................................................................................... 32
2.5  Kehamilan dan Laktasi..................................................................................................... 34
A.    Kehamilan................................................................................................................... 34
B.     Laktasi......................................................................................................................... 36
2.6  Fisiologi Janin dan Neonatus............................................................................................ 38
A.    Fisiologi Janin............................................................................................................. 38
B.     Neonatus..................................................................................................................... 43
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan....................................................................................................................... 46
3.2  Saran................................................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ iii


ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Reproduksi berarti “membuat kembali”, jadi “reproduksi pada manusia berarti kemampuan manusia untuk memperoleh keturunan (beranak), sehingga sistem reproduksi adalah organ-organ yang berhubungan dengan masalah seksualitas. Dalam bab ini kita akan mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi manusia.
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil baligh. Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, di antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun membesar. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar.
Kehamilan adalah ketika seorang wanita mengandung atau membawa embrio di dalam perutnya dimulai dari ketika embrio itu terbentuk sampai saat lahirnya janin. Laktasi adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Pengaruh hormonal proses laktas tidak telepas dari hormonal atau hormone-hormon yang berperan seperti progesterone, yang berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesterone dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan.
Fisiologi janin adalah usia konsepsi dalam minggu lazim yang digunakan untuk menyatakan status perkembangan embrio. Usia konsepsi dapat ditentukan dengan mengukur janin dan umumnya ditentukan berdasarkan pengukuran crown-rump length melalui pemeriksaan ultrasonografi. Berdasarkan pengertian di atas kami bertujuan untuk menjelaskan lebih lanjut tentang “Sistem Urogenitalia, Kehamilan, dan Fisiologi Janin.”

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana organogenesis sistem reproduksi manusia (urogenitalia)?
2.      Apa saja yang termasuk ke dalam sistem reproduksi wanita?
3.      Apa saja yang termasuk ke dalam sistem reproduksi pria?
4.      Apa saja kelainan dari sistem reproduksi?
5.      Bagaimana proses kehamilan dan laktasi pada manusia?
6.      Bagaimana proses fisiologi janin dan neonatus pada bayi?

1.3  Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar ilmu dasar keperawatan 3
2.      Untuk mengetahui tentang organogenesis sistem reproduksi manusia, kehamilan dan laktasi, dan fisiologi janin juga neonatus.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Organogenesis Sistem Reproduksi Manusia (Urogenitalia)
Dalam pembentukan organ tubuh mahluk hidup dikenal adanya istilah organogenesis. Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Bukti pertama pembentukan organ adalah adanya tiga jenis perubahan morfogenik yaitu pelipatan, pemisahan, dan pengelompokan padat (kondensasi) sel. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Ciri utama dari fase gastrula adalah terbentuknya tiga lapisan germinal embrio yaitu lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm, yang nantinya akan berkembang menjadi turunan organ tertentu.
Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing pada saat dewasa. Misalnya  lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya: Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya: Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
1)   Pembentukan Gonad
Gonad primitif dibentuk oleh rigi gonad yang merupakan hasil proliferasi epitel selom dan pemadatan mesenkim di bawahnya. Pada minggu ke-6 setelah pembuahan, sel-sel benih primordial datang dan mencapai gonad. Sel-sel benih primordial inilah yang akan menentukan apakah gonad indiferen primitif ini kelak berkembang menjadi testis (pada pria) atau ovarium (pada wanita). Duktus genitalis primitif terbentuk dari duktus mesonefros dan duktus paramesonefros.
Genital eksterna primitif terbentuk dari sel-sel mesenkim yang bermigrasi ke daerah kloaka pada minggu ke-3, membentuk lipatan kloaka. Bagian kranial lipatan kloaka disebut tuberkulum genital (yang nantinya akan berkembang menjadi klitoris pada wanita, atau phallus pada pria). Selain itu lipatan kloaka terbagi dua menjadi lipatan uretra dan lipatan anus. Membran di antara lipatan uretra disebut membran urogenital, sedang membran di antara lipatan anus disebut membran analis.
1.      Pembentukan Sistem Genitalis Pada Pria
a.      Pembentukan Testis
Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif menjadi testis. Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian medula yang lebih pesat dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang. Bagian medula akan berkembang menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di bagian perifernya akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan ikat fibrosa. Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar) dan sel Leydig (berasal dari rigi kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus akan terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran duktus eferens.
Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih turun (mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini masih belum jelas, namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang begitu pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan duktus genitalis.
Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan tubulus seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus mesonefros yang masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan dengan testis disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros berbentuk panjang dan disebut duktus deferens yang berujung ke vesikula seminalis. Daerah duktus lain di luar vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius.

b.      Pembentukan Genital Eksternal
Pembentukan genital eksternal pria (phallus/penis) merupakan hasil pemanjangan tuberkulum genital di bawah pengaruh hormon androgen. Lipatan uretra akan menutup membentuk uretra pars kavernosa, sehingga bagian uretra harus memanjang hingga ke ujung penis dan keluar melalui orifisium uretra eksternum.

Pembentukan genitalia ekterna pria









2.      Pembentukan Sistem Genitalis Pada Wanita
a.      Pembentukan Ovarium
Berbeda pada pembentukan testis dari gonad primitif, pada pembentukan ovarium akan terjadi perkembangan (penebalan) bagian korteks yang pesat membentuk korda korteks sedangkan bagian medulanya menghilang dan digantikan oleh medula ovarium. Pada bulan ke-4 telah terdapat oogonia dan sel folikuler pada ovarium. Selanjutnya ovarium akan mengalami perubahan posisi menjadi sedikit lebih turun (desensus) hingga terletak di bawah tepi pelvis sejati.
b.      Pembentukan Duktus Genitalis dan Vagina
Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembang menjadi duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina. Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen).
c.       Pembentukan Genital Eksternal
Pada wanita, tuberkulum genital primitif akan sedikit memanjang membentuk klitoris, sedangkan lipatan uretra tetap terbuka membentuk labia minor. Tonjol kelamin membesar dan membentuk labia minor, sedang alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum.

Pembentukan genitalia ekterna wanita











3.      Anomali Sistem Genitalia
a.       Duplikasi uterus, yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan kedua duktus paramesonefros dari sisi yang berlawanan sehingga terbentuklah dua uterus dan dua vagina.
b.      Uterus didelfis, yaitu jumlah rahim ganda.
c.       Uterus arkuatus, yaitu lekukan fundus uteri ke dalam di garis tengahnya.
d.      Uterus bikornis, yaitu uterus memiliki dua tanduk yang masuk ke satu rahim yang sama.
e.       Atresia serviks atau atresia vagina, yaitu penyumbatan uterus atau vagina.
f.       Epispadia, yaitu muara uretra yang berada di dorsum penis, bukan di orifisium uretra eksternum.
g.      Ekstrofi kandung kemih, yaitu apabila mukosa kandung kemih terpapar ke dunia luar.
h.      Mikropenis, yaitu perangsangan androgen yang tidak cukup sehingga genitalia eksterna kurang bertumbuh dengan baik.
i.        Penis bifida dan penis dupleks, terjadi apabila tuberkulum genital membelah.

Definisi
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual.

2.2  Sistem Reproduksi Wanita
Alat kelamin wanita terbagi menjadi dua yang terdiri dari genitalia luar dan genitalia dalam:
A.    Alat Kelamin Luar (Genitalia Luar)
1.)    Mons Pubis
Mons pubis adalah bagian menonjol yang melingkar di depan simpisis pubis yang dibentuk oleh jaringan lemak di bawah kulit, meliputi daerah simpisis yang ditumbuhi rambut pada masa pubertas.

2.)    Labia Mayora (Bibir Besar)
Labia mayora adalah lipatan kulit yang menonjol secara longitudinal yang memanjang ke bawah dan ke belakang dari mons pubis dan membentuk batas lateral yang banyak mengandung saraf. Masing-masing labium mempunyai dua permukaan yaitu bagian luar mempunyai pigmen dan ditutupi oleh rambut keriting dan bagian dalam yang permukaannya licin karena dikelilingi oleh folikel sebasea. Di samping itu juga terdapat pembuluh darah dan glandula yang membentuk kommisura labialis posterior.

3.)    Labia Minora (Bibir Kecil)
Labia minora adalah lipatan kecil yang terdapat di Antara labia mayora. Labia minora memanjang dari klitoris secara obligue ke bawah dan samping belakang sepanjang 4 cm di sisi orifsium vagina. Ujung posterior labia minora bergabung pada garis median oleh lipatan kulit disebut frenolum.
Masing-masing labia minora terbagi menjadi:
·         Bagian atas: melalui klitoris bergabung dengan yang lain membentuk lipatan yang menggantung pada glans klitoris.
·         Bagian bawah: melalui bawah klitoris dan membentuk permukaan bawah yang saling berhubungan dinamakan frenolum klitoris.


Genitalia eksterna wanita












4.)    Klitoris
Klitoris adalah tonjolan kecil yang melingkar berisi jaringan erektil yang sangat sensitive, terdapat di bawah kommisura labia anterior dan sebagian tersembunyi di antara ujung anterior labia minora, dan banyak mengandung saraf.
Klitoris terdiri atas:
·         Korpus kavernosus: mengandunng jaringan erektil yang ditutupi oleh lapisan padat.
·         Membrane fibrosa: bergabung sepanjang permukaan medial oleh septum pektini formis.

5.)    Vestibulum Vagina (Serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora), muka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vertibulum terdapat muara-muara dari:
·         Liang senggama (introitus vagina)
·         Uretra
·         Kelenjar Bartolin
·         Kelenjar skene kiri dan kanan










6.)    Hymen (Selaput Dara)
Hymen (selaput dara) adalah lapisan tipis yang menutupi sebagian lubang senggama. Pada bagian tengah terdapat lubang tempat keluarnya menstruasi, bentuknya bervariasi dan bila teregang akan membentuk cincin. Pada waktu koitus (coitus) pertama, hymen robek di beberapa tempat dan pada sisa hymen yang telah rupture ditemukan penonjolan kecil disebut karunkula mirtiformis (carancula mirtiformis). Di antara hymen dan frenolum labia terdapat lekukan kecil yang disebut fossa navikularis (fossa navicularis).

7.)    Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya ±4 cm.

B.     Alat Genitalia Interna (Kelamin Dalam)
Suatu alat reproduksi yang berada di dalam yang tak dapat dilihat kecuali dengan jalur pembedahan. Alat genitalia bagian dalam terdiri dari:
1.)    Vagina
Tabung ang dilapisi membran dan jenis epitelium bergaris khusus, dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 71/2 cm. bagian ini merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada ouncak vagina menonjol leher rahim (serviks uteri) yang disebut porsio. Bentuk vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.

2.)    Rahim (Uterus)
Organ yang tebal, berotot dan berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut myometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus ±71/2 cm, lebar 5 cm, tebal 21/2 cm, berat 50 g. pada rahim wanita dewasa yang belum menikah (bersalin) panjang uterus adalah 5-8 cm dan beratnya 30-60 g.
Uterus terdiri dari:
·         Fundus Uteri (Dasar Rahim). Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.
·         Korpus Uteri. Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
·         Serviks Uteri. Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.

a.      Dinding Uterus tediri dari:
·         Endometrium: (epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah), merupakan lapisan dalam uterus yang mempunyai arti penting dalam siklus haid. Seorang wanita pada masa reproduksi, pada kehamilan endometrium akan menebal, pembuluh darah bertambah banyak yang diperlukan untuk memberi makanan pada janin.
·         Myometrium: (lapisan otot polos), tersusun sedemikian rupa sehingga dapat mendorong isinya keluar pada waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir akan mengalami pengecilan sampai keukuran normal sebelumnya.
·         Lapisan serosa (peritoneum viseral): terdiri atas ligamentum yang menguatkan uterus yaitu:
1.      Ligamentum kardinale kiri dan kanan, mencegah uterus supaya tidak turun.
2.      Ligamentum sakrouterinum kiri dan kanan, menahan uterus supaya tidak banyak bergerak.
3.      Ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam keadaan antefleksi.
4.      Ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba
5.      Ligamentum infundibulo pelvikum, ligamentung yang menahan tuba falopi.

Fungsi uterus untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan, ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba uterine ke uterus. Pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterina, endometrium disiapkan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan ovum tertanam dalam endometrium. Pada waktu hamil uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis tetapi kuat dan besar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan janin. Pada saat melahirkan uterus berkontraksi mendorong bayi dan plasenta keluar.

Genitalia interna wanita

















3.)    Tuba Falopii
Berjalan kea rah laterl kiri dan kanan. Ada 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm, diamieter 3-8 mm. Tuba falopii terdiri atas:
·         Pars interstialis: bagian tuba yang terdapat di dinding uterus.
·         Pars ismika/istmus: bagian medial tuba yang sempit seluruhnya.
·         Pars ampularis/ampula: bagian yang membentuk saluran leher tempat konsepsi agak lebar.
·         Infundibulum: bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai umbai ang disebut fimbria untuk menangkap telur kemudian menyalurkan telur ke dalam tuba.
Fungsi tuba uterine mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus, menyediakan tempat untuk pembuahan. Ovum yang dibuahi dalam saluran tuba ini menimbulkan kehamilan etopik, karena ovum tidak dapat bergerak terus maka ovum tertanam dalam tempat yang abnormal, ini bisa berlangsung selama 8-10 minggu.

4.)    Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi aitu oematangan flikel Graf dan mengeluarkan ovum. Bila foikel Graf robek maka terjadi pendarahan yang kemudian terjadi penggumpalan darah pada ruang folikel.
Ovarium mempunyai tiga fungsi:
·         Memproduksi ovum
·         Memproduksi hormone estrogen
·         Memproduksi progesterone
Ovarium disebut juga dengan indung telur. Di dalam ovarium ini terdapat jaringan bulbus dan jaringan tubulus yang menghasilkan telur (ovum) dan ovarium ini hanya terdapat pada wanita, letaknya di dalam pelvis di sebelah kiri-kanan uterus, membentuk, mengembangkan serta melepaskan ovum, dan menimbulkan sifat-sifat kewanitaan. Misalnya, pelvis yang membesar, timbulnya siklus menstruasi. Bentuknya bulat telur, beratnya 5-6 gram. Bagian dalam ovarium disebut medulla ovari dibuat dari jaringa ikat. Jaringan yang banyak mengandung kapiler darah dan serabut kapiler saraf. Bagian luar bernama korteks ovari, terdiri dari folikel-folikel yaitu kantong-kantong kecil yang berdinding epitelium dan berisi ovum.
Kelenjar ovarika terdapat pada wnaita terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus, menghasilkan hormone progesterone dan estrogen. Hormone ini dapat mempengaruhi kerja dan menentukan sifat-sifat kawanitaan. Misalnya, panggul yang besar, yang sempit, dan lain-lain.
Siklus menstruasi. Perubahan terjadi di dalam ovarium dan uterus selama masa menstruasi berlangsung kira-kira 5 hari. Selama masa ini eputelium permukaan dinding uterus terlepas dan terjadi sedikit pendarahan. Masa setelah menstruasi adalah masa perbaikan dan pertumbuhan yang berlangsung 9 hari ketika selaput terlepas untuk diperbaharui, tahap ini dikendalikan oleh estrogen. Sedangkan pengendalian estrogen dikendalikan pleh FSH terjadi pada hari ke-14, kemudian disusul 14 hari tahap sekretorik yang dikendalika oleh progesterone.

C.    Fisiologi Alat Reproduksi Wanita
Masa pubertas pada wanita merupakan masa produktif yaitu masa untuk mendapatkan keturunan, yang berlangsung ±40 tahun. Setelah itu, wanita memasuki masa klimakterium yaitu masa peralihan antara masa reproduksi dangen masa senium (kemunduran), di mana haid berangsur-angsur berhenti selama 1-2 bulan dan kemudian berhenti sama sekali, yang disebut menopause. Selanjutnya terjadi kemunduran alat-alat reproduksi, organ tubuh, dan kemampuan fisik.
1)      Menstruasi
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mngeluarkan darah dari alat kandungnya yang disebut menstruasi (haid).
Pada siklus menstruasi, selaput lendir rahim terjadi perubahan-perubahan yang berulang-ulang dari hair ke hari. Selama 1 bulan menglami 4 masa (stadium).
a.      Stadium Menstruasi (Desquamasi)
Pada masa ini, endometrium terlapas dari dinding rahim disertai dengan pendarahan, hanya lapisan tipis yang tertnggal disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 4 hari. Melalui haid, keluar darah, potongan-potongan endometrium, dan lendir dari serviks. Darah ini tidak membeku karena adanya fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan mukosa. Banyaknya pendarahan selama haid ±50 cc.

b.      Stadium Post Menstrum (Regenerasi)
Luka yang terjadi karena endometrium terlepas, lalu berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru dari sel epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini, tebal endometrium kira-kira 0.5 mm. stadium ini berlangsung selama 4 hari.

c.       Stadium Inter Menstrum (Proliferasi)
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ±3.5 mm, kelenjar-kelenjarnya tumbuh lebih cepat dari jaringan lain. Stadium ini berlangsung ±5-14 hari dari hari pertama haid.

d.      Stadium Pra-menstrum (Sekresi)
Pada stadium ini, endometrium tetap tebal, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku serta mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini dilakukan untuk mempersiapkan endometrium dalam menerima sel telur.

Lapisan endometrium dapat terlihat yaitu lapisan atas yang padat (stratum kompaktum) yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar. Lapisan stratum spongeosum memilki banyak lubang-lubang karena terdapat rongga dari kelenjar, sedangkan lapisan bawah disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung 14-28 hari. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium dilepas dengan pendarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.

Siklus menstruasi



















2)      Siklus Ovarium
Dalam ovarium banyak terdapat sel-sel telur muda yang dikelilingi oleh sel gepeng, bnagunan ini disebut folikel primordial. Sebelum pubertas, ovarium masih dalam keadaan istirahat, sedangkan pada waktu pubertas ovarium beradaa di bawah pengaruh hormone dari lobus hipofisis anterior yaitu Folikel Stimulating Hormon (FSH). Folikel premordial mulai tumbuh walaupun hanya satu yang matang, kemudian pecah, dan yang lainnya mati.
a.      Pematangan Folikel Premordial
Pematangan folikel premordial terjadi sebagai berikut:
Mula-mula sel-sel di sekeliling ovum berlipat ganda kemudian timbul di antara sel-sel rongga yang berisi cairan Liquor Follikuli. Ovum terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan sel telur di dalamnya ini disebut cumulus ophurus. Antara sel telur dan sel sekitarnya terdapat zona pellucida. Sel-sel granulosa lainnya membatasi ruang folikel yang disebut membrane granulosa. Dengan tumbuhnya folikel jaringan, ovarium sekitar folikel tersebut terdesak keluar dan membentuk dua lapisan:
1.      Theca Interna (lapisan vesicular interna) yang banyak mengandung pembuluh darah,
2.      Theca Eksterna (lapisan fibrosa eksternal) yang terdiri atas jaringan ikat padat.
Folikel yang masak disebut folikel de Graf da menghasilkan estrogen, tempat pembuatan hormone ini terletak di theca interna. Sebelum pubertas, terdapat pada lapisan dalam kortkes ovarium dan tetap tinggal di lapisan tersebut. Setelah pubertas, folikel tersebut mendekati permukaan dan menonjol keluar karena ligamentum follikuli terbentuk terus sehingga tekanan dalam folikel makin lama makin tinggi. Namun, terjadinya ovulasi tidak hanya terantung pada tekanan tinggi tersebut, tetapi juga harus mengalami perubahan-perubahan nekrobiotik pada permukaan folikel.
Pada permulaan, sel-sel ovarium menjadi tipis hingga pada suatu waktu folikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor follikuli bersama ovum. Keluarnya sel telur dari folikel de Graf yang pecah disebut ovulasi. Sel granulosa mengelilingi sel telur yang telah bebas disebut corona radiate. Setelah ovulasi, sel-el granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat berwarna kuning yang diebt lutein.
Dengan demikian, sisa folikel berubah menjadi butir kuning yang disebut korpus luteum dan mengeluarkan hormone yang disebut progesterone di samping estrogen, tergantung apakah terjadi konsepsi (pembuahan) atau tidak terjadi. Korpus luteum dapat menjadi korpus luteum graviditatum atua korpus luteum menstruatinoum.
1.      Korpus Luteum Menstruatinoum
Mempunyai masa hidup 8 hari setelah berdegenerasi dan diganti dengan jaringan ikat yang menyerupai stroma ovarium. Korpus luteum yang berdegenerasi disebut korpus albikan yang berwarna putih. Setelah itu, pembentukan hormone progesteron dan estrogen mulai berkurang bahkan berhenti sama sekali. Keadaan ini menghasilkan iskemia dan nekrosis endometrium, disusul dengan menstruasi. Estrogen dapat menyebabkan proliferasi dari endometrium, fase ini diesbut fase folikuler (preovulatori) yang berlangsung pada hari pertama menstruasi sampai ovulasi.

2.      Korpus Luteum Graviditatum
Setelah terjadi ovulasi (pelepasan ovum), sel telur masuk ke dalam tuba dan diangkut ke kavum uteri. Hal in terjadi pada waktu ovulasi, di mana ujung ampula tuba akan menutup permukaan ovarium. Selanjutnya, sel telur digerakan oleh peristaltic dan rambut getar dari sel-sel selaput lendir tuba ke arah kavum uteri. Jika tidak terjadi kehamilan, sel telur mati dalam beberapa jam. Akan tetapi, bila terjadi kehamilan, maka terjadilah pertemuan dan persenyawaan dari sel telur dan sel sperma dalam ampula tube. Sel tlur yang telah dibuahi tersebut bejalan ke kavum uteri dan menanamkan diri dalam endometrium, inilah yang disebut nidasi. Zigot (sel telur yang dibuahi) mengeluarkan hormone-hormon hingga korpus luteum biasanya hidup hanya 8 hari. Sekiranya tidak mati bahkan tumbuh menjadi lebih besar dinamakan korpus luteum gravidiatatum, yang hidup sampai bulan keempat dari kehamilan. Setelah bulan keempat fungsinya diambil alih ole plasenta. Karena korpus luteum tidak mati, maka progesterone dan estrogen terus terbentuk. Keadaan ini membuat endometrium menjadi lebih tebal dan berubah menjadi decisduas (uterus dalam keaadaan hamil) sehingga selama kehamilan berlangsung tidak terjadi haid. Perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam ovarium dan kejadian dalam ovarium akan dipengaruhi oleh kelenjar yang lebih tinggi kedudukannya yaitu kelenjar hipofisis.

b.      Hormon Wanita
1.      Hormone Estrogen
Disekresi oleh sel-sel Trache (serviks/leher) intrafolikel ovarium, korpus luteum, dan plasenta. Estrogen mempermudah pembentukan folikel ovarium dan meningkatkan pertumbuhan tuba uterus, jumlah otot uterus, serta kadar protein kontraktil uterus. Estrogen memengaruhi organ endoktrin dengan menurunkan sekresi FSH, di mana pada beberapa keadan akan menghambat sekresi LH dan pada keaadaan lain meningkatkan LH. Estrogen meningkakan pertumbuhan duktus-duktus yang terdapat pada kelenjar mamae, selain itu juga merupakan hormone feminism wanita terutama yang dipengaruhi oleh hormone androgen. Kerja estrogen pada uterus, vagina, serta beberapa jaringan lainnya menyangkut interaksi dan reseptor protein dalam sitoplasma sel.
Pengaruh terhdap organ seksual antara lain pada pembesaran ukuran tuba falopii, uterus, vagina, pengendapan lemak pada mons veneris, pubis, dan labia, serta mengawali pertumbuhan mamae. Pengaruh lainnya adalah kelenjar maamae berkembang dan menghasilkan susu, tubuh berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan aksila, serta kulit menjadi lebut.

2.      Hormon Progesteron
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, bertangung jawab atas perubahan endometrium, dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesterone juga berpengaruh anti estrogenic pada sel-sel myometrium, menurunkan kepekaan otot tersebut, sensitivitas miometrium terhadap oksitosin, dan aktivitas listrik spontan. Myometrium sementara meningkatkan potensial membrane serta bertanggung jawab meningkatkan suhu basal tubuh pada saat ovulasi.
Efek progesterone terhadap tuba falopii adalah meningkatkan sekresi dan mukosa. Pada kelenjar mamae akan meningkatkan perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar mamae, keseimbangan elektrolit, serta peningkatan sekresi air dan natrium.

3.      Folikel Stimulating Hormon (FSH)
Mulai ditemukan pada perempuan umur 11 tahun dan jumlahnya terus-menerus bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dalam jumlah yang cukup seperti pada kehamilan.

4.      Lutein Hormon (LH)
LH bekerja sama dengan FSH untuk menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de Graf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari progesterone dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH, sedangkan produksi LH bertambah hingga tercapai suatu rasio produksi FSH dan LH sehingga dapat merangsang terjadinya ovulasi.

5.      Prolactin atau Luteotropin Hormon (LTH)
Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi. Jumlah terbanyak terdapat pada urin wanita hamil, masa laktasi, dan menopause. Prolactin dibentuk oleh sel alpha (asidophil) dari lobus anterior kelenjar hipofisis. Fungsi hormone ini adalah untuk memulai mempertahankan produksi progesterone dari korpus luteum. Kelenjar hipofisis dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih tinggi yaitu hipotalamus untuk menghasilkan gonadotrophin releasing faktor.

c.       Sifat Kimia Hormon Kelamin
1.      Estrogen
Disekresi oleh ovarium dalam bentuk estradiol, sebagian besar dibentuk oleh jaringan perifer dari androgen yang disekresi oleh sel ovarium. Estriol adalah estrogen yang leamh dan merupakan produksi oksidasi, berasal dari estrodial yang mengalami perubahan terutama dalam hati. Potensial dari etrogenik (menghasilkan estrogen) dianggap sebagai estrogen utama walaupun efek estrogenic dan estron tidak dapat diabaikan.

2.      Progestin
Yang paling penting dari progestin adalah progesterone, bagian kecil progestin yaitu hidroksi progesterone disekresi bersama dengan progesterone dan mempunyai efek yang sama. Pada wanita normal, progesterone disekresi dalam jumlah cukup banyak selama akhir siklus ovarium. Selain itu, progesterone juga disekresi oleh plasenta selama kehamilan khususnya setelah kehamilan bulan keempat.

3.      Sintesis Estrogen Dan Progesterone
Keduanya disintesis dalam ovarium terutama dari kolesterol yang berasal dari darah dalam jumlah kecil yang diperoleh dari Asetil Co-A dan memberntuk inti steroid yang tepat. Selama sintesis, progesterone dan hormone kelamin pria (testosterone) akan disintesis pertama kali kemudian fase folikular dari siklus ovarium, hamper semua testosterone dan sebagian besar progesterone diubah menjadi estrogen oleh sel-sel granulosa. Selama fase luteal dari siklus, jauh lebih banyak dibentuk progesterone yang semuanya akan diubah dalam plasma wnaita oleh ovarium.

d.      Ovulasi
Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari, sesudah terjadinya menstruasi, tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding luar folikel yang menonjol akan membengkak dengan cepat dan daerah kecil bagian tengah kapsul yang disebut stigma akan menonjol seperti putting. Dalam waktu 30 menit kemudia, cairan akan mengalir dari folikel melalui stigma.  Sekitar 2 menit kemudain, folikel menjadi lebih kecil karena kehilangan cairannya. Stigma akan robek cukup besar dan cairan yang lebih kental yang terdapat di bagian tengah folikel akan mengalami evaginasi keluar dan ke dalam abdomen. Cairan kental ini membawa ovum yang dikelilingi oleh beberapa ratus sel granulosa kecil yang disebut corona radiata.
1.      Lutein Hormon (LH)
Diperlukan untuk pertumbuhan akhir flikel dan ovulasi kecepatan sekresi LH. Oleh kelenjar hipofisis anterior, jumlah hormone LH akan meningkat dengan cepat, selain itu FSH juga meningkat sekitar 2-3 kali lipat pada saat bersamaan. Permulaan ovulasi menunjukan LH dalam jumlah yang besar dan menyebabkan sekresi hormone steroid folikular yang mengandung sejumlah kecil progesterone. Dua peristiwa dibutuhkan untuk ovulasi adalah sebagai berikut:
a.       Kapsul folikel mulai melepaskan enzim proteolitik dari lisozim (enzim mencegah bakteri) yang mengakibatkan pelarutan dinding kapsul sehingga terjadi pembenkakan seluruh folikel dan degenerasi dari stigma.
b.      Terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru yang berlangsung cepat ke dalam dinding folikel pada saat yang sama akan terjadi vasodilatasi sehingga prostaglandin juga akan disekresi dalam jaringan folikular.

Kedua efek ini selanjutnya akan mengakibatkan transudasi plasma ke dalam folikel yang berperan pada pembengkakan folikel, yang pada akhirnya pembengkakan dan degenerasi stigma akan mengakibatkan pecahnya folikel yang disertai dengan pengeluaran ovum.
Hormone plasenta
Hormone
Fungsi
Hormone Chorionik
Gonadotrophin
Mempertahankan korpus luteum kehamilan.
Merangsang sekresi testosterone oleh testis yang sedang berkembang di mudigah XY.
Estrogen juga disekresikan oleh
korpus luteum kehamilan
Merangsang pertumbuhan myometrium dan meningkatkan kekuatan uterus untuk persalinan.
Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi
Progesterone juga disekresikan
oleh korpus luteum kehamilan
Menekan kontraksi uterus agar lingkungan janin tenang.
Menodorong pembentukan sumbat mukus di serviks untuk mencegah kontaminasi uterus.
Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi.
Hormone Chorionik
Somatomammotropin
Diperkirakan menurunkan penggunaan glukosa oleh ibu sehingga jumlah glukosa yang dialirkan ke janin dapat ditingkatkan.
Relaksin juga disekresikan oleh
korpus luteum kehamilan
Melunakan serviks sebagai persiapan untuk dilatasi serviks pada saat persalinan.
Melemaskan jaringan ikat antara tulang-tulang panggul sebagai persiapan persalinan.

Efek ekstrogen dan progesterone
Lokasi
Efek
Pada jaringan spesifik
Seks
·         Esensial untuk pematangan dan pelepasan sel telur
·         Merangsang pertumbuhan dan memelihara keseluruhan saluran produksi wanita
·         Merangsang proliferasi sel granulosa yang menyebabkan pematangan folikel
·         Menipiskan mukus serviks untuk memudahkan penetrasi sperma.
·         Meningkatkan transportasi sperma ke eviduktus dengan merangsang kontraksi uterus dan oviduktus ke atas
·         Merangsang pertumbuhan endometrium dan myometrium
·         Menginduksi pembentukan reseptor progesterone di endometrium, selama getasi reseptor eksitosin di myometrium
Efek reproduksi lain
·         Meningkatkan perkembangan karakteristik seks sekunder
·         Kontrol sekresi GnRH dan gonadotropin
·         Kadar rendah menghambat sekresi
·         Kadar tinggi akan memicu lonjakan LH
·         Merangsang perkembangan duktus di payudara selama kehamilan
·         Menghambat efek stimulasi sekresi susu oleh prolactin selama kehamilan
Efek non-reproduksi
·         Meningkatkan penimbunan lemak
·         Menutup lempeng epifisis
·         Menurunkan kolesterol darah (insiden arteroskeloris leibh rendah pada wanita sampai setelah menopause)
Progesterone
·         Mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan mudigah atau janin
·         Meningkatkan pembentukan sumbatan mukus yang kental di kanalis servikalis
·         Menghambat sekresi GnRH dan gonadotropin di hipotalamus
·         Merangsang oerkembangan alveolus di payudara selama kehamilan
·         Mengahambat efek stimulasi sekresi susu oleh prolactin selama kehamilan
·         Menghambat kontraksi uterus selama kehamilan

e.       Pubertas
Pubertas ialah dimulainya kehidupan seksual dewasa, sedangkan menarke (menarche) adalah dimulainya menstruasi. Periode pubertas terjadi karena kenaikan sekresi hormone gonadotropin oleh hipofisis, perlahan dimulai pada tahun kedelapan kehidupan dan mencapai puncaknya pada saat terjadinya menstruasi yaitu pada usia 11-16 tahun. Pada wanita, kelenjar hipofisis dan ovarium akan mampu menjalankan fungsinya secara penuh apabila dirangsang secara tepat. Timbulnya pubertas dirangsang oleh beberapa proses pematangan yang berlangsung di daerah otak yaitu hipotalamus dan sistem limbik yang ditandai dengan hal-hal berikut ini:
a.       Peningkatan sekresi estrogen pada pubertas
b.      Variasi siklus bulanan
c.       Peningkatan sekresi estrogen lebih lanjut selama beberapa tahun pertama dar kehidupan seksual
d.      Terjadinya penurunan progresif dari sekresi estrogen menjelang akhir kehidupan seksual
e.       Hampir tidak ada sekresi estrogen dan progesterone sesudah menopause

f.       Siklus Seksual pada Pubertas
Bila lonjakan LH tidak cukup besar, ovulasi tidak akan berlangsung, keadaan ini disebut sebagai anovulatorik (tidak ada ovulasi). Variasi siklus seksual terus berlanjut, tetapi mengalami perubahan dengan cara tidak adanya ovulasi sehingga menyebabkan korpus luteum gagal berkembang, sebagai akibatnya hamper tidak ada sekresi progesterone selama bagian akhir dari siklus. Siklus akan memendek beberapa hari, tetapi ritmenya terus berlanjut. Hal ini memungkinkan progesterone tidak dibutuhkan untuk mempertahankan siklus itu sendiri walaupun dapat mengubah ritmenya. Siklus anovulatorik (siklus tidak teratur) biasnya terjadi selama beberapa siklus pertama sesudah pubertas atau beberapa bulan bahkan tahunan sebelum menopause. Hal ini mungkin karena lonjakan LH tidak cukup kuat pada saat itu untuk terjadinya ovulasi.
1.      Menopause
Terjadi pada usia 45-50 tahun, siklus seksual menjadi tidak teratur, ovulasi tidak terjadi selama bebeapa siklus selama beberapa bulan atau beberapa tahun, dan terhenti sama sekali, siklus berhenti dan hormon kelamin wanita menghilang dengan cepat sampa akhir tidak ada.
Penyebab menopause adalah matinya ovarium (burning out). Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita ±400 folikel premordial tumbuh menjadi folikel vesicular dan berproliferasi, serta sekitar berates-ratus ribu ovum berdegenerasi. Pada usia 45 tahun hanya tinggal beberapa folikel premordial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH. Produksi estrogen berkurang sewaktu jumlah folikel premordial mencapai nol. Produksi estrogen menurun di bawah nila kritis, estrogen tidak lagi menghambat FSH dan LH, serta tidak menimbulkan siklus oksidasi (fluktuasi) karena estrogen diproduksi dalam jumlah di bawah kritis.

Pada saat menopause, produksi estrogen dan progesterone menjadi kosong tanpa hormone. Keadaan ini menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi tubuh yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
a.       Rasa panas kulit kemerahan yang ekstrim.
b.      Sensasi psikis dari dyspnea.
c.       Rasa letih, gelisah, dan ansietas (rasa cemas yang berlebihan).
d.      Kadang-kadang keadaan psikotik (gangguan kepribadian).
e.       Penurunan kekuatan tulang seluruh tubuh.

D.    Kelenjar Mamae (Payudara)
Payudara atau kelenjar mamae adalah kelenjar aksesoris sistem reproduksi wanita. Organ ini juga ada pada pria, tetapi tidak berkembang. Pada wanita, payudara berukuran kecil dan imatur hingga pubertas. Selanjutnya, payudara tumbuh dan berkembang di bawah pengaruh esterogen dan progesterone. Saat hamil, hormon ini menstimuasi pertumbuhan lebih lanjut. Setelah bayi lahir, hormone prolactin dari hipofisis anterior menstimulasi hipofisis posterior untuk memproduksi ASI sebagai respons terhadap stimulasi putting oleh isapan bayi.
Payudara terdiri atas jaringan kelenjar, jaringan fibrosa, dan jaringan lemak. Pada wanita, kelenjar mamae mulai berkembang pada permulaan masa pubertas (adolescence) yaitu pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae tumbuh menjadi besar sebelah lateral linea aksilaris anterior/media sebelah kranial ruang interkostalis III dan sebelah kaudal ruang interkostalis VII-VIII.
1.)    Struktur Kelenjar Mamae
Terdapat di atas bagian luar fasia torakalis superfisialis di daerah jaringan lemak subkutis.
Ø  Ke arah lateral sampai ke linea aksilaris media.
Ø  Ke arah medial melewati linea media mencapai kelenjar mamae sisi yang lain.
Ø  Ke arah bawah: mencapai daerah aksila (lipatan ketiak)
Kelenjar mamae menyebar di sekitar areola mamae dan mempunyai lobus antara 15-20 lobus. Tiap lobus berbentuk pyramid dengan puncak mengarah ke areola mamae. Masing-masing lobus dibartasi oleh septum yang terdiri atas jaringan fibrosa yang padat. Serat jaringan ikat fibrosa terbentang dari kulit ke fasia pektoralis yang menyebar di antara jeringan kelenjar.
Tiap lobus kelenjar mamae mempunyai saluran keluar yang disebut duktus laktiferus (duktus lactiferi) yang bermuara ke papilla mamae. Pada daerah areola mamae, duktus laktiferus melebar disebut sinus laktiferus (sinus lactiferi), di daerah terminalis lumen sinus ini mengecil dan bercabang-cabang ke alveoli. Di Antara jaringan kelenjar dan jaringan fibrosa, ruangannya diisi oleh jaringan lemak yang membentuk postur dari mamae sehingga permukaan mamae terlihat rata. Kelenjar mamae dapat dipisahkan dengan mudah dari fasia sehigga kedudukan mamae mudah bergeser.



Glandula mamari









2.)    Pembuluh Darah Mamae
Berasal dari arteria mammaria interna dan arteri torakalis lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosis bermuara ke vena mammaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika. Sebagian besar vena-vena tersebut bermuara ke vena torakalis lateralis.

3.)    Pembuluh Limfe Mamae
a.       Aliran limfe superfisialis 75% mengalir ke saluran torakalis lateralis berjalan bersama arteri dan vena dipinggir lateral muskulus pektoralis mayor bermuara di nervus ke 11 aksilaris dan nervus supraklavikularis.
b.      Aliran linfe profunda mengalir ke dinding torak menembus muskulus pektoralis mayor bermuara ke nervus ke 11 pektoralis sepanjang arteri dan vena mamaria interna.
c.       Bagian medial aliran limfe subkutan berhubung antara kedua mamae dan bermuara ke nervus 11 supraklavikularis.

4.)    Perkembangan Payudara
Perkembangan payudara distimulasikan oleh estrogen yang berasal dari siklus seksual bulanan, di mana akan merangsang pertumbuhan kelenjar mamaria dan ditambah dengan deposit lemak untuk memberikan masa pada kelenjar payudara. Pertumbuhan jauh lebih besar terjadi selama masa kehamilan dan jaringan kelenjar hanya berkembang sempurna untuk membentuk air susu. Selama kehamilan, estrogen disekresi oleh plasenta sehingga duktus payudara tumbuh dan berkembang. Hormone prolactin, glukokotikoid adrenal, dan insulin berperan dalam metabolism protein dalam pekembangan payudara.




2.3  Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria terbagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian kelanjar, duktus (saluran), dan bangun penyambung.

Bagian Kelenjar

A. Testis
Merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormone laki-laki dibentuk. Testosterone dihasilkan oleh testis, berkembang didalam abdomen sewaktu janin, dan turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum menjelang akhir kehamilan.
Kelenjar testis bentuknya seperti telur, banyaknya 2 buah menghasikan sel mania tau sperma. Testis terletak menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum. Sepasang kelenjar yang masing-masing sebesar telur ayam tersimpan di dalam skrotum masing-masing di tunika albuginea testis. Di belakang testis, selaput ini agak menebal sehingga membentuk suatu bagian yang disebut mediastinum testis.
Testis terdiri dari belahan-belahan yang bernama lobus testis. Testis juga menghasilkan hormone testorteron dan bekerja sebagai kelenjar endoktrin. Hormon testosterone ini berfungsi untuk menentukan sifat-sifat kejantanan. Contoh: timbulnya jakun dan jenggot, suara yang membesar, serta bentuk badan yang besar dan kuat.
Fungsi testis:
1.      Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di tubulus seminiferus
2.      Menghasilkan hormone testosterone, dilakukan oleh sel interstisial

a.   Pembungkus Testis
·      Fasia Spermatika Eksterna
Suatu membrane yang tipis memanjang ke arah bawah di antara fenikulus dan testis lalu berakhir pada cincin subkutan ingualis.
·      Lapisan Kresmaterika
Terdiri atas selapis otot dimana lapisan ini sesuai dengan muskulus obliges abdominisinternus dan fasies abdominus internus.
·      Fasia Spermatika Interna
Suatu membrane tipis dan menutupi fenikulus spermatikus. Fasia ini akan berakhir pada cincin inguinalis interna bersama dengan fasia transversalis yaitu lapisan otot dimana lapisan ini sesuai dengan muskulus obliges abdominis internus dan fasianya









Pembungkus testis










B.  Vesika Seminalis
Vesika seminalis merupakan dua ruangan di antara fundus kandung kemih dan rectum. Masing-masing ruangan berbentuk pyramid, dimana permukaan anterior berhubungan dengan fundus kandung kemih, sedangkan permukaan posterior terletak di atas rectum yang dipisahkan oleh fasia rekto vesikalis.
Panjang vesika seminalis ±5-10 cm dan merupakan kelenjar sekresi yang menghasilkan zat mukoid. Zat ini mengandung banyak fruktosa dan zat gizi (prostaglandin dan fibrinogen) yang merupakan energy bagi spermatozoa. Vesika seminalis bermuara pada duktus deferens dan bergabung denan duktus deferens. Penggabungan ini disebut duktus ejakulatorius sehingga menambah semen ejakulasi serta mukosa.
Vesika seminalis mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula seminalis. Duktus vesikula seminalis ini akan bergabung dengan duktus deferens. Penggabungan dari kedua duktus ini membentuk duktus baru yang benama duktus ejakulatorius yang bermuara pada 2 buah kelenjar tubulo alveolar yang terletak di kanan dan kiri di belakang leher kandun kemih. Sekrek vesika seminalis merupakan komponen pokok dari air mani. Fungsinya menghasilkan cairan yang disebut semen untuk cairan pelindung spermatozoa.






Testis pria










C. Glandula Prostat
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terletak di bawah vesika urinaria melekat pada dinding bawah vesika urinaria di sekitar uretra bgian atas. Kelenjar prostat kira-kira sebesar buah kenari. Letaknya di bawah kandung kemih mengelilingi uretra dan terdiri dari kelenjar majemuk, saluran dan otot polos. Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercamor sekret dari testis. Perbesaran prostat akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin.
Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas lobus yaitu:
1.      Lobus posterior
2.      Lobus lateral
3.      Lobus anterior
4.      Lobus medial
Fungsi kelenjar prostat menambah cairan alkalis pada cairan seminalis berguna utnuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagma.

D.    Kelenjar Bulbouretralis
Kelenjar bulbo uretralis terletak di sebelah bawah dari kelenjar prostat panjangnya 2-5 cm. Fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat. Kelenjar bulbo uretralis dibungkus oleh simpai jaringan ikat tipis yang diluarnya tedapat serat-serat otot rangka. Jaringan ikatannya banyak mengandung serat elastin, serat otot rangka, dan serat otot polos. Berfungsi untuk menghasilkan cairan lendir bersifat basa ke dalam saluran ejakulasi.




Duktus (Saluran)
A.    Epididymis
Saluran halus yang panjangnya ±6 cm terletak di sepanjang atas tepi dan belakang testis, terdiri atas:
1.)    Kaput epididymis berhubungan dengan erat dengan bagian atas testis sebagai duktus eferens dari testis,
2.)    Kapus epididymis (badan) ditutupi oleh membrane serosa servikalis sepanjang pinggir posterior,
3.)    Kauda epididymis (ekor) disebut juga globulus minor ditutupi oleh membrane serosa berhubungan dengan duktus deferens,
4.)    Ekstremitas superior (bagian yang besar)
5.)    Ekstremitas inferior (seperti titik).
Berperan sebagai tempat pengangkutan, penyimpanan, pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi. Diantara korpus dan testis terdapat ruangan yang disebut sinus epididymis (fossa digitalis). Sebagian epididymis ditutupi oleh lapisan viseral. Lapisan pada bagian mediastinum menjadi lapisan parietal, dikelilingi oleh jaringan ikat spermatozoa melalui duktus deferens merupakan bagian dari kaput epididymis, tempat bermuaranya spermatozoa disimpan masuk ke dalam vas deferens, fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum diejakulasi, dan memproduksi sperma.
Appendix testis: bagian ekstremitas superior testis dekat kaput epididimis terdapat benda kecil berbentuk oval yaitu berupa sisa dari duktus muleri, bagian atas appendix epididymis. Tangkai kecil yang terdapat pada kaput epididymis dianggap sebagai duktus deferens.
B.     Duktus Deferens
Duktus deferens adalah duktus ekskretorius dari testis dan merupakan lanjutan dari kanalis epididymis dengan panjang 50-60 cm. mulai dari bagian bawah, kauda epididymis berbelit-belit, secara berangsur-angsur naik sepanjang pinggir posterior testis dan sisi medialis bagian frenikulus spermatikus melalui cincin kanalis inguinalis, lalu masuk ke fenikulus spermatika membelok sepanjang sisi lateral arteri spigastrika, kemudian menjurus ke belakang agak turun ke fossa iliaka ekterna mencapai kavum pelvis. Bagian ini terdapat di antara peritonealis dan dinding lateralis pelvis, selanjutnya turun pada sisi medialis arteri umbilikalis dan nervus obturatorius, menyilang di depan ureter dan mencapai sisi medial ureter, berbelok-belok membentuk sudut turun ke medial agak ke depan di antara fundus vesika urinaria bagian atas vesika seminalis.
Selanjutnya menjurus ke bawah antara fundus kandung kemih dan rectum menuju basis glandula prostat bergabung dengan duktus vesika seminalis membentuk duktus ejakulatorius dan bermuara pada pars prostatika uretra melalui orifisium urtikulus prostatikus. Duktus deferens keras seperti tali dan berbentuk slinder, dinding salurannya begitu kecil, pada fundus vesika urinaria membesar dan berbelok-belok disebut ampula. Duktus deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

Tubulus testis dan epididmis




















C.    Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Pada pria, organ ini merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi. Pengeluaran urin tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kegiatan kontraksi prostat. Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis, memiliki lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air mani.

Bangun penyambung
A. Skrotum
Skrotum merupakan kantong yang menggantung di dasar pelvis, tempat sepasang testis tersimpan. Di depan skrotum terletask penis, di belakang skrotum terletak anus. Skrotum (kandung buah pelir), berupa kantung yang terdiri atas kulit tanpa lemak. Subkutan berisi sedikit jaringan otot, testis (buah pelir) berada dalam pembungkus yang disebut tunika vaginalis yang dibentuk dari peritonium.
Skrotum merupakan kantung kulit mengandung banyak pigmen, sebelah dalamnya terdapat kantung yang dipisahkan satu sama lain oleh septum. Tiap kantung berisi testis epididymis funikulus spermatikus. Lapisan dinding abdomen turut serta dalam pembentukan dan pembungkus testis. Tiap lapisan testiskuler berhubungan dan begabung dengan lapisan dinding abdomen. Lapisan dalam (peritoneum), tunika vaginalis testis mengelilingi skrotum. Lapisan tengah, otot dan fasia dinding abdomen, fasia spermatika interna dan fasia transfersal dinding abdomen melapisi tunika vaginalis.
M. cremaster yang muncul dari M. obligues internus abdominalis yang menggantungkan testis, dapat mengangkat testis menurut kemauan dan refleks ejakulasi. Lapisan luar atau kulit skrotum merupakan lanjutan kulit abdomen yang berpigmen mengandung kelenjar sebasea. Funikulus spermatikus merupakan bangun penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf.
*      Lapisan Skrotum
·         Kulit: warna kecoklatan, dan mempunyai flika/rugae. Pada kulit terdpat folikel sebasea yang dikelilingi oleh rambut keriting dimana akarnya terlihat melalui kulit.
·         Tunika Dartos: berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis skrotum. Tunika dartos ini membentuk septum yang membagi skrotum menjadi dua ruangan untuk testis yang terdapat dibawah permukaan penis.
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu testis sekitar 34°C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.

B.  Fenikulus Spermatikus
Fenikulus spermatikus merupakan bangunan penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut syaraf. Fenikulus spermatikus memanjang dari abdominalis inguinalis dan tersusun konvergen ke bagian belakang testis, melewati cincin subkutan dan turun hampir vertical ke skrotum. Fenikulus spermatikus kiri lebih panjang dari yang kanan karena testis kiri tergantung lebih rendah dari testis kanan.
*      Struktur
a.       Ductus deferens
b.      Arteria testicularis
c.       Arteria cremasterica
d.      Arteria deferentialis (untuk ductus deferens)
e.       Vena testicularis
f.       Saluran getah bening
g.      Ramus genitalis dari nervus genitofemoralis
h.      Serabut-serabut otonom dari plexus testicularis

*      Pembuluh Darah Fenikulus Spermatikus
a.       Arteri Spermatika Interna: cabang dari aorta abdominalis, keluar dari abdomen melalui cincin inguinalis abdominalis bergabung dengan fenikulus spermatikus sepanjang kanalis inguinalis memberikan darah untuk epididymis dan substansi testis.
b.      Arteri Spermatika Eksterna: cabang dari arteri epigastrika inferior, memberikan darah untuk fenikulus spermatikus beranastomosis dengan arteri spermatika interna.
c.       Arteri Duktus Deferens: cabang dari arteri vesikalis inferior. Arteri ini panjang dan bergabung dnegan duktus deferens beranastomosis dengan arteri spermatika interna dekat testis.
d.      Vena Spermatika: mulai dari belakang testis menerima darah dari epididymis membentuk pompa bagian dari fenikulus spermatikus pembuluh-pembuluh yang membentuk fleksus banyak masuk sepanjang fenikulus spermatikus di depan duktus deferens. Di bawah cincin substansia inguinalis, pembuluh ini bersatu membentuk 2-4 vena lewat kanalis inguinalis, masuk ke abdomen melalui cincin inguinalis abdominalis, yang kanan bermuara ke vena cava inferior, sedangkan yang kiri bermuara ke vena renalis sinistra.

*      Pembuluh Limfe
Pembuluh limfe terdiri atas dua bagian: permukaan luar dan permukaan dalam. Pembuluh limfe berasal dari permukaan tunika vaginalis epididymis dan korpus testis. Pembuluh ini akan membentuk 4-8 traktus dan berakhir pada bagian lateral dari pronatik dan nervus lumbalis II.

Traktus reproduktif pria










C.    Penis
Bagian ini terletak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung disebut glans penis. Bagian tengah disebut korpus penis, bagian pangkal disebut radiks penis. Glan penis tertutup oleh kulit korpus penis, kulit penutup ini disebut prepusium. Penis (zakar) terdiri atas jaringan seperti busa dan terletak memanjang, tempat muara uretra dari glan penis adalah frenulum atau katup.
Penis merupakan alat yang mempunyai jaringan erektil yang satu sama lainnya dilapisi jaringan fibrosa ringan erektil ini terdiri dari rongga-rongga seperti karet busa. Dengan adanya rangsangan seksual, karet busa ini akan dipenuhi darah sebagai vasopresi. Berdasarka ini terjadilah ereksi penis, ereksi penis dipengarui oleh otot:
1.      Muskulus Iskia Karvenosus, muskulus erector penis, otot-otot ini menyebabkan erektil (ketegangan) pada waktu koitus (persetubuhan).
2.      Muskulus Bulbo Karvenosus, untuk mengeluarkan urin. Penis memiliki tiga buah korpus karvenosa (alat pengeras zakar) yaitu dua biah korpus karvenosus uretra, terletak di sebelah punggung atas dari penis. Satu korpus karvenosus uretra, terletak di sebelah bawah dari penis yang merupakan saluran kemih.

Korpus karvenosus penis terdiri dari jaringan yang mengandung banyak sekali pembuluh darah. Pada waktu akan mengadakan hubungan kelamin (koitus), maka penis akan menjadi besar dan keras oleh karena korpus tersebut. Korpustersebut banyak mengandung darah, dengan jalan denikian maka spermatozoid dapat dihantarkan sampai pintu vagina.
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis dapat berfungsi juga sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.
*      Pembuluh darah penis
a.       Arteri pudenda interna: cabang arteri hipogastrika yang menyuplai darah untuk ruangan karvenosus.
b.      Arteri profunda penis: merupakan cabang dari arteri dorsalis penis, bercabang terbuka langsung ke ruangan karvenosa. Cabang kapiler akan menyuplai darah ke trabekula ruangan karvenosa dan dikembalikan ke vena pada dorsum membentuk vena dorsalis penis melewati permukaan superior korpora karvenosa lalu bergabung dengan vena yang lain.

Fisiologi Reproduksi Pada Pria
A.    Hormone pada pria
1)      Testosterone
Dihasilkan oleh sel interstisial yang terletak antara tubulus semini ferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
Setelah pubertas, sel interstisial banyak menghasilkan hormon testosterone yang diseskresi oleh testis. Sebgaian besar testosterone berikatan longgar dengan protein plasma yang terdapat dalam darah dan sebagian terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi dehidrasi testosterone. Testosterone yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh hati menjadi aldosterone dan dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresi dalam usus besar melalui empedu ke dalam urin.
Fungsi testosterone adalah:
·         Efek desensus (penemoatan testis). Hal ini menunjukan bahwa testosterone merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunan.
·         Perkembangan seks primer dan sekunder. Sekresi testosterone setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.


2)      Hormone Gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone yaitu Lutein Hormon (LH) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH). Bila testis dirangsang oleh LH dari kelenjar hipofisis, maka sekresi testosterone selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan pembentukan organ seks pria.
Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosit dalam tubulus seminiferus dirangsang oleh FSH. Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan spermatozoa. Oleh karena itu, testosterone disekresi secara serentak oleh sel interstitial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus. Testosterone diperlukan untuk proses pematangan akhir spermatozoa.

3)      Hormone Estrogen
Dibentuk dari testosterone dan dirangsang oleh hormone perangsang folikel. Hormone ini memungkinkan spermatogenesis utnuk menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat testosterone dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.

4)      Hormone Pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis secara khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenisis sendiri. Bila tidak terdapat hormone pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.

Fisiologi Sperma
Mortilitas dan fertilitas sperma terjadi karena gerakan flagella melalui medium cairan. Sperma normal cenderung utnuk bergerak lurus daripada berputar. Aktivitas ini ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat asam dapat mematikan sperma dengan cepat. Aktivitas sperma dapat meningkat bersaman dengan peningkatan suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus genitalia wanita hanya dapat hidup 1-2 hari.
1)      Fungsi Vesikula Seminalis
Epitel sekretorik menyekresi bahan mucus yang mengandung fruktosa, asam sitrat, prostaglandin, dan fibrinogen. Setelah itu vas deferens mengeluarkan sperma dan menambah semen yang diejakulasi, fruktosa, dan gizi-gizi lainnya yang dibutuhkan oleh sperma untuk membuahi ovum. Prostaglandin membutuhkan proses pembuahan yang bereaksi dengan mucus serviks dan membuat lebih reseptif (menerima) terhadap gerakan sperma untuk menggerakan sperma sampai mencapai ke ujung atas tuba falopii dalam waktu 5 menit.

2)      Semen
Cairan semen berasal dari vas deferens dan merupakan cairan yang terakhir diejakulasi. Semen berfungsi utnuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra. Cairan dari vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vesikula seminalis membentuk kuagulum yang lemah.
Walaupun sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genitalia pria setelah sperma diejakulasi ke dalam semen, akan tetapi jangka hidup sperma maksimal 24-28 jam.

Kelenjar testis

















3)      Spermatogenesis
Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil dinamakan spermatogenia, menjadi spermatosit, dan membelah diri membentuk 2 spermatosit yang masing-masin mengandung 23 kromosom setelah beberapa minggu menjadi spermatozoa. Spermatid pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum sel epiteloid kemudian sitoplasma menghilang lalu spermatid memanjang menjadi spermatozoa yang terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor.
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama 18 jam- 10 hari hingga mengalami proses pematangan. Epididymis menyekresi cairan yang mengandung hormone, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan sperma. Sebagian besar terdapat pada vas deferens dan sebagian kecil di dalam epididymis.

4)      Pematangan Sperma
Setelah terbentuk dalam tubulus seminiferus, sperma membutukan waktu beberapa hari untuk melewati epididymis. Sperma bergerak dari tubulus seminiferus ke bagian awal epididymis selama 18-24 jam. Sperma memiliki kemampuan motilitas walaupun beberapa faktor menghambat cairan dalam epididymis untuk mencegah mobilitas setelah proses ejakulasi menyekresi cairan yang mengandung hormone testosterone dan estrogen, enzim-enzim, serta nutrisi khusus untuk pematangan sperma.

5)      Penyimpanan Sperma
Kedua testis dapat membentuk sperma ±120 juta setiap hari. Sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididymis, sedangkan sebagian besar sisanya disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deferens sehingga dapat mempertahankan fertilitasnya dalam duktus genitalis selama 1 bulan. Dengan aktivitas seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya dapat beberapa hari saja.

Fungsi Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat menghasilkan cairan encer yang mengandung ion sitrat, ion phospat, enzim pembeku, dan profibrinisilin. Selama pengisian kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer dapat dikeluarkan untuk menambah lebih banyak jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat memungkinkan untuk keberhasilan fertilisasi (gumpalan) ovum karena cairan vas deferens sedikit asam. Cairan prostat menetralisir sifat asam dari cairan lain setelah ejakulasi.
1)      Kegiatan Seksual Pria


Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menyebar melalui saraf pudendus melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis untuk membantu rangsangan aksi seksual dalam mengirim sinyal ke medulla dan berfungsi untuk meningkatkan sensasi seksual dengan sekret yang menyebabkan keinginan seksual dengan merangsang kandung kemih dan mukosa uretra.
Unsur psikis rangsangan seksual: sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan/khayalan akan menyebabkan terjadinya aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sepanjang mimpi/khayalan, terutama usia remaja.
Aksi seksual pada medulla spinalis: fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genitalia yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata ataupun kombinasi keduanya.

Pengaturan Fungsi Reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan hormone gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus lalu merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi lutein hormon, hormone perangsang lutein hormone (LH), dan folikel stimularing hormone (FSH). Lutein hormone merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosterone oleh testis dan folikel stimulating. Hormone yang disekresikan akan merangsang spermatogenesis.
Ejakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual laki-laki. Semen diejeksikan melalui serangkaian semprotan.
a.      Impuls simpatis dari pusat refleks medulla spinalis menjalar di sepanjang spinal lumbal (L1 dan L2) menuju urogenital dan menyebabkan kontraksi peristaltic dalam duktus testis epididymis dan duktus deferns. Kontraksi ini menggerakan sperma di sepanjang saluran.
b.      Impuls parasimpatis menjalar pada pusat pudendal dan menyebabkan otot bulbo karvenosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama.
c.       Kontraksi awal pada vesikel seminalis, prostat, dan kelenjar bulborektalis menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk membentuk semen.

1)      Pengaruh GnRH Meningkatkan Sekresi LH dan FSH
Hipotalamus melepaskan Gonadotropin Hormon (GnRH) yang diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior untuk merangsang peleasan LH dan FSH dalam darah porta. Perangsangan hormone ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi dan jumlah GnRH lalu sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respons perubahan jangka panjang GnRH.
Pengaruh hormone gonadotropin terhadap LH dan FSH. Hormone ini disekresi oleh sel-sel yang sama dalam kelenjar hipofisis anterior. LH dan FSH adalah glikoprotein yang berkaitan dengan protein dalam molekul yang sangat bervariasi. Dalam keadaan yang berbeda dapat mengubah kemampuan aktivitas dasar LH maupun FSH hingga mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan di dalam testis melalui aktivitas pengaktifan sistem enzim khusus dalam sel-sel target berikutnya.

2)      Pengaturan Spermatogenesis
FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus. Peningkatan ini mengakibatkan sel tumbuh dan menyekresi berbagai unsur spermatogenik. Secara bersamaan testosterone berdifusi ke dalam tubulus dalam ruangan interstisial yang mempunyai efek tropik terhadap spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH, sedangkan testosterone dibutuhkan agar dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang lama.

3)      Sekresi Metabolisme dan Sifat Kimia
Sekresi androgen dalam tubuh memilki efek maskulinisasi termasuk testosterone. Aktivitas maskulinisasi dari semua hormone sangat sedikit yaitu kurangdari 5% seluruh aktivitas tubuh pria dewasa. Sifat kimia androgen adalah senyawa steroid untuk testosterone yang dapat dibentuk dari kolesterol langsung dari Asetil CO-A. Setelah testosterone di metabolisme dan disekresi testis, sekitar 97% testosterone akan menjadi lemah ikatannya dengan albumin plasma atau lebih kuat berikatan dengan globulin yang disebut globulin pengikat hormone kelamin dan bersirkulasi dengan darah.
Sebagian besar testosterone yang terikat ke jaringan diubah dalam sel-sel menjadi dehodrotestosteron dalam organ khusus seperti kelenjar prostat pada pria dewasa dan dalam denitalia eksterna pada janin laki-laki. Pembentukan estrogen juga terjadi pada pria. Di samping itu, testosterone dan estrogen juga ditemukan dalam urin pria. Jumlah estrogen dalam cairan tubulus seminiferus cukup tinggi dan menjalankan perannya dalam spermatogenesis.

Fungsi komponen reproduksi pria
Komponen Reproduksi
Fungsi
Testis
Menghasilkan sperma
Mengeluarkan testosterone
Epididymis dan
Duktus deferens
Berfungsi sebagai tempat keluar sperma dari testis.
Sebagai pematangan motilitas dan fertilisasi sperma.
Memekatkan/mengentalkan dan menyimpan sperma.
Vesikula seminalis
Menghasilkan fruktosa untuk memberi makan sperma yang dikeluarkan.
Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang motilitas saluran reproduksi pria dan wanita untuk membantu mengeluarkan sperma.
Menghasilkan sebagian besar cairan semen.
Menyediakan precursor (proses biologis) untuk pembekuan semen.
Kelenjar prostat
Mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi vagina yang asam.
Memicu pembekuan semen, untuk menjaga sperma tetap berada dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.
Kelenjar bulbo uretra
Mengeluarkan mukus untuk pelumas


2.4  Kelainan Pada Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pada manusia rentan mengalami penyakit, kelainan juga gangguan. Gejala tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa saja karena tumor, virus, bakteri atau memang disfungsi organ reproduksi yang disebbakan oleh hal-hal yang tak terduga misalnya makanan atau zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh manusia. Pada makalah ini akan dibahas penyakit pada sistem reproduksi manusia dan dibagi ke dalam dua kelompok yakni penyakit dan gangguan pada reproduksi wanita dan penyakit dan gangguan pada organ reproduksi pria. 
1)      Gonore
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva). 
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.

2)      Sifilis
Disebabkan oleh bakteri spirochaeta pallid gejala penyakit Sipilis berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental. Selain melalui hubungan seksual, sifilis bisa menular kepada janin oleh ibu yang menderita penyakit ini. Struktur tubuh bakteri penyebab sifilis Treponema pallidum yang berbentuk heliks memungkinkan untuk bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mucosa.

3)      Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh serangan protozoa parasit Trichomonas vaginalis. Pada wanita, penyakit ini biasanya dimulai dengan keluarnya cairan dari vagina yang berbusa dan berwarna kuning kehijauan. Vulva (alat kelamin wanita bagian luar) bisa teriritasi dan luka, dan hubungan intim bisa menyebabkan rasa nyeri. Pada kasus yang berat, vulva dan kulit di sekitarnya bisa meradang dan bibir kemaluan (labia) membengkak. Timbul rasa nyeri ketika berkemih dan frekuensi berkemih menjadi sering, menyerupai gejala dari infeksi kandung kemih.
Penderita pria sering tidak menunjukkan gejala tetapi bisa menginfeksi mitra seksualnya. Beberapa diantaranya mengeluarkan cairan berbusa atau cairan seperti nanah dari uretra, mengalami nyeri saat berkemih dan desakan berkemih yang lebih sering. Gejala-gejala ini biasanya timbul di pagi hari. Uretra bisa mengalami peradangan ringan, dan kadang-kadang ujung penis tampak lembab. Infeksi pada epididimis menyebabkan nyeri pada buah zakar. Prostat juga bisa terinfeksi.
Penularan penyakit trikomoniasis tak hanya melalui kontak seksual saja. Penularan parasit penyebab penyakit ini juga dapat terjadi jika kita menggunakan handuk atau pakaian dalam yang sama dengan penderita.

4)      Sindrom Turner
Sindrom Turner adalah munculnya kelainan akibat dari abnormalitas kromosom seks pada perempuan (yakni kromosom X), dimana hanya terdapat satu kromosom X.

Ciri-ciri yang terlihat adalah:
a.       Tubuh pendek
b.      Kelopak mata yang jatuh
c.       Kulit leher kendur dan mudah ditarik
d.      Dada lebar dengan puting payudara yang saling berjauhan
e.       Tangan pendek disertai pergelangan tangan yang mengarah keluar dan kuku yang kecil
f.       Ovarium tidak berfungsi yang berakibat pada tidak terjadinya perubahan fisik saat masa puberitas dan tidak mengalami menstruasi.
g.      Kesulitan dalam belajar (mengenal ruang dan matematika)
h.      Kesulitan memahami situasi sosial (emosi dan reaksi orang lain)

5)      Hermafrodit Gonad
Hermafrodit adalah istilah umum yang di kenal untuk menggambarkan keadaan ini. Kasus ini termasuk kasus interseksual. Kasus semacam ini di bagi menjadi tiga: Hermafrodit sejati, Pseudo Hermafrodit wanita, dan Pseudo Hermafrodit pria. Hermafrodit sejati merupakan masalah terjarang dan menggambarkan satu manusia yang mempunyai ovarium dan testis yang lengkap.
Sedangkan Pseudo Hermafrodit wanita lebih banyak terjadi, rata-rata disebabkan akibat sekunder ibu menelan senyawa androgen, adanya tumor pensekresi androgen dalam ibu atau hyperplasia adrenalis congenital dengan produksi androgen adrenalis fetus yang berlebihan karena defisiensi enzim dalam jalur produksi kortisol. Pseudo Hermafrodit pria biasanya terdapat pada wanita dengan ketidaksensitivitas androgen yang lengkap, yang reseptor androgennya tidak ada.


2.5  Kehamilan dan Laktasi
A.    Kehamilan
Bila ovum dibuahi, maka terjadi rangkaian peristiwa baru yang disebut gestasi atau kehamilan. Pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm. Bila terjadi ovulasi, ovum bersama berates-ratus sel granulosa yang melekat padanya akan dikeluarkan langsung ke dalam rongga peritoneum. Selanjurnya, masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Untuk mencapai kavum uteri, secara terus-menerus bergerak kea rah pembukaan osteum tuba falopii yang terlihat seperti arus cairan lambat yang mengalir kea rah osteum dan masuk ke dalam salah satu tuba.
Pembuahan ovum terjadi setelah ejakulasi dalam waktu 5-10 menit. Beberapa sperma akan dihantarkan melalui uterus ke ampula. Pada bagian akhir, dari ruba falopii, ovarium yang dibantu oleh kontraksi uterus dan tuba falopii yang dirangsang oleh prostaglandin dalam cairan seminal dan cairan oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis posterior selama orgasme wanita. Hampir setengah miliyar sperma di deposit ke dalam vagina, tetapi hanya beberapa ribu yang mencapai ampula.
Pembuahan ovum umumnya terjadi segera setelah ovum memasuki ampula. Sebelum sperma memasuki ovum, sperma harus menembu berlapis-lapis graulosa yang melekat di sisi luar ovum yang disebut corona radiate. Sekali sebuah sperma telah masuk ke dalam ovum, kepala sperma akan membengkak dengan cepat untuk membentuk pronukleus pria. Kromosomyang telah berpasangan menyalurkan 46 kromosom atau 23 pasang dalam sebuah ovum yang sudah dibuahi.

B.     Pembuahan
Adalah penyatuan antara sperma dan sel telur yang telah dewasa/matang sehingga terbentuk zigot. Zigot berarti berpasangan atau berhubungan, peristiwa berpasangan kedua belah kromosom gamet, pihak jantan dan pihak betina yang saling haplon=haploid (gen menyatu) sehingga zigot terjadi dalam susunan diplon=diploid (dua bentuk kromosom).
Setelah terjadi pembuahan, zigot mengalami pertumbuhan (embriologi) sperma bergerak bersentuhan dengan sel telur dan sperma akan terikat oleh pengaruh semacam sekresi yang dikeluarkan oleh sel telur.
1.)    Hormone yang Disekresi Saat Kehamilan
a.      Hormone Gonadotropin Korionik (HCG) adalah hormone sepeti LH yang disekresi sel-sel embrionik mulai hari ke-10 setelah fertilisasi.
1.      HCG mempertahankan produksi progesterone dan estrogen oleh korpus luteum dalam ovarium yang dikenal sebagai korpus luteum kehamilan. Jika fertilisasi tidak terjadi, korpus luteum berdegenerasi dan produksi estrogen dan progesterone terhenti.
2.      Kadar HCG tetap tinggi selama beberapa bulan, setelah itu plasenta mengambil alih sebagai sumber estrogen dan progesterone.
3.      HCG masuk ke sirkulasi maternal dan disekresi ke dalam urin ibu hamil. Keberadaan HCG dapat dideteksi melalui uji imunoassai untuk mendiagnosis kehamilan.

b.      Progesterone Dan Estrogen disekresi oleh korpus luteum kehamilan karena pengaruh HCG dan kemudian disekresi oleh plasenta. Fungsi hormone ini dalam kehamilan:
1.      Progesterone dan estrogen mempertahankan lapisan uterus untuk implementasi dan retensi konseptus (masa perkembangan keturunan).
2.      Kadar progesterone dan estrogen yang tinggi dalam sirkulasi maternal menghambat gonadotropin hipofisis dan dicegah mulainya siklus menstruasi. Menstruasi berhenti saat kehamilan dan dilanjutkan kembali setelah partus. Menyusul dapat memperpanjang ketidakhadiran menstruasi.
3.      Estrogen dan pogesteron merangsang perkembangan selanjutnya dari kelenjar mammae.
4.      Progesterone menghambat kontraksi muscular uterus selama masa kehamilan.

c.       Hormone Laktogen Plasenta manusia (hormone placental lactogen [HPL]), juga disebut sebagai somatomammotropin korionik, disekresi oleh plasenta. Hormone ini menstimulasi pertmbuhan kelenjar mammae dalam persiapan laktasi. HPL juga memiliki efek metabolic terhadap protein, lemak, dan glukosa untuk menyediakan energy bagi ibu hamil dan nutrient bagi perkembangan janin.

d.      Hormone Triotropin Korionik, merupakan hormone yang serupa dengan TSH dari hipofisis anterior, disekresi oleh plasenta dan berfungsi untuk meningkatkan laju metabolisme maternal. Hamper semua hormone yang memengaruhi metabolisme, termasuk hormone pertumbuhan, ACTH, TSH, dan insulin, dihasilka oleh plasenta.

e.       Relaksin adalah hormone polipeptida yang disekresi korpus luteum kehamilan, fungsinya adalah untuk merelaksasi (melunakan) fibrikartilago dalam simfisis pubis untuk mempersiapkan jalur janin melalui jalan lahir.

f.       Sekresi Prolactin oleh kelenjar hipofisis anterior meningkat selama kehamilan akibat stimulasi estrogen. Bersama HPL dan estrogen, prolactin menstimulasi pertumbuhan duktus dan alveoli dalam kelenjar mammae. Setelah kelahiran, prolactin memengaruhi produksi susu.
1.      Selama kehamilan, kadar estrogen yang tinggi menstimulasi hipofisis untuk mensekresi prolactin, tetapi menghambat keraja pembuatan susu.
2.      Setelah kelahiran, penurunan estrogen dan progesterone akan menebabkan kadar prolactin berkurang, kecuali apabila ibu sedang menyusui. Refleks mengisap pada saat menyusui mempertahankan kadar prolactin tetap tinggi.

g.      Oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis posterior (neurohipofisis), menstimulasi kontraksi otot polos uterus selama proses kelahiran. Saat menyusui, oksitosin menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel dalam kelenjar mammae sehingga tersedia susu pada putting (ejeksi susu).

h.      Prostaglandin dihasilkan oleh uterus, menstimulasi kontraksi uterus saat kelahiran.

2.)    Partus.
Adalah proses kelahiran bayi. Persalinan adalah istilah yang dipakai untuk serangkaian peristiwa yang menyelubungi partus.
a.       Kala satu persalinan adalah dilatasi serviks. Tahap ini dimulai dengan kontraksi uterus yang regular dan terus-menerus sampai keseluruhan os serviks terdilatasi. Saluran endoserviks memendek (menipis) sehingga os eksternal dan vagina berwarna kemerahan.
b.      Kala dua persalinan adalah kelahiran actual. Tahap ini dimulai dengan dilatasi maksimum serviks dan terus berlangsung sampai bayi di keluarkan dari vagina.
c.       Kala tiga persalinan adalah pengeluaran plasenta dari uterus.


C.    Laktasi
Dua faktor yang diatur oleh hormone dalam produksi air susu dan pengeluaran air susu adalah sebagai berikut:
1.      Produksi air susu (prolactin)
Dalam fisiologi laktasi, prolactin merupakan sutu hormone yang disekresi oleh glandula pituitary anterior yang penting untuk memproduksi air sus ibu. Kadar hormone ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan. Kerja hormone ini dihambat oleh plasenta, dengan lepasnya plasenta pada proses persalinan, maka kadar estrogen dan progesterone berangsur-angsur turun sampai pada tingkat terendah dan diaktifkannya prolactin. Kenaikan pemasokan darah yang beredar lewat payudara dapat menyekresi bahan penting untuk pembentukan air susu, globulin, lemak, dan mendorong menuju tubuli laktiferus. Kenaikan kadar protein akan menghambat ovulasi sehingga mempunyai fungsi kontrasepsi. Kadar prolactin paling tinggi terjadi pada waktu malam hari.

2.      Pengeluaran air susu (oksitosin)
Dua faktor yang terlibat dalam mengaliri air susu dari sel-sel sekretorik ke papilla mamae adalah sebagai berikut:
a.       Tekanan dari belakang: tekanan globuli yang baru tebentuk di dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktiferus dan hisapan bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak.
b.      Refleks neurohormonal: gerakan menghisap bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat di dalam glandula pituitary posterior. Akibat langsung dari refleks ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitary posterior. Di sekitar alveol akan berkontraksi mendorong air susu masuk ke dalam vasa laktiferus, dengan demikian lebih banyak air susu yang mengalir ke dalam ampula. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya rasa sakit misalnya jahitan pada perineum. Selain itu sekresi oksitosin juga akan menyebabkan otot terus berkontraksi dan membantu incolusi (kemunduran) uterus selama puerperium (nifas).

Fungsi Prolaktin
Pengaruh estrogen dan progesterone adalah mencegah meningkatnya sekres air susu dan konsentrasi prolactin yang sangat tinggi pada akhir kehamilan. Cairan yang disekresi beberapa hari terakhir atau minggu sebelum kelahiran disebut kolostrum. Kolostrum inimengandung protein dan lactose dalam konsentrasi yang sama seperti air susu, tetapi mengandung lemak yang jumlahnya sedikit.
Setelah bayi dilahirkan. Hilangnya sekresi estrogen dan progesterone leh plasenta memungkinkan laktogenik dari kelenjar hipofisis yang berperan untuk memproduksi air susu dalam jumlah besar dan berfungsi sebagai pengganti kolostrum. Lonjakan sekresi terjadi untuk mempertahankan kelenjar mamaria agar tetap menyekresi air susu ke dalam alveoli utnuk periode laktasi berikutnya sehingga produksi air susu dapat berlangsung terus-menerus selama anak masih mengisap walaupun kecepatan pembentukan air susu berkurang.









2.6  Fisiologi Janin Dan Neonatus

A.    Fisiologi Janin
TRIMESTER PERTAMA 
Minggu pertama. Disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa germinal ini adalah pembelahan sel.
*      Minggu ke-2
Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yang mengelilingi matahari sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan. 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.
*      Minggu ke-3
Sampai usia kehamilan 3 minggu.sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0.1 - 0.2 mm. 
*      Minggu ke-4
Bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin HCG), sehingga apabila sang ibu melakukan tes kehamilan, hasilnya positif. 
*      Minggu ke-5
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. 
-          Ektoderm adalah lapisan yang paling atas akan membentuk sistem saraf pada janin yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit dan rambut.
-          Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. 
-          Lapisan Endoderm yaitu lapisan yang paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing. 
*      Minggu ke-6
-          Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm diukur dari puncak kepala hingga bokong.
-          Tuba saraf sepanjang punggung bayi menutup
-          Jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini
-          Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak. 
*      Minggu ke-7
-          Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. 
-          Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil
-          Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru. 
*      Minggu ke-8
-          Panjang kira-kira 14-20 mm
-          Ujung hidung, kelopak mata dan telinga berkembang 
-          Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang.
-          Bayi mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut dan lidah serta mata. 
*      Minggu ke-9 
Telinga bagian luar mulai berbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun anda tak merasakannya. Dengan Doppler, anda bisa mendengar detak jantungnya. 
*      Minggu ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram. 
*      Minggu ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6.5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus member sensasi kebahagiaan tersendiri.
*      Minggu ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada didalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai membentuk termasuk telinga dan kelopak mata. 

TRIMESTER KEDUA
*      Minggu ke-13 
Plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala. 
*      Minggu ke14
Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak. 
*      Minggu ke-15
Jika bayi anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm. 
*      Minggu ke-16
-       Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi mll plasenta
-       Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara
-       System peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.
*      Minggu ke-17
Panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk. 
*      Minggu ke-18
-       Janin sudah bisa mendengar
-       Bisa terkejut bila mendengar suara keras
-       Mata bayi berkembang 
-       Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram
-       Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu 
*      Minggu ke-19
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm. 
*      Minggu 20 - 23
Beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernik, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. Kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan sistem pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional, memiliki kebiasaan “berolahraga” menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. 
*      Minggu 24 - 27
Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai mengasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.

TRIMESTER TIGA 
*      Minggu 28
-    BB 1100 gram dan panjangnya 25 cm
-    Otak bayi semakin berkembang dan meluas
-    Kepala sudah mengarah ke bawah 
-    Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, bayi kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup. 
*      Minggu 29
-    BB 1100 gram dan panjangnya 25 cm
-    Otak bayi semakin berkembang dan meluas
-    Kepala sudah mengarah ke bawah 
-    Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, bayi kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
*      Minggu 30 - 31
-    Lemak dan berat badan bayi terus bertambah
-    Gerakannya semakin terasa 
-    Mata bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya. 
-    Bayi sudah mulai memproduksi air mata 
-    Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm
-    Perkembangan fisik mulai melambat, namun perkembangan otak berkembang pesat
*      Minggu 32
-    Jari tangan, kaki telah tumbuh sempurna
-    Bulu mata, alis dan rambut di kepala semakin jelas
-    Berat 1800 gram dan panjang 29 cm
-    Sistem pendengaran terbentuk sempurna
-    Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna
-    Bayi sudah mulai bisa bermimpi
*      Minggu 33
-    Otak bayi semakin pesat berkembang 
-    Sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan.
-    Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih didalam air.
-    Jika bayinya laki-laki, testis sudah mulai turun dari perut menuju skrotum.
*      Minggu 34
-    Bayi berada di pintu Rahim
-    Dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur
-    Sudah mulai mengedipkan matanya 
-    Berat badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm
*      Minggu 35
-    Pendengaran sudah berfungsi sempurna
-    Lemak sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya 
-    Sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda
-    Apabila bayi laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna
-    BB bayi 2300-2350 gram
-    Tinggi sekitar 45-47 cm 

*      Minggu 36
-    Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi
-    Ginjal bayi sudah bekerja dengan baik
-    Liver telah memproduksi kotoran
-    Paru-paru bayi sudah bekerja baik
-    Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm
*      Minggu 37
-    Kepala bayi turun ke ruang pelvik
-    Bentuk bayi semakin membulat 
-    Kulitnya menjadi merah jambu
-    Kuku terbentuk dengan sempurna
-    Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar Rahim
-    Bayi sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air.
-    Berat badan bayi diminggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm.
*      Minggu 38-40
Minggu ke 38 hingga minggu 40: Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan. 


Fisiologi janin









B.     Neonatus
Masa neonatus adalah dapat dikatakan dengan singkat masa usia anak dari sejak lahir kedunia sampai dengan 4 minggu (0-28 hari). Anak mengalami tumbuh dan berkembang tidak hanya di mulai dari masa neonatus, namun sejak dalam kandungan. Oleh sebab itu bayi baru lahir yang normal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·         Berat badan 2500-3500 gram
·         Panjang badan lahir 47 - 52 cm
·         Lingkar dada 30 - 38 cm
·         Lingkar kepala 33 - 35 cm
·         Denyut jantung > 100 kali per menit
·         Pernafasan pada menit pertama cepat 80 kali per menit, kemudian menurun kira-kira 40 kali per menit
·         Kulit merah, karena di bawah kulit terdapat lemak, vernik caseosa
·         Kuku-kuku jari panjang
·         Pada alat kelamin/genitalia bayi perempuan: labia mayora sudah menutupi labia minora
·         Pada bayi laki-laki, testis sudah turun ke skrotum
·         Lanugo sudah tidak terlihat lagi
Pada masa neonatus ini terbagi dalam dua masa, yaitu antara lain:
*      Masa Portunate
Masa portunate pada bayi berlangsung antara 15 - 30 menit pertama sejak bayi lahir sampai tali pusatnya dipotong.Tindakan-tindakan atau bantuan yang diberikan pada bayi baru lahir (BBL) antara lain:
1.      Membersihkan muka bayi, daerah mata, hidung dan mulut
2.      Melaksanakan penilaian APGAR Skor pada menit pertama dan menit kedua. APGAR Skor meliti A=Apperence (Warna Kulit), Pulse = Denyut Jantung, Gremace (Kepekaan Refleks), A=Activity (Tonus Otot-Keaktifan Bayi), R= Respiratory (Usaha Nafas-Pernafasan)
3.      Membebaskan jalan nafas bayi dengan cara: menghisap lendir, darah, air ketuban yang terhisap bayi.
4.      Memotong tali pusat bayi yang terhubung dengan ari-ari sehingga ibu dan bayi terpisah, mengikat dan merawat tali pusat.
5.      Membersihkan badan bayi dari segala kotoran dengan menggunakan minyak, air hangat, sabun.
6.      Membungkus badan bayi agar tidak kedinginan.
7.      Membawa bayi ke ibunya untuk disusukan dan agar ibu lebih kenal lebih dini dengan bayinya.
8.      Melaksanakan pengukuran anthropometris bayi meliputi panjang badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan.
9.      Melakukan pemeriksaan pada seluruh tubuh bayi untuk mengetahui apakah bayi lahir dalam kondisi cacat/tidak yang meliputi pemeriksaan pada; anus, sekitar kepala, anggota gerak dan anggota tubuh lainnya.
10.  Memberi dan memakaikan pakaian bayi
11.  Memasang dan memberi identitas bayi dan merawat mata dalam keadaan bersih, rapi dan terbungkus hangat bayi dibawa ke ruang perawatan.

*      Masa Neonate
Masa neonate berlangsung pada saat pengguntingan tali pusat, anak menjadi individu yang terpisah dan "berdiri sendiri". Masa ini ditandai dengan penyesuaian terhadap lingkungan baru. Menurut kriteria kesehatan penyesuaian tercapai ditandai dengan terlepasnya tali pusat. Sedangkan menurut kriteria psikologi, penyesuaian tercapai apabila telah mencapai kembali berat badan yang berkurang setelah lahir dan mulai menampakkan tanda-tanda kemajuan perkembangan dalam tingkah laku (masa plateu).
4 penyesuaian utama yang harus dilakukan sebelum anak dapat memperoleh kemajuan perkembangan tingkah laku, yaitu:
1.      Perubahan suhu dalam rahim ibu dengan suhu lingkungan
2.      Perubahan pernafasan, sebelum lahir bayi bernafas dengan plasenta dan setelah lahir bernafas dengan paru-paru.
3.      Menghisap dan menelan sebagai cara untuk memperoleh makanan yang semula dari plasenta melalui tali pusat.
4.      Cara pembuangan melalui organ-organ sekresi yang mana sebelum lahir melalui plasenta dan tali pusat.

Keempat proses penyesuaian tersebut terlihat dengan menurunnya berat badan fisiologis selama minggu pertama. Hari pertama sampai dengan minggu kedua dari kelahiran, berat badan bayi akan menurun karena bayi mulai kehilangan cairan melalui buang air besar dan kecil, melalui keringat, uap air melalui pernafasan sedangkan pemasukan tidak mencukupi, sebab pemasukan air susu ibu (ASI) masih kurang.
Turunnya berat badan tersebut disebut penurunan berat badan fisiologis apabila penurunan berat badan tersebut tidak boleh lebih dari 10 % dari berat badan lahir.
Pada masa neonatus, bayi akan lebih banyak tidur dan untuk mempertahankan hidupnya neontaus diperalati dengan beberapa kemampuan-kemampuan antara lain: 
·         Insting
Insting adalah suatu kemampuan yang telah ada sejak lahir, bersifat psikofisis (mempunyai segi psikis dan fisik/jasmani) yang tujuan utamanya adalah memberikan reaksi terhadap lingkungan dengan rangsangan yang khas dan terjadi tanpa belajar. Misalanya: reaksi menyusui, kebutuhan akan rasa aman, insting sosial yang memungkinkan anak berkomunikasi dengan lingkungan misalnya senyum bila ibu mengajak bayi bicara.
·         Reflek
Refleks adalah suatu gerakan yang terjadi secara otomatis/spontan tanpa disadari pada bayi yang normal. Perkembangan motorik bayi diawali dengan reflek-reflek yang sebagian sudah terjadi dalam kandungan. Reflek-reflek ini akan berkurang sejalan dengan pertumbuhan usianya.
Macam-macam reflek pada bayi antara lain:
-          Tonic Neck reflek (reflek tonus leher)
-          Rooting reflek (reflek menghisap)
-          Graps reflek (reflek menggenggam)
-          Moro reflek
-          Startle reflek (reflek mengehntak)
-          Stapping reflek
·         Kemampuan untuk belajar

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.
Kehamilan dimulai oleh fertilisasi sebuah sel telur oleh sebuah sperma. Fertilisasi melibatkan masa getasi (perkembangan embrionik dan janin) dan secara normal diakhiri dengan partus atau kelahiran bayi. Lama kehamilan adalah 266 hari (38 minggu) dari waktu fertilisasi sampai waktu kelahiran bayi. Karena wkt fertilisasi yang tepat biasanya tidak diketahui, maka tanggal kelahiran biasanya dihitung dari awitan periode menstruasi terakhir.

3.2  Saran
Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang reproduksi yang dialami manusia, dan berbagai macam penyakit yang bisa terjangkit pada sistem reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya.
Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada penmbaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum anda ketahui. Dan jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna melalui membaca akan membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.

DAFTAR PUSTAKA

Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Paterson, S., dkk. 1994. Sisnopsis Anatomi. Jakarta: Hipokrates.
Platzer, W., dkk. 1996. Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia. Jakarta: EGC.
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Kedokteran EGC
Ross & Wilson. 1999. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Kedokteran EGC
Syaifuddin. 2011. Fisiologi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba Merdeka.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Kedokteran EGC.
_______.2010. “Kelainan atau Gangguan Pada Sistem Reproduksi Laki-laki”. https://sebelasipasatoe.wordpress.com.
_______.2009. Fisiologi Janin dan Pernafasan Janin. http://d3kebidanan.blogspot.co.id.
_______.2013. Masa Neonaatus Anak dan Pertumbuhan. http://e-medis.blogspot.co.id.












iii

1 komentar: