MAKALAH
ILMU
DASAR KEPERAWATAN III
SISTEM
REPRODUKSI, KEHAMILAN,
DAN
FISIOLOGI JANIN
Disusun Oleh (Kelompok 12)
1.
Aulia
Firdayanti (CIAA15008)
2.
Fitri
Andini Surachman (C1AA15028)
3.
Muti
Mutmainnah (C1AA15056)
Program
Studi S1 Keperawatan
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat hidayah,dan inayah-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Dasar Keperawatan 3.
Adapun
makalah Ilmu Dasar Keperawatan 3 ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun
tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberi saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga kami dapat
memperbaiki dalam penyusunan berikutnya.
Penyusun
mengharapkan, semoga makalah Ilmu Dasar Keperawatan 3 tentang “Sistem
Urogenitalia, Kehamilan, dan Fisiologi Janin” ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Sukabumi, 27 Mei 2016
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................... i
Daftar Isi...................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Organogenesis Sistem Reproduksi
Manusia (Urogenitalia).............................................. 2
2.2 Sistem
Reproduksi Wanita................................................................................................ 5
A.
Genitalia
Luar............................................................................................................. 5
B.
Genitalia
Interna......................................................................................................... 7
C.
Fisiologi
Reproduksi Wanita....................................................................................... 10
D.
Kelenjar
Mamae (Payudara)........................................................................................ 18
2.3 Sistem
Reproduksi Pria..................................................................................................... 20
A.
Bagian
Kelenjar........................................................................................................... 20
B.
Duktus
(saluran) ......................................................................................................... 23
C.
Bangun
Penyambung.................................................................................................. 24
D.
Fisiologi
Reproduksi Pria............................................................................................ 27
E.
Fisiologi
Sperma.......................................................................................................... 28
2.4 Kelainan
Pada Sistem Reproduksi.................................................................................... 32
2.5 Kehamilan
dan Laktasi..................................................................................................... 34
A.
Kehamilan................................................................................................................... 34
B.
Laktasi......................................................................................................................... 36
2.6 Fisiologi
Janin dan Neonatus............................................................................................ 38
A.
Fisiologi Janin............................................................................................................. 38
B.
Neonatus..................................................................................................................... 43
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 46
3.2 Saran................................................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reproduksi berarti “membuat kembali”, jadi “reproduksi pada manusia berarti kemampuan manusia
untuk memperoleh keturunan (beranak), sehingga sistem reproduksi adalah organ-organ yang berhubungan
dengan masalah seksualitas. Dalam bab ini kita akan mendeskripsikan sistem
reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi manusia.
Sistem
reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai
kedewasaan (pubertas) atau masa akil baligh. Pada seorang pria testisnya telah
mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon
testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada
pria, di antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di
tempat tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi
bidang, jakun membesar. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu
menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen. Hormon estrogen
berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda
kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi
lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar.
Kehamilan adalah ketika seorang wanita mengandung
atau membawa embrio di dalam perutnya dimulai dari ketika embrio itu terbentuk
sampai saat lahirnya janin. Laktasi adalah proses produksi, sekresi, dan
pengeluaran ASI. Pengaruh hormonal proses laktas tidak telepas dari hormonal
atau hormone-hormon yang berperan seperti progesterone, yang berfungsi
mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesterone dan estrogen
menurun sesaat setelah melahirkan.
Fisiologi janin
adalah usia konsepsi dalam minggu lazim yang digunakan untuk menyatakan status
perkembangan embrio. Usia konsepsi dapat ditentukan dengan mengukur janin dan
umumnya ditentukan berdasarkan pengukuran crown-rump length melalui pemeriksaan
ultrasonografi. Berdasarkan pengertian di atas kami bertujuan untuk menjelaskan
lebih lanjut tentang “Sistem Urogenitalia, Kehamilan, dan Fisiologi Janin.”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
organogenesis sistem reproduksi manusia (urogenitalia)?
2. Apa
saja yang termasuk ke dalam sistem reproduksi wanita?
3. Apa
saja yang termasuk ke dalam sistem reproduksi pria?
4. Apa
saja kelainan dari sistem reproduksi?
5. Bagaimana
proses kehamilan dan laktasi pada manusia?
6. Bagaimana
proses fisiologi janin dan neonatus pada bayi?
1.3 Tujuan
1. Untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar ilmu dasar keperawatan 3
2. Untuk
mengetahui tentang organogenesis sistem reproduksi manusia, kehamilan dan
laktasi, dan fisiologi janin juga neonatus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Organogenesis Sistem Reproduksi
Manusia (Urogenitalia)
Dalam pembentukan organ tubuh mahluk hidup dikenal adanya
istilah organogenesis. Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh
pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Bukti pertama pembentukan organ adalah
adanya tiga jenis perubahan morfogenik yaitu pelipatan, pemisahan, dan
pengelompokan padat (kondensasi) sel. Organ
yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada
fase gastrula. Ciri utama dari fase gastrula adalah terbentuknya tiga
lapisan germinal embrio yaitu lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm, yang
nantinya akan berkembang menjadi turunan organ tertentu.
Lapisan-lapisan
tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing pada saat
dewasa. Misalnya lapisan
Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm akan
berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis
dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. Lapisan
Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan
alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan
dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya: Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi
dalam pembentukan kelopak mata. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi
alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas
embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan
satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya: Lapisan mesoderm dengan lapisan
ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
1)
Pembentukan
Gonad
Gonad primitif dibentuk oleh rigi gonad yang merupakan hasil
proliferasi epitel selom dan pemadatan mesenkim di bawahnya. Pada minggu ke-6
setelah pembuahan, sel-sel benih primordial datang dan mencapai gonad. Sel-sel
benih primordial inilah yang akan menentukan apakah gonad indiferen primitif
ini kelak berkembang menjadi testis (pada pria) atau ovarium (pada wanita). Duktus
genitalis primitif terbentuk dari duktus mesonefros dan
duktus paramesonefros.
Genital eksterna primitif terbentuk dari sel-sel mesenkim yang bermigrasi ke daerah
kloaka pada minggu ke-3, membentuk lipatan kloaka. Bagian kranial
lipatan kloaka disebut tuberkulum genital (yang nantinya akan
berkembang menjadi klitoris pada wanita, atau phallus pada pria). Selain itu
lipatan kloaka terbagi dua menjadi lipatan uretra dan lipatan anus.
Membran di antara lipatan uretra disebut membran urogenital, sedang
membran di antara lipatan anus disebut membran analis.
1. Pembentukan Sistem Genitalis Pada
Pria
a. Pembentukan Testis
Kromosom
Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif menjadi testis.
Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian medula yang
lebih pesat dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang. Bagian medula
akan berkembang menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di bagian
perifernya akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan
ikat fibrosa. Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari
epitel permukaan kelenjar) dan sel Leydig (berasal dari rigi kelamin)
pada korda testis. Tubulus seminiferus akan terhubung ke duktus mesonefros
melalui saluran duktus eferens.
Kemudian
pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih turun
(mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini
masih belum jelas, namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang
begitu pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan duktus genitalis.
Duktus
genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan
duktus paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan
tubulus seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian
duktus mesonefros yang masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan
dengan testis disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus
mesonefros berbentuk panjang dan disebut duktus deferens yang
berujung ke vesikula seminalis. Daerah duktus lain di luar
vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius.
b.
Pembentukan
Genital
Eksternal
Pembentukan genital eksternal pria (phallus/penis)
merupakan hasil pemanjangan tuberkulum genital di bawah pengaruh
hormon androgen. Lipatan uretra akan menutup membentuk uretra pars
kavernosa, sehingga bagian uretra harus memanjang hingga ke ujung
penis dan keluar melalui orifisium uretra eksternum.
Pembentukan genitalia ekterna
pria
2. Pembentukan Sistem Genitalis Pada
Wanita
a. Pembentukan Ovarium
Berbeda pada pembentukan testis dari
gonad primitif, pada pembentukan ovarium akan terjadi perkembangan
(penebalan) bagian korteks yang pesat membentuk korda korteks sedangkan
bagian medulanya menghilang dan digantikan oleh medula ovarium. Pada
bulan ke-4 telah terdapat oogonia dan sel folikuler pada ovarium. Selanjutnya
ovarium akan mengalami perubahan posisi menjadi sedikit lebih turun (desensus)
hingga terletak di bawah tepi pelvis sejati.
b.
Pembentukan
Duktus Genitalis dan Vagina
Pada pembentukan duktus genitalis
wanita, bagian yang berkembang menjadi duktus adalah duktus paramesonefros,
sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina terbentuk
dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan
bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan
mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks.
Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut
bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina.
Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang
terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen).
c.
Pembentukan
Genital Eksternal
Pada wanita, tuberkulum genital
primitif akan sedikit memanjang membentuk klitoris, sedangkan lipatan uretra tetap
terbuka membentuk
labia minor. Tonjol kelamin membesar dan membentuk labia
minor, sedang alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum.
Pembentukan genitalia ekterna wanita
3.
Anomali
Sistem Genitalia
a. Duplikasi uterus, yang disebabkan
oleh kegagalan penyatuan kedua duktus paramesonefros dari sisi yang berlawanan
sehingga terbentuklah dua uterus dan dua vagina.
b. Uterus didelfis, yaitu jumlah rahim
ganda.
c. Uterus arkuatus, yaitu lekukan
fundus uteri ke dalam di garis tengahnya.
d. Uterus bikornis, yaitu uterus
memiliki dua tanduk yang masuk ke satu rahim yang sama.
e. Atresia serviks atau atresia vagina,
yaitu penyumbatan uterus atau vagina.
f. Epispadia, yaitu muara uretra yang
berada di dorsum penis, bukan di orifisium uretra eksternum.
g. Ekstrofi kandung kemih, yaitu
apabila mukosa kandung kemih terpapar ke dunia luar.
h. Mikropenis, yaitu perangsangan
androgen yang tidak cukup sehingga genitalia eksterna kurang bertumbuh dengan
baik.
i.
Penis
bifida dan penis dupleks, terjadi apabila tuberkulum genital membelah.
Definisi
Reproduksi adalah kemampuan makhluk
hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia
untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi.
Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif
atau seksual.
2.2 Sistem Reproduksi Wanita
Alat
kelamin wanita terbagi menjadi dua yang terdiri dari genitalia luar dan
genitalia dalam:
A.
Alat
Kelamin Luar (Genitalia Luar)
1.)
Mons
Pubis
Mons pubis adalah bagian menonjol yang melingkar di
depan simpisis pubis yang dibentuk oleh jaringan lemak di bawah kulit, meliputi
daerah simpisis yang ditumbuhi rambut pada masa pubertas.
2.)
Labia
Mayora (Bibir Besar)
Labia mayora adalah lipatan kulit yang menonjol
secara longitudinal yang memanjang ke bawah dan ke belakang dari mons pubis dan
membentuk batas lateral yang banyak mengandung saraf. Masing-masing labium
mempunyai dua permukaan yaitu bagian luar mempunyai pigmen dan ditutupi oleh rambut
keriting dan bagian dalam yang permukaannya licin karena dikelilingi oleh
folikel sebasea. Di samping itu juga terdapat pembuluh darah dan glandula yang
membentuk kommisura labialis posterior.
3.)
Labia
Minora (Bibir Kecil)
Labia minora adalah lipatan kecil yang terdapat di
Antara labia mayora. Labia minora memanjang dari klitoris secara obligue ke
bawah dan samping belakang sepanjang 4 cm di sisi orifsium vagina. Ujung
posterior labia minora bergabung pada garis median oleh lipatan kulit disebut
frenolum.
Masing-masing
labia minora terbagi menjadi:
·
Bagian atas:
melalui klitoris bergabung dengan yang lain membentuk lipatan yang menggantung
pada glans klitoris.
·
Bagian bawah:
melalui bawah klitoris dan membentuk permukaan bawah yang saling berhubungan
dinamakan frenolum klitoris.
Genitalia
eksterna wanita
4.)
Klitoris
Klitoris adalah tonjolan kecil yang melingkar berisi
jaringan erektil yang sangat sensitive, terdapat di bawah kommisura labia
anterior dan sebagian tersembunyi di antara ujung anterior labia minora, dan
banyak mengandung saraf.
Klitoris terdiri atas:
·
Korpus kavernosus:
mengandunng jaringan erektil yang ditutupi oleh lapisan padat.
·
Membrane fibrosa:
bergabung sepanjang permukaan medial oleh septum pektini formis.
5.)
Vestibulum
Vagina (Serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil
(labia minora), muka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam
vertibulum terdapat muara-muara dari:
·
Liang senggama (introitus vagina)
·
Uretra
·
Kelenjar Bartolin
·
Kelenjar skene kiri dan kanan
6.)
Hymen
(Selaput Dara)
Hymen (selaput dara) adalah lapisan tipis yang
menutupi sebagian lubang senggama. Pada bagian tengah terdapat lubang tempat
keluarnya menstruasi, bentuknya bervariasi dan bila teregang akan membentuk
cincin. Pada waktu koitus (coitus) pertama, hymen robek di beberapa tempat dan
pada sisa hymen yang telah rupture ditemukan penonjolan kecil disebut karunkula
mirtiformis (carancula mirtiformis). Di antara hymen dan frenolum labia
terdapat lekukan kecil yang disebut fossa navikularis (fossa navicularis).
7.)
Perineum
(kerampang)
Terletak
di antara vulva dan anus, panjangnya ±4 cm.
B.
Alat
Genitalia Interna (Kelamin Dalam)
Suatu alat
reproduksi yang berada di dalam yang tak dapat dilihat kecuali dengan jalur
pembedahan. Alat genitalia bagian dalam terdiri dari:
1.) Vagina
Tabung
ang dilapisi membran dan jenis epitelium bergaris khusus, dialiri banyak
pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 71/2
cm. bagian ini merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus.
Dinding depan senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada
ouncak vagina menonjol leher rahim (serviks uteri) yang disebut porsio. Bentuk
vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
2.)
Rahim
(Uterus)
Organ
yang tebal, berotot dan berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis antara
rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut myometrium.
Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang
uterus ±71/2 cm, lebar 5 cm, tebal 21/2
cm, berat 50 g. pada rahim wanita dewasa yang belum menikah (bersalin) panjang
uterus adalah 5-8 cm dan beratnya 30-60 g.
Uterus terdiri dari:
·
Fundus Uteri (Dasar Rahim). Bagian
uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.
·
Korpus Uteri. Bagian uterus
yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi sebagai tempat janin
berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau
rongga rahim.
·
Serviks Uteri. Ujung
serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri
dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.
a.
Dinding
Uterus tediri dari:
·
Endometrium:
(epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah), merupakan lapisan dalam uterus
yang mempunyai arti penting dalam siklus haid. Seorang wanita pada masa
reproduksi, pada kehamilan endometrium akan menebal, pembuluh darah bertambah
banyak yang diperlukan untuk memberi makanan pada janin.
·
Myometrium:
(lapisan otot polos), tersusun sedemikian rupa sehingga dapat mendorong isinya
keluar pada waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir akan mengalami pengecilan
sampai keukuran normal sebelumnya.
·
Lapisan serosa (peritoneum
viseral): terdiri atas ligamentum yang menguatkan
uterus yaitu:
1. Ligamentum
kardinale kiri dan kanan, mencegah uterus supaya tidak turun.
2. Ligamentum
sakrouterinum kiri dan kanan, menahan uterus supaya tidak banyak bergerak.
3. Ligamentum
rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam keadaan antefleksi.
4. Ligamentum
latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba
5. Ligamentum
infundibulo pelvikum, ligamentung yang menahan tuba falopi.
Fungsi
uterus untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan, ovum yang
telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba uterine ke uterus. Pembuahan
ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterina, endometrium disiapkan untuk
menerima ovum yang telah dibuahi dan ovum tertanam dalam endometrium. Pada
waktu hamil uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis tetapi kuat dan
besar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan
janin. Pada saat melahirkan uterus berkontraksi mendorong bayi dan plasenta
keluar.
Genitalia interna
wanita
3.)
Tuba
Falopii
Berjalan kea rah laterl kiri dan kanan. Ada 2
saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm, diamieter 3-8 mm. Tuba
falopii terdiri atas:
·
Pars interstialis: bagian tuba yang
terdapat di dinding uterus.
·
Pars ismika/istmus: bagian medial tuba
yang sempit seluruhnya.
·
Pars ampularis/ampula: bagian yang
membentuk saluran leher tempat konsepsi agak lebar.
·
Infundibulum: bagian ujung tuba yang
terbuka ke arah abdomen dan mempunyai umbai ang disebut fimbria untuk menangkap
telur kemudian menyalurkan telur ke dalam tuba.
Fungsi tuba uterine mengantarkan ovum dari ovarium
ke uterus, menyediakan tempat untuk pembuahan. Ovum yang dibuahi dalam saluran
tuba ini menimbulkan kehamilan etopik, karena ovum tidak dapat bergerak terus
maka ovum tertanam dalam tempat yang abnormal, ini bisa berlangsung selama 8-10
minggu.
4.)
Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di
kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang
oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah
ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.
Ovulasi aitu oematangan flikel Graf dan mengeluarkan ovum. Bila foikel Graf
robek maka terjadi pendarahan yang kemudian terjadi penggumpalan darah pada
ruang folikel.
Ovarium
mempunyai tiga fungsi:
·
Memproduksi ovum
·
Memproduksi hormone estrogen
·
Memproduksi progesterone
Ovarium disebut juga dengan indung telur. Di dalam
ovarium ini terdapat jaringan bulbus dan jaringan tubulus yang menghasilkan
telur (ovum) dan ovarium ini hanya terdapat pada wanita, letaknya di dalam
pelvis di sebelah kiri-kanan uterus, membentuk, mengembangkan serta melepaskan
ovum, dan menimbulkan sifat-sifat kewanitaan. Misalnya, pelvis yang membesar,
timbulnya siklus menstruasi. Bentuknya bulat telur, beratnya 5-6 gram. Bagian
dalam ovarium disebut medulla ovari dibuat dari jaringa ikat. Jaringan yang
banyak mengandung kapiler darah dan serabut kapiler saraf. Bagian luar bernama
korteks ovari, terdiri dari folikel-folikel yaitu kantong-kantong kecil yang
berdinding epitelium dan berisi ovum.
Kelenjar ovarika terdapat pada wnaita terletak pada
ovarium di samping kiri dan kanan uterus, menghasilkan hormone progesterone dan
estrogen. Hormone ini dapat mempengaruhi kerja dan menentukan sifat-sifat
kawanitaan. Misalnya, panggul yang besar, yang sempit, dan lain-lain.
Siklus
menstruasi. Perubahan terjadi di dalam ovarium dan uterus
selama masa menstruasi berlangsung kira-kira 5 hari. Selama masa ini eputelium
permukaan dinding uterus terlepas dan terjadi sedikit pendarahan. Masa setelah
menstruasi adalah masa perbaikan dan pertumbuhan yang berlangsung 9 hari ketika
selaput terlepas untuk diperbaharui, tahap ini dikendalikan oleh estrogen.
Sedangkan pengendalian estrogen dikendalikan pleh FSH terjadi pada hari ke-14,
kemudian disusul 14 hari tahap sekretorik yang dikendalika oleh progesterone.
C.
Fisiologi
Alat Reproduksi Wanita
Masa pubertas
pada wanita merupakan masa produktif yaitu masa untuk mendapatkan keturunan,
yang berlangsung ±40 tahun. Setelah itu, wanita memasuki masa klimakterium
yaitu masa peralihan antara masa reproduksi dangen masa senium (kemunduran), di
mana haid berangsur-angsur berhenti selama 1-2 bulan dan kemudian berhenti sama
sekali, yang disebut menopause. Selanjutnya terjadi kemunduran alat-alat
reproduksi, organ tubuh, dan kemampuan fisik.
1)
Menstruasi
Pada
wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mngeluarkan
darah dari alat kandungnya yang disebut menstruasi (haid).
Pada
siklus menstruasi, selaput lendir rahim terjadi perubahan-perubahan yang
berulang-ulang dari hair ke hari. Selama 1 bulan menglami 4 masa (stadium).
a.
Stadium
Menstruasi (Desquamasi)
Pada masa ini, endometrium terlapas dari dinding
rahim disertai dengan pendarahan, hanya lapisan tipis yang tertnggal disebut
stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 4 hari. Melalui haid, keluar
darah, potongan-potongan endometrium, dan lendir dari serviks. Darah ini tidak
membeku karena adanya fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan-potongan mukosa. Banyaknya pendarahan selama haid ±50 cc.
b.
Stadium
Post Menstrum (Regenerasi)
Luka yang terjadi karena endometrium terlepas, lalu
berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru dari sel epitel
kelenjar endometrium. Pada masa ini, tebal endometrium kira-kira 0.5 mm.
stadium ini berlangsung selama 4 hari.
c.
Stadium
Inter Menstrum (Proliferasi)
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ±3.5
mm, kelenjar-kelenjarnya tumbuh lebih cepat dari jaringan lain. Stadium ini
berlangsung ±5-14 hari dari hari pertama haid.
d.
Stadium
Pra-menstrum (Sekresi)
Pada stadium ini, endometrium tetap tebal, tetapi
bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku serta mengeluarkan
getah. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan
sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini dilakukan untuk mempersiapkan
endometrium dalam menerima sel telur.
Lapisan
endometrium dapat terlihat yaitu lapisan atas yang padat (stratum kompaktum)
yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar. Lapisan stratum
spongeosum memilki banyak lubang-lubang karena terdapat rongga dari kelenjar,
sedangkan lapisan bawah disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung 14-28
hari. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium dilepas dengan pendarahan
dan berulang lagi siklus menstruasi.
Siklus
menstruasi
2)
Siklus
Ovarium
Dalam
ovarium banyak terdapat sel-sel telur muda yang dikelilingi oleh sel gepeng,
bnagunan ini disebut folikel primordial. Sebelum pubertas, ovarium masih dalam
keadaan istirahat, sedangkan pada waktu pubertas ovarium beradaa di bawah
pengaruh hormone dari lobus hipofisis anterior yaitu Folikel Stimulating Hormon
(FSH). Folikel premordial mulai tumbuh walaupun hanya satu yang matang,
kemudian pecah, dan yang lainnya mati.
a.
Pematangan
Folikel Premordial
Pematangan
folikel premordial terjadi sebagai berikut:
Mula-mula sel-sel di sekeliling ovum berlipat ganda
kemudian timbul di antara sel-sel rongga yang berisi cairan Liquor Follikuli.
Ovum terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke
dalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan sel telur di dalamnya ini disebut
cumulus ophurus. Antara sel telur dan sel sekitarnya terdapat zona pellucida.
Sel-sel granulosa lainnya membatasi ruang folikel yang disebut membrane
granulosa. Dengan tumbuhnya folikel jaringan, ovarium sekitar folikel tersebut
terdesak keluar dan membentuk dua lapisan:
1. Theca Interna (lapisan
vesicular interna) yang banyak mengandung pembuluh darah,
2. Theca Eksterna (lapisan
fibrosa eksternal) yang terdiri atas jaringan ikat padat.
Folikel yang masak disebut folikel de Graf da
menghasilkan estrogen, tempat pembuatan hormone ini terletak di theca interna.
Sebelum pubertas, terdapat pada lapisan dalam kortkes ovarium dan tetap tinggal
di lapisan tersebut. Setelah pubertas, folikel tersebut mendekati permukaan dan
menonjol keluar karena ligamentum follikuli terbentuk terus sehingga tekanan
dalam folikel makin lama makin tinggi. Namun, terjadinya ovulasi tidak hanya
terantung pada tekanan tinggi tersebut, tetapi juga harus mengalami
perubahan-perubahan nekrobiotik pada permukaan folikel.
Pada permulaan, sel-sel ovarium menjadi tipis hingga
pada suatu waktu folikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor
follikuli bersama ovum. Keluarnya sel telur dari folikel de Graf yang pecah
disebut ovulasi. Sel granulosa mengelilingi sel telur yang telah bebas disebut
corona radiate. Setelah ovulasi, sel-el granulosa dari dinding folikel
mengalami perubahan dan mengandung zat berwarna kuning yang diebt lutein.
Dengan demikian, sisa folikel berubah menjadi butir
kuning yang disebut korpus luteum dan mengeluarkan hormone yang disebut
progesterone di samping estrogen, tergantung apakah terjadi konsepsi
(pembuahan) atau tidak terjadi. Korpus luteum dapat menjadi korpus luteum
graviditatum atua korpus luteum menstruatinoum.
1.
Korpus
Luteum Menstruatinoum
Mempunyai
masa hidup 8 hari setelah berdegenerasi dan diganti dengan jaringan ikat yang
menyerupai stroma ovarium. Korpus luteum yang berdegenerasi disebut korpus
albikan yang berwarna putih. Setelah itu, pembentukan hormone progesteron dan
estrogen mulai berkurang bahkan berhenti sama sekali. Keadaan ini menghasilkan
iskemia dan nekrosis endometrium, disusul dengan menstruasi. Estrogen dapat
menyebabkan proliferasi dari endometrium, fase ini diesbut fase folikuler
(preovulatori) yang berlangsung pada hari pertama menstruasi sampai ovulasi.
2.
Korpus
Luteum Graviditatum
Setelah
terjadi ovulasi (pelepasan ovum), sel telur masuk ke dalam tuba dan diangkut ke
kavum uteri. Hal in terjadi pada waktu ovulasi, di mana ujung ampula tuba akan
menutup permukaan ovarium. Selanjutnya, sel telur digerakan oleh peristaltic
dan rambut getar dari sel-sel selaput lendir tuba ke arah kavum uteri. Jika
tidak terjadi kehamilan, sel telur mati dalam beberapa jam. Akan tetapi, bila
terjadi kehamilan, maka terjadilah pertemuan dan persenyawaan dari sel telur
dan sel sperma dalam ampula tube. Sel tlur yang telah dibuahi tersebut bejalan
ke kavum uteri dan menanamkan diri dalam endometrium, inilah yang disebut
nidasi. Zigot (sel telur yang dibuahi) mengeluarkan hormone-hormon hingga
korpus luteum biasanya hidup hanya 8 hari. Sekiranya tidak mati bahkan tumbuh
menjadi lebih besar dinamakan korpus luteum gravidiatatum, yang hidup sampai
bulan keempat dari kehamilan. Setelah bulan keempat fungsinya diambil alih ole
plasenta. Karena korpus luteum tidak mati, maka progesterone dan estrogen terus
terbentuk. Keadaan ini membuat endometrium menjadi lebih tebal dan berubah
menjadi decisduas (uterus dalam keaadaan hamil) sehingga selama kehamilan
berlangsung tidak terjadi haid. Perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian dalam ovarium dan kejadian dalam ovarium akan dipengaruhi
oleh kelenjar yang lebih tinggi kedudukannya yaitu kelenjar hipofisis.
b.
Hormon
Wanita
1.
Hormone
Estrogen
Disekresi
oleh sel-sel Trache (serviks/leher)
intrafolikel ovarium, korpus luteum, dan plasenta. Estrogen mempermudah
pembentukan folikel ovarium dan meningkatkan pertumbuhan tuba uterus, jumlah
otot uterus, serta kadar protein kontraktil uterus. Estrogen memengaruhi organ
endoktrin dengan menurunkan sekresi FSH, di mana pada beberapa keadan akan
menghambat sekresi LH dan pada keaadaan lain meningkatkan LH. Estrogen
meningkakan pertumbuhan duktus-duktus yang terdapat pada kelenjar mamae, selain
itu juga merupakan hormone feminism wanita terutama yang dipengaruhi oleh
hormone androgen. Kerja estrogen pada uterus, vagina, serta beberapa jaringan
lainnya menyangkut interaksi dan reseptor protein dalam sitoplasma sel.
Pengaruh
terhdap organ seksual antara lain pada pembesaran ukuran tuba falopii, uterus,
vagina, pengendapan lemak pada mons veneris, pubis, dan labia, serta mengawali
pertumbuhan mamae. Pengaruh lainnya adalah kelenjar maamae berkembang dan
menghasilkan susu, tubuh berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan
aksila, serta kulit menjadi lebut.
2.
Hormon
Progesteron
Dihasilkan
oleh korpus luteum dan plasenta, bertangung jawab atas perubahan endometrium,
dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesterone juga berpengaruh
anti estrogenic pada sel-sel myometrium, menurunkan kepekaan otot tersebut,
sensitivitas miometrium terhadap oksitosin, dan aktivitas listrik spontan.
Myometrium sementara meningkatkan potensial membrane serta bertanggung jawab meningkatkan
suhu basal tubuh pada saat ovulasi.
Efek
progesterone terhadap tuba falopii adalah meningkatkan sekresi dan mukosa. Pada
kelenjar mamae akan meningkatkan perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar
mamae, keseimbangan elektrolit, serta peningkatan sekresi air dan natrium.
3.
Folikel
Stimulating Hormon (FSH)
Mulai
ditemukan pada perempuan umur 11 tahun dan jumlahnya terus-menerus bertambah
sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan
FSH ini akan berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dalam jumlah yang
cukup seperti pada kehamilan.
4.
Lutein
Hormon (LH)
LH
bekerja sama dengan FSH untuk menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari
folikel de Graf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari progesterone
dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan
menyebabkan pengurangan produksi FSH, sedangkan produksi LH bertambah hingga
tercapai suatu rasio produksi FSH dan LH sehingga dapat merangsang terjadinya
ovulasi.
5.
Prolactin
atau Luteotropin Hormon (LTH)
Ditemukan
pada wanita yang mengalami menstruasi. Jumlah terbanyak terdapat pada urin
wanita hamil, masa laktasi, dan menopause. Prolactin dibentuk oleh sel alpha
(asidophil) dari lobus anterior kelenjar hipofisis. Fungsi hormone ini adalah
untuk memulai mempertahankan produksi progesterone dari korpus luteum. Kelenjar
hipofisis dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih tinggi yaitu hipotalamus
untuk menghasilkan gonadotrophin releasing faktor.
c.
Sifat
Kimia Hormon Kelamin
1.
Estrogen
Disekresi
oleh ovarium dalam bentuk estradiol, sebagian besar dibentuk oleh jaringan
perifer dari androgen yang disekresi oleh sel ovarium. Estriol adalah estrogen
yang leamh dan merupakan produksi oksidasi, berasal dari estrodial yang
mengalami perubahan terutama dalam hati. Potensial dari etrogenik (menghasilkan
estrogen) dianggap sebagai estrogen utama walaupun efek estrogenic dan estron
tidak dapat diabaikan.
2.
Progestin
Yang
paling penting dari progestin adalah progesterone, bagian kecil progestin yaitu
hidroksi progesterone disekresi bersama dengan progesterone dan mempunyai efek
yang sama. Pada wanita normal, progesterone disekresi dalam jumlah cukup banyak
selama akhir siklus ovarium. Selain itu, progesterone juga disekresi oleh
plasenta selama kehamilan khususnya setelah kehamilan bulan keempat.
3.
Sintesis
Estrogen Dan Progesterone
Keduanya
disintesis dalam ovarium terutama dari kolesterol yang berasal dari darah dalam
jumlah kecil yang diperoleh dari Asetil Co-A dan memberntuk inti steroid yang
tepat. Selama sintesis, progesterone dan hormone kelamin pria (testosterone)
akan disintesis pertama kali kemudian fase folikular dari siklus ovarium,
hamper semua testosterone dan sebagian besar progesterone diubah menjadi
estrogen oleh sel-sel granulosa. Selama fase luteal dari siklus, jauh lebih
banyak dibentuk progesterone yang semuanya akan diubah dalam plasma wnaita oleh
ovarium.
d.
Ovulasi
Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28
hari, sesudah terjadinya menstruasi, tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding
luar folikel yang menonjol akan membengkak dengan cepat dan daerah kecil bagian
tengah kapsul yang disebut stigma akan menonjol seperti putting. Dalam waktu 30
menit kemudia, cairan akan mengalir dari folikel melalui stigma. Sekitar 2 menit kemudain, folikel menjadi
lebih kecil karena kehilangan cairannya. Stigma akan robek cukup besar dan
cairan yang lebih kental yang terdapat di bagian tengah folikel akan mengalami
evaginasi keluar dan ke dalam abdomen. Cairan kental ini membawa ovum yang dikelilingi
oleh beberapa ratus sel granulosa kecil yang disebut corona radiata.
1.
Lutein
Hormon (LH)
Diperlukan
untuk pertumbuhan akhir flikel dan ovulasi kecepatan sekresi LH. Oleh kelenjar
hipofisis anterior, jumlah hormone LH akan meningkat dengan cepat, selain itu
FSH juga meningkat sekitar 2-3 kali lipat pada saat bersamaan. Permulaan
ovulasi menunjukan LH dalam jumlah yang besar dan menyebabkan sekresi hormone
steroid folikular yang mengandung sejumlah kecil progesterone. Dua peristiwa
dibutuhkan untuk ovulasi adalah sebagai berikut:
a. Kapsul
folikel mulai melepaskan enzim proteolitik dari lisozim (enzim mencegah
bakteri) yang mengakibatkan pelarutan dinding kapsul sehingga terjadi
pembenkakan seluruh folikel dan degenerasi dari stigma.
b. Terjadi
pertumbuhan pembuluh darah baru yang berlangsung cepat ke dalam dinding folikel
pada saat yang sama akan terjadi vasodilatasi sehingga prostaglandin juga akan
disekresi dalam jaringan folikular.
Kedua efek ini selanjutnya akan mengakibatkan transudasi
plasma ke dalam folikel yang berperan pada pembengkakan folikel, yang pada
akhirnya pembengkakan dan degenerasi stigma akan mengakibatkan pecahnya folikel
yang disertai dengan pengeluaran ovum.
Hormone
plasenta
Hormone
|
Fungsi
|
Hormone Chorionik
Gonadotrophin
|
Mempertahankan korpus luteum
kehamilan.
Merangsang sekresi testosterone oleh
testis yang sedang berkembang di mudigah XY.
|
Estrogen juga disekresikan oleh
korpus luteum kehamilan
|
Merangsang pertumbuhan myometrium dan
meningkatkan kekuatan uterus untuk persalinan.
Membantu mempersiapkan kelenjar
mamaria untuk laktasi
|
Progesterone juga disekresikan
oleh korpus luteum kehamilan
|
Menekan kontraksi uterus agar
lingkungan janin tenang.
Menodorong pembentukan sumbat mukus di
serviks untuk mencegah kontaminasi uterus.
Membantu mempersiapkan kelenjar
mamaria untuk laktasi.
|
Hormone Chorionik
Somatomammotropin
|
Diperkirakan menurunkan penggunaan
glukosa oleh ibu sehingga jumlah glukosa yang dialirkan ke janin dapat
ditingkatkan.
|
Relaksin juga disekresikan oleh
korpus luteum kehamilan
|
Melunakan serviks sebagai persiapan
untuk dilatasi serviks pada saat persalinan.
Melemaskan jaringan ikat antara
tulang-tulang panggul sebagai persiapan persalinan.
|
Efek
ekstrogen dan progesterone
Lokasi
|
Efek
|
Pada jaringan spesifik
Seks
|
·
Esensial untuk pematangan dan
pelepasan sel telur
·
Merangsang pertumbuhan dan
memelihara keseluruhan saluran produksi wanita
·
Merangsang proliferasi sel
granulosa yang menyebabkan pematangan folikel
·
Menipiskan mukus serviks untuk
memudahkan penetrasi sperma.
·
Meningkatkan transportasi sperma
ke eviduktus dengan merangsang kontraksi uterus dan oviduktus ke atas
·
Merangsang pertumbuhan
endometrium dan myometrium
·
Menginduksi pembentukan reseptor
progesterone di endometrium, selama getasi reseptor eksitosin di myometrium
|
Efek reproduksi lain
|
·
Meningkatkan perkembangan
karakteristik seks sekunder
·
Kontrol sekresi GnRH dan
gonadotropin
·
Kadar rendah menghambat sekresi
·
Kadar tinggi akan memicu lonjakan
LH
·
Merangsang perkembangan duktus di
payudara selama kehamilan
·
Menghambat efek stimulasi sekresi
susu oleh prolactin selama kehamilan
|
Efek non-reproduksi
|
·
Meningkatkan penimbunan lemak
·
Menutup lempeng epifisis
·
Menurunkan kolesterol darah
(insiden arteroskeloris leibh rendah pada wanita sampai setelah menopause)
|
Progesterone
|
·
Mempersiapkan lingkungan yang
sesuai untuk perkembangan mudigah atau janin
·
Meningkatkan pembentukan sumbatan
mukus yang kental di kanalis servikalis
·
Menghambat sekresi GnRH dan
gonadotropin di hipotalamus
·
Merangsang oerkembangan alveolus
di payudara selama kehamilan
·
Mengahambat efek stimulasi
sekresi susu oleh prolactin selama kehamilan
·
Menghambat kontraksi uterus
selama kehamilan
|
e.
Pubertas
Pubertas ialah dimulainya kehidupan seksual dewasa,
sedangkan menarke (menarche) adalah dimulainya menstruasi. Periode pubertas
terjadi karena kenaikan sekresi hormone gonadotropin oleh hipofisis, perlahan
dimulai pada tahun kedelapan kehidupan dan mencapai puncaknya pada saat
terjadinya menstruasi yaitu pada usia 11-16 tahun. Pada wanita, kelenjar
hipofisis dan ovarium akan mampu menjalankan fungsinya secara penuh apabila
dirangsang secara tepat. Timbulnya pubertas dirangsang oleh beberapa proses
pematangan yang berlangsung di daerah otak yaitu hipotalamus dan sistem limbik
yang ditandai dengan hal-hal berikut ini:
a. Peningkatan
sekresi estrogen pada pubertas
b. Variasi
siklus bulanan
c. Peningkatan
sekresi estrogen lebih lanjut selama beberapa tahun pertama dar kehidupan
seksual
d. Terjadinya
penurunan progresif dari sekresi estrogen menjelang akhir kehidupan seksual
e. Hampir
tidak ada sekresi estrogen dan progesterone sesudah menopause
f.
Siklus
Seksual pada Pubertas
Bila lonjakan LH tidak cukup besar, ovulasi tidak
akan berlangsung, keadaan ini disebut sebagai anovulatorik (tidak ada ovulasi).
Variasi siklus seksual terus berlanjut, tetapi mengalami perubahan dengan cara
tidak adanya ovulasi sehingga menyebabkan korpus luteum gagal berkembang,
sebagai akibatnya hamper tidak ada sekresi progesterone selama bagian akhir
dari siklus. Siklus akan memendek beberapa hari, tetapi ritmenya terus
berlanjut. Hal ini memungkinkan progesterone tidak dibutuhkan untuk
mempertahankan siklus itu sendiri walaupun dapat mengubah ritmenya. Siklus
anovulatorik (siklus tidak teratur) biasnya terjadi selama beberapa siklus
pertama sesudah pubertas atau beberapa bulan bahkan tahunan sebelum menopause.
Hal ini mungkin karena lonjakan LH tidak cukup kuat pada saat itu untuk
terjadinya ovulasi.
1.
Menopause
Terjadi
pada usia 45-50 tahun, siklus seksual menjadi tidak teratur, ovulasi tidak
terjadi selama bebeapa siklus selama beberapa bulan atau beberapa tahun, dan
terhenti sama sekali, siklus berhenti dan hormon kelamin wanita menghilang
dengan cepat sampa akhir tidak ada.
Penyebab
menopause adalah matinya ovarium (burning out). Sepanjang kehidupan seksual
seorang wanita ±400 folikel premordial tumbuh menjadi folikel vesicular dan
berproliferasi, serta sekitar berates-ratus ribu ovum berdegenerasi. Pada usia
45 tahun hanya tinggal beberapa folikel premordial yang akan dirangsang oleh
FSH dan LH. Produksi estrogen berkurang sewaktu jumlah folikel premordial
mencapai nol. Produksi estrogen menurun di bawah nila kritis, estrogen tidak
lagi menghambat FSH dan LH, serta tidak menimbulkan siklus oksidasi (fluktuasi)
karena estrogen diproduksi dalam jumlah di bawah kritis.
Pada
saat menopause, produksi estrogen dan progesterone menjadi kosong tanpa
hormone. Keadaan ini menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna
pada fungsi tubuh yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Rasa
panas kulit kemerahan yang ekstrim.
b. Sensasi
psikis dari dyspnea.
c. Rasa
letih, gelisah, dan ansietas (rasa cemas yang berlebihan).
d. Kadang-kadang
keadaan psikotik (gangguan kepribadian).
e. Penurunan
kekuatan tulang seluruh tubuh.
D.
Kelenjar
Mamae (Payudara)
Payudara atau
kelenjar mamae adalah kelenjar aksesoris sistem reproduksi wanita. Organ ini
juga ada pada pria, tetapi tidak berkembang. Pada wanita, payudara berukuran
kecil dan imatur hingga pubertas. Selanjutnya, payudara tumbuh dan berkembang
di bawah pengaruh esterogen dan progesterone. Saat hamil, hormon ini
menstimuasi pertumbuhan lebih lanjut. Setelah bayi lahir, hormone prolactin
dari hipofisis anterior menstimulasi hipofisis posterior untuk memproduksi ASI
sebagai respons terhadap stimulasi putting oleh isapan bayi.
Payudara terdiri
atas jaringan kelenjar, jaringan fibrosa, dan jaringan lemak. Pada wanita,
kelenjar mamae mulai berkembang pada permulaan masa pubertas (adolescence)
yaitu pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae tumbuh menjadi besar sebelah
lateral linea aksilaris anterior/media sebelah kranial ruang interkostalis III
dan sebelah kaudal ruang interkostalis VII-VIII.
1.)
Struktur
Kelenjar Mamae
Terdapat di atas bagian
luar fasia torakalis superfisialis di daerah jaringan lemak subkutis.
Ø Ke
arah lateral sampai ke linea aksilaris media.
Ø Ke
arah medial melewati linea media mencapai kelenjar mamae sisi yang lain.
Ø Ke
arah bawah: mencapai daerah aksila (lipatan ketiak)
Kelenjar mamae menyebar
di sekitar areola mamae dan mempunyai lobus antara 15-20 lobus. Tiap lobus
berbentuk pyramid dengan puncak mengarah ke areola mamae. Masing-masing lobus
dibartasi oleh septum yang terdiri atas jaringan fibrosa yang padat. Serat
jaringan ikat fibrosa terbentang dari kulit ke fasia pektoralis yang menyebar
di antara jeringan kelenjar.
Tiap lobus kelenjar mamae mempunyai
saluran keluar yang disebut duktus laktiferus (duktus lactiferi) yang bermuara
ke papilla mamae. Pada daerah areola mamae, duktus laktiferus melebar disebut
sinus laktiferus (sinus lactiferi), di daerah terminalis lumen sinus ini
mengecil dan bercabang-cabang ke alveoli. Di Antara jaringan kelenjar dan
jaringan fibrosa, ruangannya diisi oleh jaringan lemak yang membentuk postur
dari mamae sehingga permukaan mamae terlihat rata. Kelenjar mamae dapat
dipisahkan dengan mudah dari fasia sehigga kedudukan mamae mudah bergeser.
Glandula mamari
2.)
Pembuluh
Darah Mamae
Berasal dari arteria mammaria interna dan arteri
torakalis lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosis
bermuara ke vena mammaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika.
Sebagian besar vena-vena tersebut bermuara ke vena torakalis lateralis.
3.)
Pembuluh
Limfe Mamae
a. Aliran
limfe superfisialis 75% mengalir ke saluran torakalis lateralis berjalan
bersama arteri dan vena dipinggir lateral muskulus pektoralis mayor bermuara di
nervus ke 11 aksilaris dan nervus supraklavikularis.
b. Aliran
linfe profunda mengalir ke dinding torak menembus muskulus pektoralis mayor
bermuara ke nervus ke 11 pektoralis sepanjang arteri dan vena mamaria interna.
c. Bagian
medial aliran limfe subkutan berhubung antara kedua mamae dan bermuara ke
nervus 11 supraklavikularis.
4.)
Perkembangan
Payudara
Perkembangan payudara distimulasikan oleh estrogen
yang berasal dari siklus seksual bulanan, di mana akan merangsang pertumbuhan
kelenjar mamaria dan ditambah dengan deposit lemak untuk memberikan masa pada
kelenjar payudara. Pertumbuhan jauh lebih besar terjadi selama masa kehamilan
dan jaringan kelenjar hanya berkembang sempurna untuk membentuk air susu.
Selama kehamilan, estrogen disekresi oleh plasenta sehingga duktus payudara
tumbuh dan berkembang. Hormone prolactin, glukokotikoid adrenal, dan insulin
berperan dalam metabolism protein dalam pekembangan payudara.
2.3 Sistem Reproduksi Pria
Sistem
reproduksi pria terbagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian kelanjar, duktus (saluran),
dan bangun penyambung.
Bagian
Kelenjar
A. Testis
Merupakan organ
kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormone laki-laki dibentuk.
Testosterone dihasilkan oleh testis, berkembang didalam abdomen sewaktu janin,
dan turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum
menjelang akhir kehamilan.
Kelenjar testis
bentuknya seperti telur, banyaknya 2 buah menghasikan sel mania tau sperma.
Testis terletak menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum. Sepasang
kelenjar yang masing-masing sebesar telur ayam tersimpan di dalam skrotum
masing-masing di tunika albuginea testis. Di belakang testis, selaput ini agak
menebal sehingga membentuk suatu bagian yang disebut mediastinum testis.
Testis terdiri
dari belahan-belahan yang bernama lobus testis. Testis juga menghasilkan
hormone testorteron dan bekerja sebagai kelenjar endoktrin. Hormon testosterone
ini berfungsi untuk menentukan sifat-sifat kejantanan. Contoh: timbulnya jakun
dan jenggot, suara yang membesar, serta bentuk badan yang besar dan kuat.
Fungsi testis:
1. Membentuk
gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di tubulus seminiferus
2. Menghasilkan
hormone testosterone, dilakukan oleh sel interstisial
a.
Pembungkus
Testis
· Fasia
Spermatika Eksterna
Suatu
membrane yang tipis memanjang ke arah bawah di antara fenikulus dan testis lalu
berakhir pada cincin subkutan ingualis.
· Lapisan
Kresmaterika
Terdiri
atas selapis otot dimana lapisan ini sesuai dengan muskulus obliges
abdominisinternus dan fasies abdominus internus.
· Fasia
Spermatika Interna
Suatu
membrane tipis dan menutupi fenikulus spermatikus. Fasia ini akan berakhir pada
cincin inguinalis interna bersama dengan fasia transversalis yaitu lapisan otot
dimana lapisan ini sesuai dengan muskulus obliges abdominis internus dan
fasianya
Pembungkus
testis
B. Vesika Seminalis
Vesika seminalis
merupakan dua ruangan di antara fundus kandung kemih dan rectum. Masing-masing
ruangan berbentuk pyramid, dimana permukaan anterior berhubungan dengan fundus
kandung kemih, sedangkan permukaan posterior terletak di atas rectum yang
dipisahkan oleh fasia rekto vesikalis.
Panjang vesika
seminalis ±5-10 cm dan merupakan kelenjar sekresi yang menghasilkan zat mukoid.
Zat ini mengandung banyak fruktosa dan zat gizi (prostaglandin dan fibrinogen)
yang merupakan energy bagi spermatozoa. Vesika seminalis bermuara pada duktus
deferens dan bergabung denan duktus deferens. Penggabungan ini disebut duktus
ejakulatorius sehingga menambah semen ejakulasi serta mukosa.
Vesika seminalis
mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula seminalis. Duktus vesikula
seminalis ini akan bergabung dengan duktus deferens. Penggabungan dari kedua
duktus ini membentuk duktus baru yang benama duktus ejakulatorius yang bermuara
pada 2 buah kelenjar tubulo alveolar yang terletak di kanan dan kiri di
belakang leher kandun kemih. Sekrek vesika seminalis merupakan komponen pokok
dari air mani. Fungsinya menghasilkan cairan yang disebut semen untuk cairan
pelindung spermatozoa.
Testis
pria
C. Glandula Prostat
Kelenjar ini
merupakan kelenjar yang terletak di bawah vesika urinaria melekat pada dinding
bawah vesika urinaria di sekitar uretra bgian atas. Kelenjar prostat kira-kira
sebesar buah kenari. Letaknya di bawah kandung kemih mengelilingi uretra dan
terdiri dari kelenjar majemuk, saluran dan otot polos. Prostat mengeluarkan
sekret cairan yang bercamor sekret dari testis. Perbesaran prostat akan
membendung uretra dan menyebabkan retensi urin.
Kelenjar prostat, merupakan suatu
kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas lobus yaitu:
1. Lobus
posterior
2. Lobus
lateral
3. Lobus
anterior
4. Lobus
medial
Fungsi kelenjar
prostat menambah cairan alkalis pada cairan seminalis berguna utnuk melindungi
spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagma.
D. Kelenjar Bulbouretralis
Kelenjar
bulbo uretralis terletak di sebelah bawah dari kelenjar prostat panjangnya 2-5
cm. Fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat. Kelenjar bulbo uretralis
dibungkus oleh simpai jaringan ikat tipis yang diluarnya tedapat serat-serat
otot rangka. Jaringan ikatannya banyak mengandung serat elastin, serat otot
rangka, dan serat otot polos. Berfungsi untuk menghasilkan cairan lendir
bersifat basa ke dalam saluran ejakulasi.
Duktus (Saluran)
A. Epididymis
Saluran halus yang panjangnya ±6 cm
terletak di sepanjang atas tepi dan belakang testis, terdiri atas:
1.)
Kaput epididymis berhubungan dengan erat
dengan bagian atas testis sebagai duktus eferens dari testis,
2.)
Kapus epididymis (badan) ditutupi oleh
membrane serosa servikalis sepanjang pinggir posterior,
3.)
Kauda epididymis (ekor) disebut juga
globulus minor ditutupi oleh membrane serosa berhubungan dengan duktus
deferens,
4.)
Ekstremitas superior (bagian yang besar)
5.)
Ekstremitas inferior (seperti titik).
Berperan sebagai tempat pengangkutan,
penyimpanan, pematangan
sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan
untuk membuahi. Diantara korpus dan testis terdapat
ruangan yang disebut sinus epididymis (fossa digitalis). Sebagian epididymis
ditutupi oleh lapisan viseral. Lapisan pada bagian mediastinum menjadi lapisan
parietal, dikelilingi oleh jaringan ikat spermatozoa melalui duktus deferens
merupakan bagian dari kaput epididymis, tempat bermuaranya spermatozoa disimpan
masuk ke dalam vas deferens, fungsinya sebagai saluran penghantar testis,
mengatur sperma sebelum diejakulasi, dan memproduksi sperma.
Appendix
testis: bagian ekstremitas superior testis
dekat kaput epididimis terdapat benda kecil berbentuk oval yaitu berupa sisa
dari duktus muleri, bagian atas appendix epididymis. Tangkai kecil yang
terdapat pada kaput epididymis dianggap sebagai duktus deferens.
B.
Duktus
Deferens
Duktus deferens
adalah duktus ekskretorius dari testis dan merupakan lanjutan dari kanalis
epididymis dengan panjang 50-60 cm. mulai dari bagian bawah, kauda epididymis
berbelit-belit, secara berangsur-angsur naik sepanjang pinggir posterior testis
dan sisi medialis bagian frenikulus spermatikus melalui cincin kanalis
inguinalis, lalu masuk ke fenikulus spermatika membelok sepanjang sisi lateral
arteri spigastrika, kemudian menjurus ke belakang agak turun ke fossa iliaka ekterna
mencapai kavum pelvis. Bagian ini terdapat di antara peritonealis dan dinding
lateralis pelvis, selanjutnya turun pada sisi medialis arteri umbilikalis dan
nervus obturatorius, menyilang di depan ureter dan mencapai sisi medial ureter,
berbelok-belok membentuk sudut turun ke medial agak ke depan di antara fundus
vesika urinaria bagian atas vesika seminalis.
Selanjutnya
menjurus ke bawah antara fundus kandung kemih dan rectum menuju basis glandula
prostat bergabung dengan duktus vesika seminalis membentuk duktus ejakulatorius
dan bermuara pada pars prostatika uretra melalui orifisium urtikulus
prostatikus. Duktus deferens keras seperti tali dan berbentuk slinder, dinding
salurannya begitu kecil, pada fundus vesika urinaria membesar dan
berbelok-belok disebut ampula. Duktus
deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis
menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Tubulus testis dan epididmis
C.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat
di dalam penis. Pada pria, organ ini merupakan saluran
kemih dan saluran ejakulasi. Pengeluaran urin tidak bersamaan dengan ejakulasi
karena diatur oleh kegiatan kontraksi prostat. Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat
disepanjang penis, memiliki lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai
saluran keluar urine dan saluran keluar air mani.
Bangun penyambung
A. Skrotum
Skrotum
merupakan kantong yang menggantung di dasar pelvis, tempat sepasang testis
tersimpan. Di depan skrotum terletask penis, di belakang skrotum terletak anus.
Skrotum (kandung buah pelir), berupa kantung yang terdiri atas kulit tanpa
lemak. Subkutan berisi sedikit jaringan otot, testis (buah pelir) berada dalam
pembungkus yang disebut tunika vaginalis yang dibentuk dari peritonium.
Skrotum
merupakan kantung kulit mengandung banyak pigmen, sebelah dalamnya terdapat
kantung yang dipisahkan satu sama lain oleh septum. Tiap kantung berisi testis
epididymis funikulus spermatikus. Lapisan dinding abdomen turut serta dalam
pembentukan dan pembungkus testis. Tiap lapisan testiskuler berhubungan dan
begabung dengan lapisan dinding abdomen. Lapisan dalam (peritoneum), tunika
vaginalis testis mengelilingi skrotum. Lapisan tengah, otot dan fasia dinding
abdomen, fasia spermatika interna dan fasia transfersal dinding abdomen
melapisi tunika vaginalis.
M. cremaster
yang muncul dari M. obligues internus abdominalis yang menggantungkan testis,
dapat mengangkat testis menurut kemauan dan refleks ejakulasi. Lapisan luar
atau kulit skrotum merupakan lanjutan kulit abdomen yang berpigmen mengandung
kelenjar sebasea. Funikulus spermatikus merupakan bangun penyambung yang berisi
duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf.
Lapisan
Skrotum
·
Kulit:
warna kecoklatan, dan mempunyai flika/rugae. Pada kulit terdpat folikel sebasea
yang dikelilingi oleh rambut keriting dimana akarnya terlihat melalui kulit.
·
Tunika Dartos:
berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis skrotum. Tunika dartos ini
membentuk septum yang membagi skrotum menjadi dua ruangan untuk testis yang
terdapat dibawah permukaan penis.
Fungsi utama
skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki
suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh.
Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot
rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau
membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu
testis sekitar 34°C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau
melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi
tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak
menjauh pada suhu panas.
B.
Fenikulus Spermatikus
Fenikulus spermatikus merupakan bangunan penyambung yang
berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut syaraf. Fenikulus
spermatikus memanjang dari abdominalis inguinalis dan tersusun konvergen ke
bagian belakang testis, melewati cincin subkutan dan turun hampir vertical ke
skrotum. Fenikulus spermatikus kiri lebih panjang dari yang kanan karena testis
kiri tergantung lebih rendah dari testis kanan.
Struktur
a. Ductus
deferens
b. Arteria
testicularis
c. Arteria
cremasterica
d. Arteria
deferentialis (untuk ductus deferens)
e. Vena
testicularis
f. Saluran
getah bening
g. Ramus
genitalis dari nervus genitofemoralis
h. Serabut-serabut
otonom dari plexus testicularis
Pembuluh
Darah Fenikulus Spermatikus
a. Arteri
Spermatika Interna: cabang dari aorta abdominalis,
keluar dari abdomen melalui cincin inguinalis abdominalis bergabung dengan
fenikulus spermatikus sepanjang kanalis inguinalis memberikan darah untuk
epididymis dan substansi testis.
b. Arteri
Spermatika Eksterna: cabang dari arteri epigastrika
inferior, memberikan darah untuk fenikulus spermatikus beranastomosis dengan
arteri spermatika interna.
c. Arteri
Duktus Deferens: cabang dari arteri vesikalis inferior.
Arteri ini panjang dan bergabung dnegan duktus deferens beranastomosis dengan
arteri spermatika interna dekat testis.
d. Vena
Spermatika: mulai dari belakang testis menerima
darah dari epididymis membentuk pompa bagian dari fenikulus spermatikus
pembuluh-pembuluh yang membentuk fleksus banyak masuk sepanjang fenikulus
spermatikus di depan duktus deferens. Di bawah cincin substansia inguinalis,
pembuluh ini bersatu membentuk 2-4 vena lewat kanalis inguinalis, masuk ke
abdomen melalui cincin inguinalis abdominalis, yang kanan bermuara ke vena cava
inferior, sedangkan yang kiri bermuara ke vena renalis sinistra.
Pembuluh
Limfe
Pembuluh limfe terdiri
atas dua bagian: permukaan luar dan permukaan dalam. Pembuluh limfe berasal
dari permukaan tunika vaginalis epididymis dan korpus testis. Pembuluh ini akan
membentuk 4-8 traktus dan berakhir pada bagian lateral dari pronatik dan nervus
lumbalis II.
Traktus
reproduktif pria
C.
Penis
Bagian ini
terletak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung disebut glans penis. Bagian
tengah disebut korpus penis, bagian pangkal disebut radiks penis. Glan penis
tertutup oleh kulit korpus penis, kulit penutup ini disebut prepusium. Penis
(zakar) terdiri atas jaringan seperti busa dan terletak memanjang, tempat muara
uretra dari glan penis adalah frenulum atau katup.
Penis merupakan
alat yang mempunyai jaringan erektil yang satu sama lainnya dilapisi jaringan
fibrosa ringan erektil ini terdiri dari rongga-rongga seperti karet busa.
Dengan adanya rangsangan seksual, karet busa ini akan dipenuhi darah sebagai
vasopresi. Berdasarka ini terjadilah ereksi penis, ereksi penis dipengarui oleh
otot:
1. Muskulus
Iskia Karvenosus, muskulus erector penis, otot-otot ini menyebabkan erektil
(ketegangan) pada waktu koitus (persetubuhan).
2. Muskulus
Bulbo Karvenosus, untuk mengeluarkan urin. Penis memiliki tiga buah korpus
karvenosa (alat pengeras zakar) yaitu dua biah korpus karvenosus uretra,
terletak di sebelah punggung atas dari penis. Satu korpus karvenosus uretra,
terletak di sebelah bawah dari penis yang merupakan saluran kemih.
Korpus
karvenosus penis terdiri dari jaringan yang mengandung banyak sekali pembuluh
darah. Pada waktu akan mengadakan hubungan kelamin (koitus), maka penis akan
menjadi besar dan keras oleh karena korpus tersebut. Korpustersebut banyak
mengandung darah, dengan jalan denikian maka spermatozoid dapat dihantarkan
sampai pintu vagina.
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat
pembuangan sisa metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu
reproduksi. Penis dapat berfungsi juga sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan
ereksi.
Pembuluh
darah penis
a. Arteri
pudenda interna: cabang arteri hipogastrika yang
menyuplai darah untuk ruangan karvenosus.
b. Arteri
profunda penis: merupakan cabang dari arteri dorsalis
penis, bercabang terbuka langsung ke ruangan karvenosa. Cabang kapiler akan
menyuplai darah ke trabekula ruangan karvenosa dan dikembalikan ke vena pada
dorsum membentuk vena dorsalis penis melewati permukaan superior korpora
karvenosa lalu bergabung dengan vena yang lain.
Fisiologi Reproduksi Pada Pria
A.
Hormone
pada pria
1)
Testosterone
Dihasilkan
oleh sel interstisial yang terletak antara tubulus semini ferus. Sel ini
berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
Setelah
pubertas, sel interstisial banyak menghasilkan hormon testosterone yang
diseskresi oleh testis. Sebgaian besar testosterone berikatan longgar dengan
protein plasma yang terdapat dalam darah dan sebagian terikat pada jaringan
yang dibuahi dalam sel menjadi dehidrasi testosterone. Testosterone yang tidak
terikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh hati menjadi aldosterone dan
dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresi dalam usus besar melalui empedu
ke dalam urin.
Fungsi testosterone
adalah:
·
Efek desensus (penemoatan testis). Hal
ini menunjukan bahwa testosterone merupakan hal yang penting untuk perkembangan
seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunan.
·
Perkembangan seks primer dan sekunder.
Sekresi testosterone setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum
membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual
sekunder pria mulai pada masa pubertas.
2)
Hormone
Gonadotropin
Kelenjar
hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone yaitu Lutein Hormon (LH) dan Folikel
Stimulating Hormon (FSH). Bila testis dirangsang oleh LH dari kelenjar
hipofisis, maka sekresi testosterone selama kehidupan fetus penting untuk
peningkatan pembentukan organ seks pria.
Perubahan
spermatogenesis menjadi spermatosit dalam tubulus seminiferus dirangsang oleh
FSH. Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan spermatozoa. Oleh karena
itu, testosterone disekresi secara serentak oleh sel interstitial yang
berdifusi menuju tubulus seminiferus. Testosterone diperlukan untuk proses
pematangan akhir spermatozoa.
3)
Hormone
Estrogen
Dibentuk
dari testosterone dan dirangsang oleh hormone perangsang folikel. Hormone ini
memungkinkan spermatogenesis utnuk menyekresi protein pengikat endogen untuk
mengikat testosterone dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen
tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.
4)
Hormone
Pertumbuhan
Diperlukan
untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis secara khusus dan untuk
meningkatkan pembelahan awal spermatogenisis sendiri. Bila tidak terdapat
hormone pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama
sekali.
Fisiologi Sperma
Mortilitas dan
fertilitas sperma terjadi karena gerakan flagella melalui medium cairan. Sperma
normal cenderung utnuk bergerak lurus daripada berputar. Aktivitas ini ditingkatkan
dalam medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat asam dapat
mematikan sperma dengan cepat. Aktivitas sperma dapat meningkat bersaman dengan
peningkatan suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus genitalia
wanita hanya dapat hidup 1-2 hari.
1)
Fungsi
Vesikula Seminalis
Epitel
sekretorik menyekresi bahan mucus yang mengandung fruktosa, asam sitrat,
prostaglandin, dan fibrinogen. Setelah itu vas deferens mengeluarkan sperma dan
menambah semen yang diejakulasi, fruktosa, dan gizi-gizi lainnya yang
dibutuhkan oleh sperma untuk membuahi ovum. Prostaglandin membutuhkan proses
pembuahan yang bereaksi dengan mucus serviks dan membuat lebih reseptif
(menerima) terhadap gerakan sperma untuk menggerakan sperma sampai mencapai ke
ujung atas tuba falopii dalam waktu 5 menit.
2)
Semen
Cairan
semen berasal dari vas deferens dan merupakan cairan yang terakhir diejakulasi.
Semen berfungsi utnuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan
uretra. Cairan dari vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim
pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vesikula
seminalis membentuk kuagulum yang lemah.
Walaupun
sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genitalia pria setelah sperma
diejakulasi ke dalam semen, akan tetapi jangka hidup sperma maksimal 24-28 jam.
Kelenjar testis
3)
Spermatogenesis
Tubulus
seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil
dinamakan spermatogenia, menjadi spermatosit, dan membelah diri membentuk 2
spermatosit yang masing-masin mengandung 23 kromosom setelah beberapa minggu
menjadi spermatozoa. Spermatid pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum
sel epiteloid kemudian sitoplasma menghilang lalu spermatid memanjang menjadi
spermatozoa yang terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor.
Setelah
pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama 18 jam- 10
hari hingga mengalami proses pematangan. Epididymis menyekresi cairan yang
mengandung hormone, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan
sperma. Sebagian besar terdapat pada vas deferens dan sebagian kecil di dalam
epididymis.
4)
Pematangan
Sperma
Setelah
terbentuk dalam tubulus seminiferus, sperma membutukan waktu beberapa hari
untuk melewati epididymis. Sperma bergerak dari tubulus seminiferus ke bagian
awal epididymis selama 18-24 jam. Sperma memiliki kemampuan motilitas walaupun
beberapa faktor menghambat cairan dalam epididymis untuk mencegah mobilitas
setelah proses ejakulasi menyekresi cairan yang mengandung hormone testosterone
dan estrogen, enzim-enzim, serta nutrisi khusus untuk pematangan sperma.
5)
Penyimpanan
Sperma
Kedua
testis dapat membentuk sperma ±120 juta setiap hari. Sejumlah kecil sperma
dapat disimpan dalam epididymis, sedangkan sebagian besar sisanya disimpan
dalam vas deferens dan ampula vas deferens sehingga dapat mempertahankan
fertilitasnya dalam duktus genitalis selama 1 bulan. Dengan aktivitas
seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya dapat beberapa hari saja.
Fungsi Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat
menghasilkan cairan encer yang mengandung ion sitrat, ion phospat, enzim
pembeku, dan profibrinisilin. Selama pengisian kelenjar prostat berkontraksi
sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer dapat dikeluarkan
untuk menambah lebih banyak jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan
prostat memungkinkan untuk keberhasilan fertilisasi (gumpalan) ovum karena
cairan vas deferens sedikit asam. Cairan prostat menetralisir sifat asam dari
cairan lain setelah ejakulasi.
1)
Kegiatan
Seksual Pria
Rangsangan
akhir organ sensorik dan sensasi seksual menyebar melalui saraf pudendus
melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis untuk membantu rangsangan aksi
seksual dalam mengirim sinyal ke medulla dan berfungsi untuk meningkatkan sensasi
seksual dengan sekret yang menyebabkan keinginan seksual dengan merangsang
kandung kemih dan mukosa uretra.
Unsur psikis rangsangan seksual:
sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual
dengan memikirkan/khayalan akan menyebabkan terjadinya aksi seksual sehingga
menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sepanjang mimpi/khayalan, terutama usia
remaja.
Aksi seksual pada
medulla spinalis: fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genitalia
yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah
terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang
secara psikis dan seksual yang nyata ataupun kombinasi keduanya.
Pengaturan
Fungsi Reproduksi
Pengaturan
fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan hormone gonadotropin (GnRH) oleh
hipotalamus lalu merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi lutein
hormon, hormone perangsang lutein hormone (LH), dan folikel stimularing hormone
(FSH). Lutein hormone merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosterone
oleh testis dan folikel stimulating. Hormone yang disekresikan akan merangsang
spermatogenesis.
Ejakulasi
disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual laki-laki. Semen
diejeksikan melalui serangkaian semprotan.
a.
Impuls simpatis dari pusat refleks
medulla spinalis menjalar di sepanjang spinal lumbal (L1 dan L2) menuju
urogenital dan menyebabkan kontraksi peristaltic dalam duktus testis epididymis
dan duktus deferns. Kontraksi ini menggerakan sperma di sepanjang saluran.
b.
Impuls parasimpatis menjalar pada pusat
pudendal dan menyebabkan otot bulbo karvenosum pada dasar penis berkontraksi
secara berirama.
c.
Kontraksi awal pada vesikel seminalis,
prostat, dan kelenjar bulborektalis menyebabkan terjadinya sekresi cairan
seminal yang bercampur dengan sperma untuk membentuk semen.
1)
Pengaruh
GnRH Meningkatkan Sekresi LH dan FSH
Hipotalamus
melepaskan Gonadotropin Hormon (GnRH) yang diangkut ke kelenjar hipotalamus
anterior untuk merangsang peleasan LH dan FSH dalam darah porta. Perangsangan
hormone ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi dan jumlah GnRH lalu
sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respons perubahan jangka panjang GnRH.
Pengaruh hormone
gonadotropin terhadap LH dan FSH. Hormone ini disekresi oleh sel-sel yang sama
dalam kelenjar hipofisis anterior. LH dan FSH adalah glikoprotein yang
berkaitan dengan protein dalam molekul yang sangat bervariasi. Dalam keadaan
yang berbeda dapat mengubah kemampuan aktivitas dasar LH maupun FSH hingga
mengeluarkan pengaruhnya pada jaringan di dalam testis melalui aktivitas
pengaktifan sistem enzim khusus dalam sel-sel target berikutnya.
2)
Pengaturan
Spermatogenesis
FSH
melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus. Peningkatan ini mengakibatkan
sel tumbuh dan menyekresi berbagai unsur spermatogenik. Secara bersamaan
testosterone berdifusi ke dalam tubulus dalam ruangan interstisial yang
mempunyai efek tropik terhadap spermatogenesis. Untuk membangkitkan
spermatogenesis dibutuhkan FSH, sedangkan testosterone dibutuhkan agar dapat
mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang lama.
3)
Sekresi
Metabolisme dan Sifat Kimia
Sekresi
androgen dalam tubuh memilki efek maskulinisasi termasuk testosterone.
Aktivitas maskulinisasi dari semua hormone sangat sedikit yaitu kurangdari 5%
seluruh aktivitas tubuh pria dewasa. Sifat kimia androgen adalah senyawa
steroid untuk testosterone yang dapat dibentuk dari kolesterol langsung dari
Asetil CO-A. Setelah testosterone di metabolisme dan disekresi testis, sekitar
97% testosterone akan menjadi lemah ikatannya dengan albumin plasma atau lebih
kuat berikatan dengan globulin yang disebut globulin pengikat hormone kelamin
dan bersirkulasi dengan darah.
Sebagian besar
testosterone yang terikat ke jaringan diubah dalam sel-sel menjadi
dehodrotestosteron dalam organ khusus seperti kelenjar prostat pada pria dewasa
dan dalam denitalia eksterna pada janin laki-laki. Pembentukan estrogen juga
terjadi pada pria. Di samping itu, testosterone dan estrogen juga ditemukan dalam
urin pria. Jumlah estrogen dalam cairan tubulus seminiferus cukup tinggi dan
menjalankan perannya dalam spermatogenesis.
Fungsi
komponen reproduksi pria
Komponen
Reproduksi
|
Fungsi
|
Testis
|
Menghasilkan
sperma
Mengeluarkan
testosterone
|
Epididymis
dan
Duktus
deferens
|
Berfungsi
sebagai tempat keluar sperma dari testis.
Sebagai
pematangan motilitas dan fertilisasi sperma.
Memekatkan/mengentalkan
dan menyimpan sperma.
|
Vesikula
seminalis
|
Menghasilkan
fruktosa untuk memberi makan sperma yang dikeluarkan.
Mengeluarkan
prostaglandin yang merangsang motilitas saluran reproduksi pria dan wanita
untuk membantu mengeluarkan sperma.
Menghasilkan
sebagian besar cairan semen.
Menyediakan
precursor (proses biologis) untuk pembekuan semen.
|
Kelenjar
prostat
|
Mengeluarkan
cairan basa yang menetralkan sekresi vagina yang asam.
Memicu
pembekuan semen, untuk menjaga sperma tetap berada dalam vagina pada saat
penis dikeluarkan.
|
Kelenjar
bulbo uretra
|
Mengeluarkan
mukus untuk pelumas
|
2.4 Kelainan Pada Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi
pada manusia rentan mengalami
penyakit, kelainan juga gangguan. Gejala tersebut bisa disebabkan oleh berbagai
faktor. Bisa saja karena tumor, virus, bakteri atau memang disfungsi organ
reproduksi yang disebbakan oleh hal-hal yang tak terduga misalnya makanan atau
zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh manusia. Pada makalah ini akan dibahas penyakit pada sistem reproduksi
manusia dan dibagi ke dalam dua
kelompok yakni penyakit dan gangguan pada reproduksi wanita dan penyakit dan
gangguan pada organ reproduksi pria.
1)
Gonore
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher
rahim, rektum, dan tenggorokan atau bagian putih mata
(konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh
lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa naik ke
saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri
panggul dan gangguan reproduksi.
2) Sifilis
Disebabkan oleh bakteri
spirochaeta pallid gejala penyakit Sipilis
berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul
benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan
nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak
kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan
hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama
2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut
masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf
otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan
kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati,
limpa dan keterbelakangan mental. Selain
melalui hubungan seksual, sifilis bisa menular kepada janin oleh ibu yang
menderita penyakit ini. Struktur tubuh bakteri penyebab sifilis Treponema pallidum
yang berbentuk heliks memungkinkan untuk bergerak dengan pola gerakan yang khas
untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian
organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah dan getah bening inang
melalui jaringan dan membran mucosa.
3)
Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh serangan protozoa parasit Trichomonas
vaginalis. Pada wanita, penyakit
ini biasanya dimulai dengan keluarnya cairan dari vagina yang berbusa dan
berwarna kuning kehijauan. Vulva (alat kelamin wanita bagian luar) bisa
teriritasi dan luka, dan hubungan intim bisa menyebabkan rasa nyeri. Pada kasus
yang berat, vulva dan kulit di sekitarnya bisa meradang dan bibir kemaluan
(labia) membengkak. Timbul rasa nyeri ketika berkemih dan frekuensi berkemih
menjadi sering, menyerupai gejala dari infeksi kandung kemih.
Penderita pria sering tidak menunjukkan gejala tetapi bisa
menginfeksi mitra seksualnya. Beberapa diantaranya mengeluarkan cairan berbusa
atau cairan seperti nanah dari uretra, mengalami nyeri saat berkemih dan
desakan berkemih yang lebih sering. Gejala-gejala ini biasanya timbul di pagi
hari. Uretra bisa mengalami peradangan ringan, dan kadang-kadang ujung penis
tampak lembab. Infeksi pada epididimis menyebabkan nyeri pada buah zakar.
Prostat juga bisa terinfeksi.
Penularan penyakit
trikomoniasis tak hanya melalui kontak seksual saja. Penularan parasit penyebab
penyakit ini juga dapat terjadi jika kita menggunakan handuk atau pakaian dalam
yang sama dengan penderita.
4)
Sindrom
Turner
Sindrom Turner adalah munculnya kelainan akibat
dari abnormalitas kromosom seks pada perempuan (yakni kromosom X), dimana hanya
terdapat satu kromosom X.
Ciri-ciri yang terlihat adalah:
a.
Tubuh
pendek
b.
Kelopak
mata yang jatuh
c.
Kulit
leher kendur dan mudah ditarik
d.
Dada
lebar dengan puting payudara yang saling berjauhan
e.
Tangan
pendek disertai pergelangan tangan yang mengarah keluar dan kuku yang
kecil
f.
Ovarium
tidak berfungsi yang berakibat pada tidak terjadinya perubahan fisik saat
masa puberitas dan tidak mengalami menstruasi.
g.
Kesulitan
dalam belajar (mengenal ruang dan matematika)
h.
Kesulitan
memahami situasi sosial (emosi dan reaksi orang lain)
5)
Hermafrodit
Gonad
Hermafrodit
adalah istilah umum yang di kenal untuk menggambarkan keadaan ini. Kasus ini
termasuk kasus interseksual. Kasus semacam ini di bagi menjadi tiga:
Hermafrodit sejati, Pseudo Hermafrodit wanita, dan Pseudo Hermafrodit pria.
Hermafrodit sejati merupakan masalah terjarang dan menggambarkan satu manusia
yang mempunyai ovarium dan testis yang lengkap.
Sedangkan
Pseudo Hermafrodit wanita lebih banyak terjadi, rata-rata disebabkan akibat
sekunder ibu menelan senyawa androgen, adanya tumor pensekresi androgen dalam
ibu atau hyperplasia adrenalis congenital dengan produksi androgen adrenalis
fetus yang berlebihan karena defisiensi enzim dalam jalur produksi kortisol.
Pseudo Hermafrodit pria biasanya terdapat pada wanita dengan
ketidaksensitivitas androgen yang lengkap, yang reseptor androgennya tidak ada.
2.5 Kehamilan
dan Laktasi
A.
Kehamilan
Bila
ovum dibuahi, maka terjadi rangkaian peristiwa baru yang disebut gestasi atau
kehamilan. Pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm.
Bila terjadi ovulasi, ovum bersama berates-ratus sel granulosa yang melekat
padanya akan dikeluarkan langsung ke dalam rongga peritoneum. Selanjurnya,
masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Untuk mencapai kavum uteri, secara
terus-menerus bergerak kea rah pembukaan osteum tuba falopii yang terlihat
seperti arus cairan lambat yang mengalir kea rah osteum dan masuk ke dalam
salah satu tuba.
Pembuahan
ovum terjadi setelah ejakulasi dalam waktu 5-10 menit. Beberapa sperma akan
dihantarkan melalui uterus ke ampula. Pada bagian akhir, dari ruba falopii,
ovarium yang dibantu oleh kontraksi uterus dan tuba falopii yang dirangsang
oleh prostaglandin dalam cairan seminal dan cairan oksitosin yang dilepas dari
kelenjar hipofisis posterior selama orgasme wanita. Hampir setengah miliyar
sperma di deposit ke dalam vagina, tetapi hanya beberapa ribu yang mencapai ampula.
Pembuahan
ovum umumnya terjadi segera setelah ovum memasuki ampula. Sebelum sperma
memasuki ovum, sperma harus menembu berlapis-lapis graulosa yang melekat di
sisi luar ovum yang disebut corona radiate. Sekali sebuah sperma telah masuk ke
dalam ovum, kepala sperma akan membengkak dengan cepat untuk membentuk
pronukleus pria. Kromosomyang telah berpasangan menyalurkan 46 kromosom atau 23
pasang dalam sebuah ovum yang sudah dibuahi.
B.
Pembuahan
Adalah
penyatuan antara sperma dan sel telur yang telah dewasa/matang sehingga
terbentuk zigot. Zigot berarti berpasangan atau berhubungan, peristiwa
berpasangan kedua belah kromosom gamet, pihak jantan dan pihak betina yang
saling haplon=haploid (gen menyatu) sehingga zigot terjadi dalam susunan diplon=diploid (dua bentuk kromosom).
Setelah
terjadi pembuahan, zigot mengalami pertumbuhan (embriologi) sperma bergerak
bersentuhan dengan sel telur dan sperma akan terikat oleh pengaruh semacam
sekresi yang dikeluarkan oleh sel telur.
1.)
Hormone yang Disekresi Saat Kehamilan
a.
Hormone
Gonadotropin Korionik (HCG)
adalah hormone sepeti LH yang disekresi sel-sel embrionik mulai hari ke-10
setelah fertilisasi.
1. HCG mempertahankan produksi
progesterone dan estrogen oleh korpus luteum dalam ovarium yang dikenal sebagai
korpus luteum kehamilan. Jika
fertilisasi tidak terjadi, korpus luteum berdegenerasi dan produksi estrogen
dan progesterone terhenti.
2. Kadar HCG tetap tinggi selama
beberapa bulan, setelah itu plasenta mengambil alih sebagai sumber estrogen dan
progesterone.
3. HCG masuk ke sirkulasi maternal dan
disekresi ke dalam urin ibu hamil. Keberadaan HCG dapat dideteksi melalui uji
imunoassai untuk mendiagnosis kehamilan.
b.
Progesterone
Dan Estrogen
disekresi oleh korpus luteum kehamilan karena pengaruh HCG dan kemudian disekresi
oleh plasenta. Fungsi hormone ini dalam kehamilan:
1. Progesterone dan estrogen
mempertahankan lapisan uterus untuk implementasi dan retensi konseptus (masa
perkembangan keturunan).
2. Kadar progesterone dan estrogen yang
tinggi dalam sirkulasi maternal menghambat gonadotropin hipofisis dan dicegah
mulainya siklus menstruasi. Menstruasi berhenti saat kehamilan dan dilanjutkan
kembali setelah partus. Menyusul dapat memperpanjang ketidakhadiran menstruasi.
3. Estrogen dan pogesteron merangsang
perkembangan selanjutnya dari kelenjar mammae.
4. Progesterone menghambat kontraksi
muscular uterus selama masa kehamilan.
c.
Hormone
Laktogen Plasenta
manusia (hormone placental lactogen [HPL]), juga disebut sebagai
somatomammotropin korionik, disekresi oleh plasenta. Hormone ini menstimulasi
pertmbuhan kelenjar mammae dalam persiapan laktasi. HPL juga memiliki efek
metabolic terhadap protein, lemak, dan glukosa untuk menyediakan energy bagi
ibu hamil dan nutrient bagi perkembangan janin.
d.
Hormone
Triotropin Korionik,
merupakan hormone yang serupa dengan TSH dari hipofisis anterior, disekresi
oleh plasenta dan berfungsi untuk meningkatkan laju metabolisme maternal.
Hamper semua hormone yang memengaruhi metabolisme, termasuk hormone
pertumbuhan, ACTH, TSH, dan insulin, dihasilka oleh plasenta.
e.
Relaksin adalah hormone polipeptida yang
disekresi korpus luteum kehamilan, fungsinya adalah untuk merelaksasi (melunakan)
fibrikartilago dalam simfisis pubis untuk mempersiapkan jalur janin melalui
jalan lahir.
f.
Sekresi
Prolactin
oleh kelenjar hipofisis anterior meningkat selama kehamilan akibat stimulasi
estrogen. Bersama HPL dan estrogen, prolactin menstimulasi pertumbuhan duktus
dan alveoli dalam kelenjar mammae. Setelah kelahiran, prolactin memengaruhi
produksi susu.
1. Selama kehamilan, kadar estrogen
yang tinggi menstimulasi hipofisis untuk mensekresi prolactin, tetapi
menghambat keraja pembuatan susu.
2. Setelah kelahiran, penurunan
estrogen dan progesterone akan menebabkan kadar prolactin berkurang, kecuali
apabila ibu sedang menyusui. Refleks mengisap pada saat menyusui mempertahankan
kadar prolactin tetap tinggi.
g.
Oksitosin yang dilepas dari kelenjar
hipofisis posterior (neurohipofisis), menstimulasi kontraksi otot polos uterus
selama proses kelahiran. Saat menyusui, oksitosin menyebabkan kontraksi sel-sel
mioepitel dalam kelenjar mammae sehingga tersedia susu pada putting (ejeksi
susu).
h.
Prostaglandin dihasilkan oleh uterus,
menstimulasi kontraksi uterus saat kelahiran.
2.)
Partus.
Adalah
proses kelahiran bayi. Persalinan adalah istilah yang dipakai untuk serangkaian
peristiwa yang menyelubungi partus.
a. Kala satu persalinan adalah dilatasi
serviks. Tahap ini dimulai dengan kontraksi uterus yang regular dan
terus-menerus sampai keseluruhan os serviks terdilatasi. Saluran endoserviks
memendek (menipis) sehingga os eksternal dan vagina berwarna kemerahan.
b. Kala dua persalinan adalah kelahiran
actual. Tahap ini dimulai dengan dilatasi maksimum serviks dan terus
berlangsung sampai bayi di keluarkan dari vagina.
c. Kala tiga persalinan adalah
pengeluaran plasenta dari uterus.
C.
Laktasi
Dua
faktor yang diatur oleh hormone dalam produksi air susu dan pengeluaran air
susu adalah sebagai berikut:
1.
Produksi
air susu (prolactin)
Dalam
fisiologi laktasi, prolactin merupakan sutu hormone yang disekresi oleh
glandula pituitary anterior yang penting untuk memproduksi air sus ibu. Kadar
hormone ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan. Kerja
hormone ini dihambat oleh plasenta, dengan lepasnya plasenta pada proses
persalinan, maka kadar estrogen dan progesterone berangsur-angsur turun sampai
pada tingkat terendah dan diaktifkannya prolactin. Kenaikan pemasokan darah
yang beredar lewat payudara dapat menyekresi bahan penting untuk pembentukan
air susu, globulin, lemak, dan mendorong menuju tubuli laktiferus. Kenaikan
kadar protein akan menghambat ovulasi sehingga mempunyai fungsi kontrasepsi.
Kadar prolactin paling tinggi terjadi pada waktu malam hari.
2.
Pengeluaran
air susu (oksitosin)
Dua
faktor yang terlibat dalam mengaliri air susu dari sel-sel sekretorik ke
papilla mamae adalah sebagai berikut:
a. Tekanan
dari belakang: tekanan globuli yang baru tebentuk di dalam sel akan mendorong
globuli tersebut ke dalam tubuli laktiferus dan hisapan bayi akan memacu
sekresi air susu lebih banyak.
b. Refleks
neurohormonal: gerakan menghisap bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang
terdapat di dalam glandula pituitary posterior. Akibat langsung dari refleks
ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitary posterior. Di sekitar alveol
akan berkontraksi mendorong air susu masuk ke dalam vasa laktiferus, dengan
demikian lebih banyak air susu yang mengalir ke dalam ampula. Refleks ini dapat
dihambat dengan adanya rasa sakit misalnya jahitan pada perineum. Selain itu
sekresi oksitosin juga akan menyebabkan otot terus berkontraksi dan membantu
incolusi (kemunduran) uterus selama puerperium (nifas).
Fungsi
Prolaktin
Pengaruh
estrogen dan progesterone adalah mencegah meningkatnya sekres air susu dan
konsentrasi prolactin yang sangat tinggi pada akhir kehamilan. Cairan yang
disekresi beberapa hari terakhir atau minggu sebelum kelahiran disebut
kolostrum. Kolostrum inimengandung protein dan lactose dalam konsentrasi yang
sama seperti air susu, tetapi mengandung lemak yang jumlahnya sedikit.
Setelah
bayi dilahirkan. Hilangnya sekresi estrogen dan progesterone leh plasenta
memungkinkan laktogenik dari kelenjar hipofisis yang berperan untuk memproduksi
air susu dalam jumlah besar dan berfungsi sebagai pengganti kolostrum. Lonjakan
sekresi terjadi untuk mempertahankan kelenjar mamaria agar tetap menyekresi air
susu ke dalam alveoli utnuk periode laktasi berikutnya sehingga produksi air
susu dapat berlangsung terus-menerus selama anak masih mengisap walaupun
kecepatan pembentukan air susu berkurang.
2.6 Fisiologi
Janin Dan Neonatus
A.
Fisiologi Janin
TRIMESTER PERTAMA
Minggu pertama. Disebut sebagai masa germinal.
Karakteristik utama masa germinal ini adalah pembelahan sel.
Minggu ke-2
Sel-sel
telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yang
mengelilingi matahari sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai
proses pembuahan. 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir
mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun
pasukan sel sperma ini sangat banyak, tapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang
bisa menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk.
Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak
henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.
Minggu ke-3
Sampai
usia kehamilan 3 minggu.sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan
menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil,
berdiameter 0.1 - 0.2 mm.
Minggu ke-4
Bayi
berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin
HCG), sehingga apabila sang ibu melakukan tes kehamilan, hasilnya
positif.
Minggu ke-5
Terbentuk
3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.
-
Ektoderm
adalah lapisan yang paling atas akan membentuk sistem saraf pada janin yang
seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit dan rambut.
-
Lapisan
Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah
pinggang, tulang dan organ reproduktif.
-
Lapisan
Endoderm yaitu lapisan yang paling dalam yang akan membentuk usus, hati,
pankreas dan pundi kencing.
Minggu ke-6
-
Ukuran
embrio rata-rata 2-4 mm diukur dari puncak kepala hingga bokong.
-
Tuba
saraf sepanjang punggung bayi menutup
-
Jantung
bayi mulai berdetak pada minggu ini
-
Sistem
pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan
berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.
Minggu ke-7
-
Akhir
minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira
sebesar biji kacang hijau.
-
Pucuk
lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil
-
Jantung
telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran
udara yang terdapat di dalam paru-paru.
Minggu ke-8
-
Panjang
kira-kira 14-20 mm
-
Ujung
hidung, kelopak mata dan telinga berkembang
-
Brochi,
saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang.
-
Bayi
mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut dan lidah
serta mata.
Minggu ke-9
Telinga
bagian luar mulai berbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki
dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun anda tak merasakannya.
Dengan Doppler, anda bisa mendengar detak jantungnya.
Minggu ke-10
Semua
organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak
meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit.
Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7
gram.
Minggu ke-11
Panjang
tubuhnya mencapai sekitar 6.5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya
mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan
kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan
kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah
posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang
kerap terasa menyakitkan sekaligus member sensasi kebahagiaan tersendiri.
Minggu ke-12
Bentuk
wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang
mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada didalam rongga perut. Akibat
meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat.
Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan
seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki
dan tangan mulai membentuk termasuk telinga dan kelopak mata.
TRIMESTER KEDUA
Minggu ke-13
Plasenta berkembang untuk
menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi
merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76
mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang
lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.
Minggu ke14
Detak jantung bayi mulai menguat
tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak.
Minggu ke-15
Jika bayi anda perempuan, ovarium
mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat
tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan akhir minggu ini, beratnya 49 gram
dan panjang 113 mm.
Minggu ke-16
-
Bayi
telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi mll plasenta
-
Bayi
telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara
-
System
peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.
Minggu ke-17
Panjang 12 cm dan berat 100 gram,
bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang rambut, kening,
bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk.
Sidik jari sudah mulai terbentuk.
Minggu ke-18
-
Janin
sudah bisa mendengar
-
Bisa
terkejut bila mendengar suara keras
-
Mata
bayi berkembang
-
Panjangnya
sudah 14 cm dan beratnya 140 gram
-
Bayi
sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu
Minggu ke-19
Tubuh bayi diselimuti vernix
caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah
mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti
menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
Minggu 20 - 23
Beratnya mencapai 260 gram dan
panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernik, kulit bayi mulai membuat lapisan
dermis, epidermis dan subcutaneous. Kuku tumbuh pada minggu ini. Proses
penyempurnaan paru-paru dan sistem pernafasan. Pigmen kulit mulai
terlihat. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan
panjangnya 20 cm. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional, memiliki
kebiasaan “berolahraga” menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan
kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram.
Minggu 24 - 27
Paru-paru mulai mengambil oksigen
meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar
rahim, paru-paru bayi mulai mengasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara
tetap mengembang. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan
34-37 cm. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu
jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si
kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
TRIMESTER TIGA
Minggu 28
-
BB
1100 gram dan panjangnya 25 cm
-
Otak
bayi semakin berkembang dan meluas
-
Kepala
sudah mengarah ke bawah
-
Paru-parunya
belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, bayi kemungkinan
besar telah dapat bertahan hidup.
Minggu 29
-
BB
1100 gram dan panjangnya 25 cm
-
Otak
bayi semakin berkembang dan meluas
-
Kepala
sudah mengarah ke bawah
-
Paru-parunya
belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, bayi kemungkinan
besar telah dapat bertahan hidup.
Minggu 30 - 31
-
Lemak
dan berat badan bayi terus bertambah
-
Gerakannya
semakin terasa
-
Mata
bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai
belajar untuk membuka dan menutup matanya.
-
Bayi
sudah mulai memproduksi air mata
-
Berat
badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm
-
Perkembangan
fisik mulai melambat, namun perkembangan otak berkembang pesat
Minggu 32
-
Jari
tangan, kaki telah tumbuh sempurna
-
Bulu
mata, alis dan rambut di kepala semakin jelas
-
Berat
1800 gram dan panjang 29 cm
-
Sistem
pendengaran terbentuk sempurna
-
Kuku
dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna
-
Bayi
sudah mulai bisa bermimpi
Minggu 33
-
Otak
bayi semakin pesat berkembang
-
Sudah
mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah
bisa menelan.
-
Bayi
sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih didalam air.
-
Jika
bayinya laki-laki, testis sudah mulai turun dari perut menuju skrotum.
Minggu 34
-
Bayi
berada di pintu Rahim
-
Dapat
membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur
-
Sudah
mulai mengedipkan matanya
-
Berat
badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm
Minggu 35
-
Pendengaran
sudah berfungsi sempurna
-
Lemak
sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya
-
Sudah
semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda
-
Apabila
bayi laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna
-
BB
bayi 2300-2350 gram
-
Tinggi
sekitar 45-47 cm
Minggu 36
-
Lapisan
lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi
-
Ginjal
bayi sudah bekerja dengan baik
-
Liver
telah memproduksi kotoran
-
Paru-paru
bayi sudah bekerja baik
-
Berat
badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm
Minggu 37
-
Kepala
bayi turun ke ruang pelvik
-
Bentuk
bayi semakin membulat
-
Kulitnya
menjadi merah jambu
-
Kuku
terbentuk dengan sempurna
-
Bayi
sudah bisa melihat adanya cahaya diluar Rahim
-
Bayi
sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih
dilakukan di dalam air.
-
Berat
badan bayi diminggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm.
Minggu 38-40
Minggu
ke 38 hingga minggu 40: Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap
dilahirkan.
Fisiologi
janin
B.
Neonatus
Masa neonatus
adalah dapat dikatakan dengan singkat masa usia anak dari sejak lahir kedunia
sampai dengan 4 minggu (0-28 hari). Anak mengalami tumbuh dan berkembang tidak
hanya di mulai dari masa neonatus, namun sejak dalam kandungan. Oleh sebab itu
bayi baru lahir yang normal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·
Berat
badan 2500-3500 gram
·
Panjang
badan lahir 47 - 52 cm
·
Lingkar
dada 30 - 38 cm
·
Lingkar
kepala 33 - 35 cm
·
Denyut
jantung > 100 kali per menit
·
Pernafasan
pada menit pertama cepat 80 kali per menit, kemudian menurun kira-kira 40 kali
per menit
·
Kulit
merah, karena di bawah kulit terdapat lemak, vernik caseosa
·
Kuku-kuku
jari panjang
·
Pada
alat kelamin/genitalia bayi perempuan: labia mayora sudah menutupi labia minora
·
Pada
bayi laki-laki, testis sudah turun ke skrotum
·
Lanugo
sudah tidak terlihat lagi
Pada masa neonatus ini terbagi dalam dua
masa, yaitu antara lain:
Masa Portunate
Masa portunate pada bayi berlangsung
antara 15 - 30 menit pertama sejak bayi lahir sampai tali pusatnya
dipotong.Tindakan-tindakan atau bantuan yang diberikan pada bayi baru lahir
(BBL) antara lain:
1. Membersihkan muka bayi, daerah mata,
hidung dan mulut
2. Melaksanakan penilaian APGAR Skor
pada menit pertama dan menit kedua. APGAR Skor meliti A=Apperence (Warna
Kulit), Pulse = Denyut Jantung, Gremace (Kepekaan Refleks), A=Activity (Tonus
Otot-Keaktifan Bayi), R= Respiratory (Usaha Nafas-Pernafasan)
3. Membebaskan jalan nafas bayi dengan
cara: menghisap lendir, darah, air ketuban yang terhisap bayi.
4. Memotong tali pusat bayi yang
terhubung dengan ari-ari sehingga ibu dan bayi terpisah, mengikat dan merawat
tali pusat.
5. Membersihkan badan bayi dari segala
kotoran dengan menggunakan minyak, air hangat, sabun.
6. Membungkus badan bayi agar tidak
kedinginan.
7. Membawa bayi ke ibunya untuk
disusukan dan agar ibu lebih kenal lebih dini dengan bayinya.
8. Melaksanakan pengukuran
anthropometris bayi meliputi panjang badan, berat badan, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar lengan.
9. Melakukan pemeriksaan pada seluruh
tubuh bayi untuk mengetahui apakah bayi lahir dalam kondisi cacat/tidak yang
meliputi pemeriksaan pada; anus, sekitar kepala, anggota gerak dan anggota tubuh
lainnya.
10. Memberi dan memakaikan pakaian bayi
11. Memasang dan memberi identitas bayi
dan merawat mata dalam keadaan bersih, rapi dan terbungkus hangat bayi dibawa
ke ruang perawatan.
Masa Neonate
Masa
neonate berlangsung pada saat pengguntingan tali pusat, anak menjadi individu
yang terpisah dan "berdiri sendiri". Masa ini ditandai dengan
penyesuaian terhadap lingkungan baru. Menurut kriteria kesehatan penyesuaian
tercapai ditandai dengan terlepasnya tali pusat. Sedangkan menurut kriteria
psikologi, penyesuaian tercapai apabila telah mencapai kembali berat badan yang
berkurang setelah lahir dan mulai menampakkan tanda-tanda kemajuan perkembangan
dalam tingkah laku (masa plateu).
4
penyesuaian utama yang harus dilakukan sebelum anak dapat memperoleh kemajuan
perkembangan tingkah laku, yaitu:
1. Perubahan suhu dalam rahim ibu
dengan suhu lingkungan
2. Perubahan pernafasan, sebelum lahir
bayi bernafas dengan plasenta dan setelah lahir bernafas dengan paru-paru.
3. Menghisap dan menelan sebagai cara
untuk memperoleh makanan yang semula dari plasenta melalui tali pusat.
4. Cara pembuangan melalui organ-organ
sekresi yang mana sebelum lahir melalui plasenta dan tali pusat.
Keempat
proses penyesuaian tersebut terlihat dengan menurunnya berat badan fisiologis
selama minggu pertama. Hari pertama sampai dengan minggu kedua dari kelahiran,
berat badan bayi akan menurun karena bayi mulai kehilangan cairan melalui buang
air besar dan kecil, melalui keringat, uap air melalui pernafasan sedangkan
pemasukan tidak mencukupi, sebab pemasukan air susu ibu (ASI) masih kurang.
Turunnya
berat badan tersebut disebut penurunan berat badan fisiologis apabila penurunan
berat badan tersebut tidak boleh lebih dari 10 % dari berat badan lahir.
Pada masa
neonatus, bayi akan lebih banyak tidur dan untuk mempertahankan hidupnya
neontaus diperalati dengan beberapa kemampuan-kemampuan antara lain:
·
Insting
Insting
adalah suatu kemampuan yang telah ada sejak lahir, bersifat psikofisis
(mempunyai segi psikis dan fisik/jasmani) yang tujuan utamanya adalah
memberikan reaksi terhadap lingkungan dengan rangsangan yang khas dan terjadi
tanpa belajar. Misalanya: reaksi menyusui, kebutuhan akan rasa aman, insting
sosial yang memungkinkan anak berkomunikasi dengan lingkungan misalnya senyum bila
ibu mengajak bayi bicara.
·
Reflek
Refleks
adalah suatu gerakan yang terjadi secara otomatis/spontan tanpa disadari pada
bayi yang normal. Perkembangan motorik bayi diawali dengan reflek-reflek yang
sebagian sudah terjadi dalam kandungan. Reflek-reflek ini akan berkurang
sejalan dengan pertumbuhan usianya.
Macam-macam
reflek pada bayi antara lain:
-
Tonic
Neck reflek (reflek tonus leher)
-
Rooting
reflek (reflek menghisap)
-
Graps
reflek (reflek menggenggam)
-
Moro
reflek
-
Startle
reflek (reflek mengehntak)
-
Stapping
reflek
·
Kemampuan
untuk belajar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reproduksi adalah kemampuan makhluk
hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia
untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi.
Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara
generative atau seksual.
Kehamilan dimulai oleh fertilisasi sebuah sel telur oleh sebuah
sperma. Fertilisasi melibatkan masa getasi
(perkembangan embrionik dan janin) dan secara normal diakhiri dengan partus atau kelahiran bayi. Lama
kehamilan adalah 266 hari (38 minggu) dari waktu fertilisasi sampai waktu
kelahiran bayi. Karena wkt fertilisasi yang tepat biasanya tidak diketahui, maka
tanggal kelahiran biasanya dihitung dari awitan periode menstruasi terakhir.
3.2 Saran
Semoga makalah yang saya susun ini
dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit
tentang reproduksi yang dialami manusia, dan berbagai macam penyakit yang
bisa terjangkit pada sistem reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya,
bahasa dan lain sebagainnya.
Untuk itu saran dari pembaca yang
bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptannya makalah yang
baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada penmbaca. Pesan dari saya
mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak hal
yang belum anda ketahui. Dan jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna
melalui membaca akan membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula.
Jakarta: EGC.
Paterson, S., dkk.
1994. Sisnopsis Anatomi. Jakarta:
Hipokrates.
Platzer, W., dkk. 1996.
Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia. Jakarta:
EGC.
Syaifuddin.
2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk
Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Kedokteran EGC
Ross & Wilson. 1999. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta:
Kedokteran EGC
Syaifuddin. 2011. Fisiologi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta:
Salemba Merdeka.
Syaifuddin.
2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Kedokteran EGC.
_______.2010.
“Kelainan atau Gangguan Pada Sistem Reproduksi Laki-laki”. https://sebelasipasatoe.wordpress.com.
_______.2009. Fisiologi Janin dan Pernafasan Janin. http://d3kebidanan.blogspot.co.id.
_______.2013. Masa Neonaatus Anak dan Pertumbuhan. http://e-medis.blogspot.co.id.
iii
ok
BalasHapus